"anin" Katanya mengulurkan tangannya, disertai dengan senyumnya yang manis "lucu juga panggilannya gitu" celetuk mbak melody , Anindita Rahma Cahyadi Panggilannya anin Cara yang unik memotong nama " oke, jadi anin di timnya vino, frans di timnya veranda ya" perintah mbak melody ke kami setelah membicarakan soal peraturan kantor, uang makan, dan lain-lainnya. Aku kembali ke ruangan timku dengan membawa anin "Guys kenalin, ini karyawan baru kita" setelah memperkenalkannya dengan semua anggota tim yang isinya hanya empat orang termasuk aku, aku menjelaskan dengan rinci tentang beberapa project yang akan dan sedang kami tangani setelah selesai, aku kembali ke mejaku dan mulai mengutak-atik pekerjaan sekilas aku melihat anin dengan tubuhnya yang mungil dan kulitnya yang bersih lucu banget, pikirku. Terlalu muda tapi umurnya 22, baru lulus kuliah dengan segala kepolosannya aku menghela nafas dalam, membenamkan diriku ke kursiku memakai headphone dan menyetel playlist di komputerku "Jangan pikirkan perempuan" begitu kata di dalam kepalaku, setelah aku memikirkan kembali waktu seminggu ini Perjumpaan dengan mbak shania dan anin telah membuat semangatku sedikit bangun semangat yang kumatikan kembali walau ia baru muncul.
Tak terasa jam makan siang pun telah datang "Oi! Makan di luar yuk! Ajakin anak baru" Teriak veranda ke dalam ruanganku. "Iya Jawabku pelan sambil memasukkan handphone dan rokok ke saku celanaku "anin ikut yuk" "Iya mas" jawabnya dengan senyum aku membanting diriku ke kursi penumpang mobil veranda "Surem amat sih lo" komentarnya
"Biarin" jawabku ,dia salah satu orang yang sepertinya ingin selalu menyemangatiku sejak kejadian pernikahan yang gagal itu, tapi sampai sekarang belum berhasil dan malah jadi berubah sok galak dengan maksud bercanda kepadaku dan bagaimanapun aku selalu cuek. veranda memakai kacamata hitamnya kontras dengan kulitnya yang putih. "Itu anak barunya?" tanyanya kepadaku. "Hooh" jawabku sambil mengecek notifikasi di sosial media "Dingin amat lu, lucu ya anaknya, sikat aja buat gantiin mantan lo" komentarnya dingin "Berisik" jawabku sambil terus melihat ke layar handphoneku "Yang cowok gak ikut?" tanyaku. "Bawa bekel dari rumah kocak yak" jawab veranda sambil melihat ke luar memerhatikan anin yang berjalan dengan imutnya."numpang ya mbak.." sapa anin setelah masuk ke kursi belakang daan mobil pun berjalan aku melihat ke arah veranda yang berusaha membuat gesture di mukanya, menyuruhku untuk membuka percakapan dengan anin dan aku memasang muka kesal. Veranda dua tahun lebih muda daripada aku di usia 20-an akhirnya, seorang perempuan keturunan tionghoa dengan muka judes dan tajam membuat lelaki terpesona kepadanya dan takut untuk make a move tak heran dia jarang sekali pacaran, walau kegiatannya yang rajin fitness dan yoga membuatnya suka didekati oleh cowok di tempat tersebut dan rata-rata juga mundur karena kejudesanny tapi dia sering tidak peduli dengan itu, walau kadang dia suka merajuk di hadapanku meminta dicarikan pacar atau dengan bercanda minta dipacari.
" lo punya kakak cowok gak anin?" tanya veranda
"Gak punya.." dia membalas dengan muka heran
"Kali kalo punya kakak cowok ganteng boleh dikenalin ke gue satu" balas veranda lagi dengan muka senyum sinis muka khas veranda dan anin tertawa kecil."gimana hari ini di kantor?" tanyaku membuka percakapan dengan kaku
"Belum tau mau jawab apa Mas hehe" jawabnya dengan muka manis "Baru setengah hari juga" lanjutnya
"Tapi udah ngerti ya konsep design yang gue jelasin tadi, coba lo kembangin dari situ bikin beberapa alternatif buat gue review dalam seminggu ke depan" pekerjaan hal yang sangat kukuasai "Bosen gila ngomongin kerjaan" sela veranda
"Ngomongin apa kek, pacar, film, hantu, kerjaan mulu" lanjutnya sinis ,anin tersenyum kecil dengan muka agak tidak enak.
"Kita kan sekantor, masa ga ngomongin kerjaan" jawabku tidak kalah sinisnya
"gak kebayang gue bulan depan ke Singapore ama lo, bisa bosen abis gue dengerin lo ngomongin kerjaan mulu" lanjut veranda
"haha" tawaku singkat
"ke singapore ngapain mas?" tanya anin dengan suara manisnya
"Kerjaan Buat branding hotel baru di sana". jawabku.
"Dua tim yang ngerjain Mas?"
