Hari-hari kulalui dengan bosan dan sepi aku baru pulang dari kantor dan aku merogoh kunci di saku celana sebelum kumasukkan ke lubang kunci aku mendadak teringat mba shania secara otomatis aku mengetuk pintunya, yang memang bersebelahan dengan apartemenku setelah mengetuk aku baru sadar, kalau ini jam 11 malam dan aku mungkin membangunkan orang dari tidurnya. Menggigit bibirku sendiri, aku lantas mundur dan memasukkan kunciku ke lubang kunci. " eh kamu...." pintu unit Mbak shania terbuka "mbak.." dia terlihat masih segar, dengan menggunakan celana pendek dan tank top. "Ah iya... gimana anak mbak kemaren?" tanyaku. "Sekarang udah mendingan kok, besok bisa sekolah lagi kayaknya" jawabnya dengan senyum. "Bagus deh maaf ya mbak ngetok malem-malem" ucap ku dengan tampang polos , "gak papa kok, jam berapapun boleh ngetok kalo gak dibukain resiko berarti hehehe" aku pun berpamitan dan langsung masuk ke unitku dan lagi-lagi ku temukan boby tertidur di depan TV , Aku hanya menggelengkan kepala dan mematikan TV lantas melempar badanku ke kasur tanpa mengganti baju dan langsung terlelap.
Seminggu telah kulalui dengan bosan waktu berjalan begitu lambat di kepalaku dan hari ini kedatangan anak-anak baru di kantor aku lemas membayangkannya rasanya tidak siap untuk menerima orang baru dalam kepalaku dan menuntunnya dalam pekerjaan kantor. " anak baru datang jam 10 gue rada telat si bungsu ada acara di sekolahan" begitu pesan singkat dari mbak melody dan aku dengan gontai masuk ke lift sebelum masuk lift tangan mbak shania menahan lift "tunggu ,bareng ya turunnya"
"Mau kemana mbak?" tanyaku membuka pembicaraan "Cuma mau belanja dikit, sambil jemput anak" jawabnya . aku sebenarnya agak penasaran dengan ceritanya dia seperti tidak kerja, hanya di apartemen saja bagaimana dia membiayai anaknya? apakah mantan suaminya? Gumamku dalam kepala sambil memperhatikannya , tak sengaja mata kami bertemu Bertatapan agak lama "Kenapa?" tanya mbak Shania dengan senyumnya. "eh? enggak kok mbak...." jawabku sekenanya " aku mendadak malu telah melihatnya cukup lekat di lift itu "makanya cari cewek, biar biasa ngeliat cewek kamu..." muka mbak shania terlihat memerah aku hanya menelan ludah, sambil berusaha membuang pandangan tapi aku malah memperhatikan badannya yang tampak begitu kencang dan mendadak aku membayangkan jika aku menyentuh kulitnya yang halus tubuhnya tampak begitu sempurna, dan tak terasa lift pun telah sampai ke lantai yang kami tuju. "Duluan ya.." aku segera berpisah dengan mbak shania.Di mobil pikiranku tidak bisa bergerak dari mbak shania apakah ini karena aku sudah lama tidak berbincang-bincang dengan wanita yang cantik? veranda di kantorku pun cantik, tapi aku sudah lama tidak merasakan ketidakfokusan seperti ini ah sudahlah, pikirku tidak penting kupikirkan lebih baik aku memikirkan anak-anak baru di kantor sambil menghela nafas di dalam mobil memperhatikan kemacetan jakarta dan segala tetek bengek metropolitannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard
Любовные романыTentang aku bajingan yang beruntung Mengambil cerita dari sudut pandang orang pertama "aku" adalah vino pria patah hati yang selalu teringat akan kisah lalu nya . Vino X Shania Vino X Veranda Vino X Anin Vino X Shani Vino X gracia