Aku bangun dengan perasaan nyaman, matahari pagi menerpa mukaku saat kubuka tendaku, dan mendapati veranda dan boby yang sedang mengobrol di depan tungku barbeque. Wajah mereka berdua sumringah, menandakan suasana baik datang hari ini briel dan shani mungkin masih tidur. Devan entah kemana.
"Devan mana?" tanyaku sambil bergegas membuat kopi.
"Masih bobo..." jawab veranda
"Kok muka lu gitu?" tanyaku.
"Iya dong"
"Ah udah tau gue ada apa semalem, lo gak usah cerita ya ve...." veranda hanya berseri-seri.
"Shani masih tidur?" tanya shani santai sambil duduk di kursi taman, menyeruput kopi instan di tengah pagi yang dingin.
"Masih kayanya"
"Sayang kalian beda tenda ya...." celetuk veranda Aku hanya meringis, membayangkan adegan gila semalam."Udah dua tahunan sejak lo galau" lanjut veranda
"Hoi ve" sela boby dengan pop mienya.
"Gapapa, gue udah banyak berubah sekarang" senyumku hangat."Udah bisa dibilang sejak kita ke bali akhir taun kemaren, kepala gue plong, gue emang gak bisa lupa soal hal-hal enak di masa lalu, cuman gue pengen moving forward, mending gue moving forward ke arah yang gue nyaman. Percuma juga kalo gue berusaha lupain sampe kaya orang bego jaman dulu, sampe ngelukain orang juga.... Dan gue gak akan gitu lagi, supaya gak ngelukain orang lain yang gue sayang sekarang..." mataku melirik ke arah tenda Shani dan briel.
Aku mendekat ke mereka melakukan toast, dengan dua gelas kopi dan satu cup pop mie. Siapapun yang mewarnai hatiku, mereka berdua selalu ada bersamaku.
"Tapi makin kesini makin siang aja ngantor lo" tawa veranda
"ah yang penting kerjaan beres" balasku sambil menatap rokok yang akan kubakar.
"Jangan kebablasan tapi, inget lo belom jadi suami siapa-siapa"
"Iya ve"----------------------------------------
"Selfie buat kirim ke siapa?" tanya shani, heran karena aku mengajaknya selfie berdua, dan dia bertanya untuk apa.
"Buat ke temen gue"
"Oh yang orang us itu ya?"
"Iya" jawabku pelan.Aku lantas berpindah ke media sosial
"Your girl's so cute!" pesan dari dey mengomentari foto yang kami kirim.
"Thanks" jawabku ringan.Sebelumnya obrolan kami berdua seputar kepusingannya, karena dia lanjut mengambil clinical studies, supaya dia dapat praktek sebagai psikolog profesional. Dan banyak pernyataan dia yang mengajakku dan teman-temanku untuk mengunjungi Ann Arbor, tempat dia tinggal sekaligus kuliah di Michigan. Mungkin suatu hari nanti, karena biayanya tentu sangat besar.
"Oo... dia minta dikunjungin kesana?" selidik shani sambil melihat laman medsosku.
"Iya"
"Ayo" seru shani
"Haha... ga ada duit sebanyak itu..." senyumku.Shani hanya menjulurkan lidahnya sambil berlalu mengangkut barang-barang kembali ke mobil.
-----------------
Dua tahun sudah berlalu sejak kejadian itu sejak berpisahnya aku dan gracia . Baru kali ini lagi kurasakan hatiku penuh. Penuh karena aku bisa melewati halangan terberat sejauh ini dengan shani Penuh karena boby benar-benar teman sejatiku.
"Hei, gak ngantuk?" celetuk shani dengan mata setengah terbuka.
"Lumayan sih, abis curang kalian pada tidur kayak gitu"
"Mau disetelin lagu?"
"Jangan, ntar belakang pada bangun"
"Hehe... Eh berarti malem ini gak ke tempat gue kan?" bisiknya pelan.
"Iya..." balasku sambil melirik ke arah briel
"Yah...." cemberut shani.Mukanya ditekuk dengan ekspresi kekanak kanakan. Aku hanya tersenyum sambil menepuk kepalanya.
"Coba kita gak ada batasan lagi...." sedihnya.
"Itu nikah namanya...."

KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard
RomansaTentang aku bajingan yang beruntung Mengambil cerita dari sudut pandang orang pertama "aku" adalah vino pria patah hati yang selalu teringat akan kisah lalu nya . Vino X Shania Vino X Veranda Vino X Anin Vino X Shani Vino X gracia