"Kerjaan gede sih semua kita kerjain, mulai dari signage ampe kop suratnya" aku menjawab sambil melirik ke belakang dan tanpa sadar kami sudah sampai ke tempat yang dituju.Percakapan makan siang berlalu begitu saja, tidak ada yang menarik dari obrolan tersebut yang kutangkap adalah judes-judes usilnya veranda dan polos serta innocent nya anin Sekilas aku melirik ke arah veranda perempuan yang sangat cantik memang, dan banyak orang yang menyarankanku untuk memulai hubungan yang lebih daripada sekedar teman dengannya tapi buatku, dia tak lebih dari teman membawanya ke jenjang selanjutnya akan sulit, kalau putus, hubungan bisa hancur Kalau terus, memangnya kami bisa nikah? Perbedaan status agama denganku akan membuat hidup ini makin rumit saja dan entah mengapa, aku dengan tidak sabar melihat jam di tanganku Masih jam 1, dan aku benci hari senin Masih ada 4 hari lagi sebelum aku bisa menghabiskan kesepianku sendiri di apartemen mengingat pekerjaan boby banyak membutuhkannya beraktivitas di akhir minggu.
Seminggu kulalui dengan sepi kembali Di kantor, anin sudah mulai bisa lumayan nyambung dengan timku dan ternyata memiliki pegawai perempuan menarik juga, kepolosan dan keluguannya telah menjadi lem di dalam timku beberapa karyawan lelaki kulihat jadi lebih agak rajin dan lebih memperhatikan penampilan mereka, serta bersikap lebih manis di depan anin, di mana sebelumnya mungkin mereka bersikap lebih asal-asalan karena tidak ada pegawai perempuan dalam tim dan veranda jadi agak rajin main ke ruangan timku karena ada "mainan" baru untuk dia, yaitu anin. Sifat anin yang mudah bersahabat serta sikap polosnya membuat orang-orang tertarik untuk lebih mengenal dia Sayang sekali bagi Frans , setidaknya itu yang aku pikirkan karna seluruh lampu perhatian di kantor ini tertuju pada anin, padahal karyawan barunya ada dua hahaha dan untuk suasana di apartemen, mbak shania jadi lebih sering bertemu denganku, dan makin hari pembicaraan di lift kurasa makin ngalor ngidul, dan perasaan tidak konsen pada saat di lift itu belum hilang sedangkan boby? masih tetap sibuk di depan laptopnya bekerja, atau ada di depan TV tertidur atau pulang setengah mabuk dari party atau apapun. "bro, hari ini ampe Selasa gue ga pulang Syuting di Jogja" begitu pesan di Whatsapp dari boby yang kubaca mendadak oke, jadi aku bisa istirahat Jumat ini sampai minggu tanpa ada siapapun di unit apartemen sembari aku bisa mengerjakan kerjaan sampingan, dan tidur seharian semauku.
"Langsung pulang Mas?" sapa manis anin menghamburkan bayanganku soal weekendku yang perfect. "ah.. iya" jawabku pelan.
"gak ikut? aku u sama mba veranda dan anak-anak mau nonton bareng" membayangkannya saja sudah malas. "ada yang mesti gue kerjain di rumah." jawabku
"Eh! Ikut yuk! Udah lama lo ga keluar main ama gue!" mendadak muka veranda nongol di ruanganku, menatap tajam ke arahku, seakan ingin memakan jantungku yang sepertinya lemah ini "Gak mau. ada urusan" sinisku ke arah veranda "Have fun sekali-kali dong... ah.." timpal veranda malas dan anin hanya nyengir saja melihat pertengkaran bercanda kami berdua "Have fun gue ama lo beda kali" jawabku sambil memasukkan laptopku ke dalam tas "Udah ya, mau pulang gue dan anin ati-ati ama nenek sihir sialan satu ini" aku berjalan sembari menunjuk ke arah dahi veranda , Dia hanya melihat langkahku dengan ketus tak berusaha menahanku.Kulalui macet dengan pelan dengan sabar dengan penuh penghayatan bahwa weekend ini aku akan mendapatkan kedamaian , Kedamaian ala aku tentunyu dengan tidak sabar aku menuju tempat parkir, untuk kemudian bergegas masuk ke dalam lift Tak sabar aku merogoh kantong celanaku dan terburu-buru membuka pintu unit apartemenku Kosong Sesuai dengan seperti yang kuharapkan Aku mengunci pintu dengan tidak sabar, lalu mulai bergegas untuk mandi. Malam itu kurasa nikmat sekali air panas mengalir di badanku, aku selalu suka suara air jatuh dari shower beradu dengan suara ramainya lalu lintas di luar sana memberikanku sedikit ketenangan sehabis hari-hari sibuk dan membosankan Tak sadar berapa lama aku di dalam shower, setelah selesai mandi aku menyalakan komputer untuk mulai menenggelamkan diri di pekerjaan luar kantorku ataupun hanya sekedar melihat-lihat keramaian dunia maya.
"Tok tok tok "
Maaf membuat mbak bidadari sedikit liar
![](https://img.wattpad.com/cover/212719622-288-k17825.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard
Любовные романыTentang aku bajingan yang beruntung Mengambil cerita dari sudut pandang orang pertama "aku" adalah vino pria patah hati yang selalu teringat akan kisah lalu nya . Vino X Shania Vino X Veranda Vino X Anin Vino X Shani Vino X gracia