Tari memainkan ponselnya, entah mengapa padahal dia naik lift hanya dari lantai 4,namun rasanya sudah berjam-jam ia berada di dalam lift ini.
Suasananya benar-benar membuatnya canggung.
Berulang kali ia berusaha untuk setidaknya tidak berdiri tepat di samping Akmal yang sialnya adalah atasannya.
Macam-macam sedikit, bisa kena depakan dari perusahaan!
Alhasil, ponsel lah yang menjadikannya tak terlalu canggung, setidaknya ia memiliki aktivitas.
"Nay!"
Sebuah tepukan di bahu membuatnya menoleh ke belakang, terlebih ada yang menyebut namanya. "Ah iya?" ucapnya.
"Eh, Ryan?"
"Gue kira lo siapa. Kemana?"
Tari sedikit tersenyum, "Kafetaria"
"Bareng, ya! Udah lama kita nggak makan sama-sama"
"Boleh"
Ryan tersenyum semringah, pandangannya bergeser pada pria yang berdiri tepat di samping Tari, ia juga tersenyum saat pria itu menatapnya. "Selamat siang, pak. Sebuah kesenangan bagi saya karena bisa bertemu langsung dengan bapak"
Tari mengernyit, ia mengikuti arah tatapan Ryan. Eh, temannya itu sedang berbicara kepada Akmal!
"Siang" ucap Akmal dengan dingin.
Tak lama kemudian kembali terdengar dentaman lift, lalu pintu besi itu terbuka.
Buru-buru Akmal melangkah keluar, entah kenapa berlama-lama di dalam lift seperti ini menjadi terasa memuakkan.
Tari menghembuskan napas lega saat melihat Akmal sudah tiada, ia pun ikut berjalan keluar diikuti Ryan.
"Kenapa, sih? Lega banget kayaknya"
"Enggak. Pengap di dalam"
Ryan mengernyit, namun ia berusaha untuk tetap mengangguk. "Oh iya, Annisa mana?"
"Masih di tempatnya. Dia lagi puasa, jadi nggak ikut turun"
"Oh gitu"
Tari mengangguk.
Mereka ini memang sudah lama dekat, bukan hanya dengan Tari, namun Annisa juga. Jika dirinya bekerja di bagian keuangan, sedangkan Ryan berada di bagian kepegawain.
Ryan sudah bekerja di perusahaan ini lebih lama dibandingkan dirinya yang baru satu tahun.
Selama bekerja di sini pun, Ryan tak jarang membantu. Meski berada di bagian yang berbeda, namun nyatanya Ryan cukup menguasai hal-hal yang sedikitnya Tari tidak ketahui.
"Ryan?" ucap Tari setelah keduanya duduk dengan makanan pesanan mereka sudah berada di hadapan masing-masing.
"Ha?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderwall - Sebuah Usaha Membangun Rasa
General Fiction[ |2| Nuraga Series / Book 1*] Bagi Akmal, jatuh hati dan tergila-gila pada seorang wanita benar-benar tak pernah ada dalam kamus hidupnya. Untuk membuka hati pun rasanya sulit sekali dia lakukan. Hingga pada akhirnya seorang wanita asing yang tak...