Dengan gusar aku menyetir ke apartemen, agak mengebut. Gila. masih terbayang jelas adegan tadi, saat anin berusaha menggodaku. dia terlihat begitu nekat dan penuh harap. Kata-kata itu masih terngiang-ngiang di kepalaku.
"Please....."
"Gila kamu ya" jawabku tanpa berusaha marah.
"Gak ada yang bisa liat kita disini"
"Kita gaj bisa kaya gini, pake bajunya lagi" tegasku , anin masih menatapku penuh harap.Aku lantas langsung bangkit dan memasukkan laptopku ke dalam tas tanpa sempat mematikannya. aku jalan keluar dengan agak buru-buru. Aku bahkan tak berani melihat dia dari sudut mataku.
Aku tak pernah berpikir dia akan senekat itu,aku tahu dia masih tidak rela hubungan kami berakhir, tapi tindakan seperti tadi, jika kuladeni, hanya akan melukai kami berdua lebih dalam lagi.
------------------------------
"Gila" komentar veranda
"Ya kan" Aku menceritakan kejadian kemarin malam pada veranda sambil makan siang.
"Hebat dia..."
"Kok kaya gitu lo bilang hebat?"
"Berani banget si anin... Lo apain aja sebelomnya sampe kaya gitu?" Vetanda tampak takjub mendengaVeranda ,aku malah menggerutu."Hai guys" boby mendadak datang ke meja makan
"Loh" aku bingung
"Lah kirain lo tau ada gue" bingung boby
"Kagak"
"Nah karena lo semua udah dateng, kita mesti ngobrolin Bali lebih lanjut" veranda tampak bersemangat.
"Ya ampun ve pake sok surprise boby dateng kesini segala" keluhku.
"Heboh amat ngajakin rapat cuma buat ke Bali" sinis bobyTapi toh dia datang juga, karena memang dimanapun veranda meminta dia datang, boby pasti mau datang.
"Hari kerja lagi..." Keluhku
"Ini hari libur gue" senyum boby"Jadi gue udah berhasil minta izin ke om gue buat pake Villanya"
"Jadi kemaren itu belom ijin?" kagetku.
"Diem dulu, nah buat kamar di atas yang tidur disana gue ama calon pasangan gue" jelasnya.
"Calon pasangan lo?" bingung boby
"Gue bilang diem dulu ,nah dibawah ada empat kan, atur sendiri lah kalian berdua gimananya, mau sekamar juga boleh. Ntar ada mobil nganggur disana, katanya pake aja, jangan lupa bensinin. Sayangnya cuma ada satpam, tapi ga ada pembantu...... Terus anu apa ya...... Nah jangan berisik soalnya villanya kan kayak di townhouse gitu, dan tempat parkirnya komunal""Jangan bilang lo udah manggil boby macet-macet cuma buat ngomong gini doang ve" kesalku.
"Gapapa kok men" jawab boby dengan muka penuh harap melihat veranda"Terus, tiket tar kalian transfer ke gue kan, udah gue talangin dulu" ujarnya
"Ya ampun terus apa lagi" aku kesal mendengarnya.
"Kalian mesti jadi wingman gue" Mukanya sumringah aneh.
"Wingman?" heran kami berdua.
"Gue harus dapet cowok bule mudah mudahan muslim juga biar ga ribet kalo dia pengen nikah sama gue." Aku menepuk jidatku."Gak penting sumpah" kesalku.
"Siap bu" boby berseru. Aku tahu dia hanya ingin melihat veranda tersenyum.----------------
Aku kembali ada di mobil bersama anin kami habis rapat, rapat yang harusnya bisa ia lakukan sendiri. aku bingung, kenapa dia menggunakan pekerjaan sebagai senjatanya. sudah dua kali sebelumnya, waktu rapat yang minggu lalu, dan beberapa hari lalu ketika asistensi malam-malam. mataku berusaha terus melekat ke jalanan.
"Sekarang langsung pulang apa ke kantor?" tanyaku.
"Kantor"
"Bukannya udah malem?"
"Devan mau jemput aku, soalnya mau ngobrol ama Papa, sekalian pada makan di luar" jawabnya tanpa ekspresi.
"Oh" responku pendek.
"Kamu mau ikut?" tawarnya dengan aneh
"Enggak"
"Kenapa?"
"Ngapain aku sok-sok ada disana?"
"Karena aku pengen"
"Udah lah anin.... Kita udah bukan siapa-siapa lagi"
"Atau kamu anterin aku aja ke restorannya" jawabnya tanpa menghiraukan argumenku.
"Stop... Kalau kamu kayak gini terus, kita berdua bisa gak move on"
"Kamu gak pernah move on dari gracia....." aku menelan ludah mendengarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/212719622-288-k17825.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard
RomanceTentang aku bajingan yang beruntung Mengambil cerita dari sudut pandang orang pertama "aku" adalah vino pria patah hati yang selalu teringat akan kisah lalu nya . Vino X Shania Vino X Veranda Vino X Anin Vino X Shani Vino X gracia