5. Pergi tanpa pamit

10.7K 543 4
                                    

Jam masih menunjukkan angka sembilan pagi dan Nabila mulai bosan. Ia sudah selesai dengan dapur Ummi, membuat kue untuk camilaan keluarga ini. Rasanya seperti dia benar-benar sendiri ketika semua orang di rumah ini pergi ke madrasah. Memang ada televisi tapi menonton acara TV membuatnya semakin lama semakin bosan. Bisa dibilang Nabila sekarang berada di titik jenuhnya.

Ditengah kejenuhannya, terdengar suara mobil yang berhenti di depan halaman rumah ini. Nabila mengintip dari jendela, ada mobil yang berhenti di sana. Warna mobilnya juga sangat familiar, Nabila segera berjalan ke arah pintu untuk memastikan apa yang ada dipikirannya.

"Hai, Nabila," sapa seseorang yang membawa mobil itu.

"Om?"

***

Dia melihat barang yang di bawa pamannya itu. Ada kartu ATM, kunci mobil, dan juga ponsel baru disana. Disana ada juga beberapa perhiasan emas disana.

"Papa sama Mama kamu yang mengirim ini semua. Mereka minta maaf karena --- "

"Udahlah, Om. Udah biasa juga. Kerjaan mereka masing-masing kan?" Duga Nabila yang terbukti oleh anggukan kepala sebagai jawaban.

"Om juga enggak bisa lama-lama. Semoga semua barang ini bisa membantu kamu," ucap Om Nabila.

"Iya, Om. Makasih sebelumnya," ucap Nabila.

Ia mengantarkan pamannya ke luar dari rumah. Melambaikan tangan sebagai salam perpisahan keduanya. Nabila masuk ke dalam rumah. Ia mengambil semua barang yang dibawakan tadi. Tangannya langsung mengaktifkan ponsel yang baru di beli itu. Semua barang ini hilang karena malam itu dan Nabila sekarang lega karena semuanya kembali ke tangan ia.

Ia mengunduh beberapa aplikasi yang biasa ia gunakan di ponsel lama. Hingga pada saat aplikasi hijau itu telah diaktifkan, banyak sekali notifikasi dari sana. Wajahnya datar ketika melihat nama Syella dan Rio disana. Mereka berdua menunjukkan tanda khawatir seolah perhatian terhadap Nabila.

Muak, kesal dan bibirnya seolah ingin mencaci berbuatan keduanya. Tapi amarahnya redam ketika melihat nama Eriska disana. Sama seperti dua orang tadi, Eriska juga tampak khawatir dengan Nabila yang mendadak menghilang.

Eriska adalah teman SMAnya dan mereka masih memiliki hubungan yang baik sampai sekarang. Tiba-tiba saja keinginan untuk muncul itu datang. Ia berjalan mengambil kunci mobil dan berjalan keluar. Menutup pintu rumah dan masuk ke dalam mobil dia.

***

Nabila masuk ke dalam sebuah butik yang cukup ramai akan pengunjung. Sepertinya bulan ini adalah bulan pernikahan. Eriska desainer yang cukup terkenal disini. Koleksi baju nya juga lumayan banyak dan yang terbaiknya disini adalah kita bisa memesan jahitan sesuai dengan desain yang diinginkan.

"Berarti bajunya full Payet ya, Sist. Dadanya mau terbuka?"

Suara familiar itu menarik Nabila untuk me dekat.

"Iya, Kak. Biar terekpos dan kelihatan seksi," jawab kliennya.

Nabila berhenti dengan jarak 5 langkah dari tempat Eriska berdiri. Ia mengamati temannya yang sedang hamil delapan bulan itu.

"Oke, berarti nanti kita atur lagi ketemuannya kapan buat fitting bajunya, ya. Nanti kalau ada yang enggak cocok atau kurang nyaman --- " ucap Eriska yang terhenti ketika melihat sosok Nabila yang berdiri di dekat manakennya.

"Kita atur lagi, Della tolong," sambungnya.

"Baik, bu. Mari Kak saya antar," ucap pegawainya.

Usai klaen pergi, Eriska tidak bisa membendung rasa bahagianya. Dia berlari ke arah Nabila dan langsung memeluknya.

Kamu Pilihan AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang