Part 22

563 23 10
                                    

Aku terbangun dan mendapati tubuh dey yang telanjang tidur di sebelahku , banyak veranda mana? Aku memeriksa handphoneku sudah pukul 3 pagi.

"Gue tidur diatas ya fuckboy..." pesan singkat dari veranda

Gila

Di kepalaku masih terbayang bayangan dey dan veranda yang berciuman dengan sperma membasahi muka dan dada mereka. aku berusaha bangkit tapi dey mendadak memegang tanganku.

"Where are you going?" bisiknya tanpa membuka mata.
"Outside... Smoking..." balasku.
"Come here..." dia menarik lemah diriku, dengan sisa tenaganya.

Dia berusaha memelukku hangat dan aku menyerah, aku berpelukan sangat erat dengan dey.

"Last night was crazy" bisiknya.

---------

Hari ini semua menyebar, akhirnya immanuel dan dey mendapatkan mobil ganti mereka. Sehingga mereka dapat melanjutkan rencana mereka liburan, jadi mereka sudah pasti tidak ikut kami. boby, entah kemana dia. Jadi yang dimaksud dengan "kami" hari ini adalah aku dan veranda,kami berdua sedang di dalam mobil menuju GWK.

"Geblek ya semalem...." celetuk veranda
"Iya" senyumku
"Asik deh, lo jadi ceria lagi gitu..."
"Masa?"
"Makanya... Untung jadi ikut kesini kan??" senyum veranda
"Jadi udah ga mikirin Immanuel lagi?"
"Siapa tuh..." tawa veranda

"Btw pas lo bete seharian kemaren itu gw seharian ngobrol banyak sama dey..." lanjutku
"Soal?"
"Banyak... Salah satunya anin"
"Oh ya?"
"Iya"
"Bagian apanya soal anin?"
"Soal sikap dia yang jadi over setelah kejadian di RS"
"Kok bisa cerita ke dey"
"Dia yang ngebongkar gue"
"Lah emangnya dia psikolog"
"Baru lulus memang..."
"Wow... Kebetulan banget ya..."
"Dan tadi dia bilang untuk lanjutin ngobrol..."
"Gue musti makasih banyak ama dia nih" senyum veranda

"Makan dulu ya sebelom ke GWK..." ajak veranda
"Jangan yang mahal2 dong..."
"Bodo" seru veranda sambil meledek

-------------

"Jadi gak sabar balik Jakarta" veranda membuka percakapan.
"Ngapain?
"Lo harusnya dah bisa tegas ama anin entar dan siapa tau gracia bisa ilang dari kepala lo" aku hanya tersenyum kecut. "
"Dan gue udah janjian ama devan"
"Gila" balasku
"Kan gue beliin oleh-oleh, kudu ketemuan dong..."
"Itu namanya ngumpanin ve..."
"Itu bedanya orang pinter sama bukan kalo mau deketin cowok" balasnya.

Pelayan mendadak menaruh sepasang minuman di meja kami.

"Eh kita gak pesen ini deh" seru veranda
"Oh iya, itu free cocktail buat couple, ada tulisannya di depan" jawab pelayan.
"Yaudah ambil lagi aj...." 
"Makasih ya..." veranda memotong ucapanku sambil memegang tanganku.

Setelah pelayan itu berlalu, aku protes.

"Apaan sih ve "
"Gapapa kali" jawabnya.
"Gapapa apaan..."
"Kali ini pura2 jadi couple kan gue belom pernah pacaran sama lo itung itung test drive" seringai veranda
"Terserah"
"Asik"

GWK

Perempuan cantik itu ada di sisiku. Dengan kemeja flanel, tank top dan hot pants jeansnya. Dengan straw hat dan kacamata hitamnya. Rambut hitam legam yang acak-acakan. Veranda.

"Kesitu yuk"

Kami berjalan jalan di komplek GWK layaknya kekasih. Bergandengan, dengan kemanjaan veranda yang sangat terlihat dimataku. Terbayang ucapan ucapannya dulu.

BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang