part 13

662 23 4
                                    

Sudah sebulan berlalu sejak kejadian di rumah Sakit itu ,hubunganku dan anin masih tetap seperti biasa. ada yang berubah memang, tapi hanya aku yang berubah. aaku berusaha keras untuk tidak menunjukkannya ke orang-orang terutama pada anin. kesepian dan kekosongan itu kembali lagi, tatapan kosongku ke sudut ruangan dan kehampaan itu terasa memenuhi hatiku. aku berusaha untuk mengisi itu semua dengan anin.sekuat tenaga aku berusaha untuk memutar semua memori indahku bersamanya di kepala untuk mengganti kekosongan yang selalu timbul oleh gracia.

Aku melihat anin yang ada di dalam pelukanku, tubuh mungil telanjangnya meringkuk di dalam naunganku. Perempuan yang manis dan innocent, yang sedang berusaha untuk menjadi pacar terbaik di dunia.

Ingatanku berputar ke empat jam sebelumnya. Kami saling bernafsu melucuti pakaian kami sebegitunya masuk kedalam kamar, aku berusaha memaksimalkan waktu kami berdua untuk membuat momen-momen untuk mengisi ingatanku. anintampak menyukai usahaku kami bergumul telanjang berdua di dalam selimu saling berciuman penuh nafsu, saling meraba dalam pelukan yang mesra.

"Aku seneng kamu udah sembuh" bisik anin kepadaku dalam pelukanku. Aku sedang sibuk menciumi buah dadanya, tidak fokus pada ucapannya.

Kakinya melingkari pinggangku dengan manis ,tangannya memainkan rambutku. ekspresi mukanya kegelian karena permainan bibir dan lidahku di buah dadanya yang mungil, dia begitu bersemangat menerima seluruh gerakanku. badannya yang mungil dan halus begitu responsif dengan semua rangsangan. dia begitu menikmati malam ini. Suatu kenikmatan luar biasa yang aku dapatkan, sebenarnya.

--

Aku bangkit dan duduk di tempat tidurku,jam 7 pagi. Kenapa waktu berlangsung begitu cepat?anin
beringsut, ikut bangkit dan memelukku dari belakang. dia mencium pipiku lembut.
"Aku pengen tiap hari bisa kayak gini sama kamu..." bisiknya. Aku tersenyum tipis. Kepalaku kosong.

"Aku mau mandi" bisikku pelan.
"Libur gini pagi-pagi banget mandinya?" balasnya nakal. Aku hanya tersenyum, bangkit menuju kamar mandi.


------------

"Minggu depan ya men, di cafenya Mario deket kantor loh, jangan gak dateng" bunyi pesan dari boby yang kubaca di hapeku, sore itu aku sedang duduk di teras kantor seperti biasadan tak terasa umur hubunganku dengan anin sudah masuk ke bulan ke 6.

"Bengong mulu lo" veranda mengagetkanku.
"Bengong apaan"
"Kaya dulu lagi dong lo"
"...." aku tak menjawab.
"Minggu depan anak angkatan lo reuni ya?"
"Iya"
"Tempatnya mario?" tanyanya
"Iya"
"Ikut dong"
"Ngapain?" tanyaku balik
"Lucu aja liat angkatan lo ,apalagi yang cowok-cowok. kalo ada gue suka jadi heboh ga puguh" canda veranda.
"Aneh" komentarku
Veranda hanya tertawa kecil lalu duduk di sebelahku. Kurasakan ada sesuatu yang ingin dia bahas, tapi takut untuk disampaikan.

"Lo gapapa dateng ke reuni itu?" tanyanya
"Kenapa emang?" tanyaku datar
"Ntar ada yang nanya-nanya, itu kan alasan lo ga pernah dateng reuni angkatan lo" sambung veranda panjang.
"Tau dari mana alasan gue kaya gitu?" tanyaku menyelidik.
"Nebak" aku hanya menghela nafas panjang mendengarnya.
"Gue sama anin kok datengnya" jelasku.
"Bagus deh" veranda menepuk bahuku, tanda menguatkanku.

-----

Cafe itu ditutup untuk sore ke malam itu, akhirnya aku mampu bertatapan dengan mereka lagi, setelah tahun kemarin aku tidak datang. bentuk mereka tak banyak berubah dari terakhir aku bertemu beberapa dari mereka saat aku masih bersama gracia dan beberapa dari mereka membawa anak, yang tentunya sudah jauh lebih besar dari terakhir aku melihatnya. Lucu melihat mereka, teman kuliahku membotak dan membuncit. Musik 2000an awal terdengar indah di telingaku, Seorang temanku yang masih aktif di scene musik indie bertindak sebagai hiburan kami,ndah sekaligus memorial.

BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang