30. sedih atau bahagia?

7.8K 436 12
                                    

'Anugrah yang terindah dalam hidupku adalah menikah denganmu dan Anugrah yang paling indah  adalah mendapatkan seorang anak dari dirimu'

***

Nabila POV

Kakiku menyusuri jalanan ini dengan langkah yang ngontai dan tatapan yang kosong. Lelah yang aku rasakan, mungkin karena aku sering menangis. Kepalaku juga terasa sedikit pusing akhir-akhir ini.

Kemarin, sidang perceraian antara Papa dan Mama selesai. Tiga bulan mereka berdua mengikuti persidangan itu dan pada akhirnya, secara resmi, Mama dan Papa sudah bercerai. Baik secara agama dan hukum.

Dan pada hari ini, ketika aku mau melihat Mama, keadaan rumah sepi. Hanya ada beberapa pelayan saja. Mama telah pergi ke Korea seperti ucapannya waktu itu. Tanpa berpamitan denganku, tanpa menungguku datang dan mengantarkannya ke bandara.

Hanya satu pesan yang ia titipkan kepada si Mbok, 'Mama tidak ingin melihat aku menangis lagi saat kepergiannya nanti.'

Aku menatap langit yang berwarna biru itu. Menikmati hembusan angin yang menerpa kulit wajahku.

Ya Allah, boleh kah aku mengeluh kepadamu?

Saat ini aku sangat lemah dan lelah
Ujian demi ujian selalu engkau turunkan kepadaku.

Ya Allah, aku tahu. Setiap ujian pasti ada jawaban. Dan engkau tidak akan pernah menguji seorang hambanya diluar kemampuannya.

Ya Allah, kuatlah aku dalam menerima setiap ujianmu.

Kuatkanlah ya Allah ...

Entah kenapa, kepalaku terasa pusing kembali. Semakin lama malah semakin pusing, pusing yang menjadi-jadi. Ada apa dengan diriku? Tubuhku sangat lemah, rasanya aku tidak sanggup menopang tubuhku sendiri. Penglihatanku mulai menggelap dan selanjutnya, hanya kunang-kunang hitam yang aku lihat.

Pesantren, pukul 13.00

Sepanjang perjalanan menuju ke rumah Ummi, Nuga dibisingkan dengan suara Al, yang dari tadi tidak pernah berhenti berbicara. Temannya itu meminta bantuan agar Nuga bisa mendampinginya melamar anak seorang Kiai yang ada dilingkungan  Tantenya.

"Lu temenin gua ya, Ga. Please, Ga. Ini jatuh cinta pada pandangan pertama." pinta Al.

"Mama sama Papa kamu kemana?" tanya Nuga.

"Mereka lagi ngadain bisnis besar-besaran di lombok," jawabnya. Al, langsung menghadang Nuga yang sedang berjalan disampingnya.

"Jadi, selama mereka pergi, Gue mau bawa lo sama Abi nemuin Pak kiai itu, ada Om gue juga sih, kan itu Kiai tinggal saru komplek sama Om tante gue. "

"Oke terus?" tanya Nuga.

"Nah, jadi rencananya tu gini. Kalau si Pak kiai bilang iya dan gadis cantik itu juga bilang iya. Gue tinggal nunggu nyokap bokap pulang, terus langsung gue nikahi anaknya," jawab Al dengan senyum khasnya.

"Udah tahu nama anak gadisnya Pak kiai itu?" tanya Nuga.

"Belom, kan dari awal  gue udah bilang. Ini tu, Cinta pada pandangan pertama. Gue cuma kenal sama Bapaknya," jawab Al.

Kamu Pilihan AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang