40. Akhir semuanya

10K 391 13
                                    

Matahari bersinar begitu terik. Suara riuh kendaraan dapat didengar telinga itu. Tak hanya suara kendaraan. Didalam ruangan ini juga bergema suara Eriska. Ibu beranak dua itu mengeluarkan sumpah serapahnya dengan kesal saat mendengar cerita dari mulut Nabila. Ia yang memaksa Nabila bercerita. Dia pula yang kesal mendengar cerita Nabila.

"Gue kesel banget deh sama yang namanya, Halimah itu. Harusnya kan dia terima kalau Nuga itu sudah beristri." rutuknya.

"Udah lah, Ka. Semua sudah terjadi." Sahut Nabila.

"Ya enggak bisa gitu dong, Bil. Lo udah kehilangan anak lo. Ada ya manusia yang kayak gitu!"

"Udah, ka, udah. Enggak usah dibahas lagi lah. Tentang bayi gue, mungkin Allah belum ngasih kepercayaan sama gue dan suami. Lagian gue juga udah ikhlas kok."

"Ikhlas?" tanya Eriska. "Ya Allah, Bil. Semenjak lo nikah sama Nuga. Lo bener-bener berubah 100%. Kelewatan tabah banget tahu enggak. Udah nerima Mama tiri lo, udah ngizinin Nuga rawat wanita itu, dan sekarang, lo ikhlas banget kehilangan anak lo."

Nabila tersenyum dengan ucapan Eriska. "Anak itu hanya titipan dari Allah, Eriska. Semua yang ada didalam hidup kita itu adalah titipan. Jika Allah ingin mengambilnya, kita bisa apa. Mungkin dibalik semua ini ada sebuah hidayah. Mungkin Allah merindukan Gue berkeluh kesah kepada diri-Nya."

Eriska masih tidak percaya jika itu adalah Nabila. Ah, dia lupa siapa temannya ini. Sekarang Nabila adalah istri seorang Ustadz. Pasti banyak pengejaran yang telah Nuga terapkan didalam hidup Nabila.

"Lo masih mau disini?" tanya Nabila.

"Hm, gue sebentar lagi mau jemput Ken pulang sekolah. Gue tinggal enggak apa-apa kan, ya?" tanya Eriska.

"Iya enggak apa-apa. Paling suami gue bentar lagi juga kesini." jawab Nabila.

"Oke. Gue pergi dulu ya. Assalamualaikum, cantik. Cepat sembuh, ya." ucap Eriska berpamitan.

"Wa'alaikumsalam. Makasih udah dateng ya."

***

Nuga keluar dari kelas setelah bel istirahat untuk Shalat Dzuhur berbunyi. Secara berbarengan, Al juga keluar dari kelas samping. Ia melihat Nuga yang telah berjalan terlebih dahulu.

"Ga!!" panggilnya.

Nuga menoleh kearah Al. Dengan cekat, Al mendekat kearah Nuga.

"Wih, udah ngajar. Gimana Nabila, udah sehat?" tanya Al.

"Alhamdulillah, kondisinya sedikit membaik."jawab Nuga.

Mereka berdua melanjutkan perjalanan nya kembali. Al ingin memberitahukan sesuatu kepada Nuga. Ia sedikit ragu, jujur ia sedikit menyesal karena telah melakukan perbuatan itu.

"Ga, gue udah mengkhitbah Halimah." ucapnya dengan begitu cepat.

Nuga menghentikan langkahnya. Ia merasa aneh dengan ucapan Al tadi karena terlalu cepat. Ia menatap temannya yang sedang tertunduk itu.

"Kamu bilang apa? Kurang jelas aku dengernya. Coba ulang." pinta Nuga.

Al menarik nafasnya. "Gue udah mengkhitbah Halimah."

"Waw, surprise sekali ya. Kapan itu kejadiannya ?" tanya Nuga dengan tersenyum tak percaya.

"Dua hari yang lalu." jawabnya.

Kamu Pilihan AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang