13. Cafe

8.8K 434 2
                                        

Pagi ini adalah awal baru bagi kehidupan Nabila. Ia yang semulanya tidak menyukai bisnis akhirnya membuka bisnisnya sendiri. Hari ini tokonya launching untuk pertama kali. Di depan toko terdapat beberapa papan bunga ucapan selamat atas dibukanya cafe itu. Ia menatap satu persatu papan bunga tersebut, ada ucapan dari pondok pesantren Al-fatah, dari Ummi dan Abi, dari teman-teman kuliahnya, dari Eriska dan suami dan dari Papa Mamanya.

Nabila sedikit terkejut melihat papan nama ini. Baru saja kemarin papanya ingin menampar dirinya dan sekarang ada papan ucapan. Oh, Nabila lupa. Mungkin ini adalah formalitas saja dari seorang pengusaha bernama Frans itu.

Ia pergi dari papan nama itu  menghampiri sang suami yang sedang membagikan brosur undangan di tepi jalan bersama para pegawainya.

"Silahkan mampir, Kak. Untuk hari pertama kita gratisnya mau pesen apapun sampai menu kita habis hari ini," ucap Nuga.

"Beneran gratis, Mas?" tanya pengunjung itu.

"Iya, untuk dihari pertama. Menu bisa pesan dari desert, makanan pembuka, makanan berat dan juga ringan. Minumannya juga kita ada banyak varian, kapan lagi kan dapat makan gratis sepuasnya," balas Nuga.

"Boleh bawa keluarga, Mas?"

"Memangnya enggak rugi?"

"Insyaa Allah enggak akan rugi. Kalau Mas sama Mbaknya datang ke acara launching saya nanti, saya akan kasih potongan 15% untuk kunjungan ke sini lagi. Minimal lima orang dalam jangka waktu satu bulan," ucap Nabila. 

"Yaudah, yank. Ayo kita masuk," ajak wanita pengunjung itu.

Nuga menatap istrinya yang begitu rama kepada pengunjung itu. Bahkan ia memberikan potongan harga kepada para pengunjung yang datang. Mungkin ini sebagian dari taktik Nabila untuk menarik pengunjungnya atau mungkin Nabila sedang bersedekah kepada orang-orang.

"Udah yuk, Mas. Langsung aja kita mulai peresmiannya. Nanti pengunjungnya pada laper lagi," guyon Nabila.

"Ayo," balas Nuga.

Nabila berdiri di depan pintu masuk, ditemani oleh Ummi dan juga Nuga.

"Terima kasih kepada para pengunjung dan keluarga yang telah hadir menemani saya untuk meresmikan cafe saya yang bernama Naga Cafe. Naga cafe sendiri singkatan dari nama saya dan suami tercinta yang diharapkan nantinya  cafe kami dapat dipenuhi dengan berkah atas cinta dan kasih sayang kami untuk para pengunjung yang datang ke sini. Jangan anggap cafe kami sebagai tempat istirahat sementara, tapi jadikanlah cafe kami ini sebagai sebuah rumah yang dapat membuat hati ingin kembali lagi dan lagi. Selamat menikmati makanan kami, jangan khawatir mengenai harga karena hari ini semuanya gratis. Terima Kasih, wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Nabila.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Riuh tepuk tangan bergema. Nabila memotong pita sebagai peresmian cafenya. Ia mempersilahkan para pengunjung untuk masuk, bahkan dirinya juga ikut memasak dan menghidangkan menu ke para pengunjung di sana. Tidak ada raut lelah yang Nabila tampak kan. Wajahnya sangat bahagia begitu pula dengan Nuga yang semangat membantu Nabila.

***

Nabila mengunci pintu cafe tepat pukul lima sore. Semua pegawai tampak lelah untuk hari ini begitupun dengan Nabila. Nuga menggandeng tangan sang istri untuk segera masuk ke dalam mobil.

Kamu Pilihan AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang