"ughhh...."
mataku silau, terlalu banyak cahaya masuk saat kubuka mataku . anin masih terlelap di pelukanku, masih dengan pakaian dalamnya. aku melepaskan pelukanku dengan buru-buru dan bangkit menuju kamar mandi, aku mencuci muka dengan air dingin dan segera buang air, kepalaku sakit sekali.Tadi malam tidak terjadi apa-apa,kami hanya tidur berdua, berpelukan, tanpa suara, tanpa gerakan. semua ini gara-gara pengaruh alkohol di dalam darah kami lemas dan lunglai semalaman. aku berkaca, menatap diriku, yang setelah selama ini, setelah perjalanan panjangku dengan gracia, mungkin akan mencoba untuk melangkah maju Ini bukan mbak shania atau veranda Ini anin ,dia tampaknya begitu fragile, lembut, dan manis.
Tidak ada salahnya untuk mencoba menyayanginya.
Aku kembali ke kasurku, memandang anin yang terkulai anggun di kasurku, hanya dalam pakaian dalamnya saja.
"anin" aku berusaha membangunkannya.
"Sini...." dia merespon dengan menarik diriku dengan lemah.Aku menurut saja, kembali memeluk tubuh mungilnya yang wangi ,dia membelakangi tubuhku dan aku menghirup wangi rambutnya dalam dalam.
"Lo gapapa?" bisikku pelan ke telinganya.
"Gapapa...." bisa kulihat senyumnya yang manis saat menjawabku.Kulingkari perutnya dengan tanganku, menyentuh kulitnya yang sangat halus. Aku menutup mataku lagi, membiarkan diriku sejenak menikmati tubuhnya yang lembut dan mungil ini.
Tak tahu berapa lama aku memeluknya , wangi tubuhnya membuat darahku mengalir kencang. Senyum tipisnya membangkitkan gairahku ,tomatis aku mencium tengkuknya yang ditutupi rambut. tangannya bergerak lembut memegang pipiku. Badannya makin menempel, Gila. untuk sejenak kepalaku kosong, tanpa bayangan siapapun kepalaku lalu bangkit dan mencium pipinya. dia tidak menghindar, malahan tersenyum manis.
Tubuh telanjang kami menempel erat, seperti sepasang kekasih yang lama tak berjumpa. dia masuk kedalam pelukanku. Tak berapa lama kami berdua terdistraksi, suara hujan yang cukup kencang datang dari luar.
Kami saling menatap dalam waktu yang cukup lama. jantungku berdegup kencang melihat muka tanpa dosanya, wajahnya penuh pengharapan dan tanpa penyesalan. mendadak ia mengangguk pelan dan menghela nafas panjang, seperti memberi izin untuk melepasnya bersamaku , lalu dia mencium hidungku pelan dan tersenyum. Senyum yang tulus dan benar-benar ikhlas.
Sudah tak ada kata mundur lagi sekarang , aku melihat ini sebagai peluang membahagiakan diriku, setelah tenggelam dengan memori buruk yang mengakhiriku dan gracia. aku juga ingin mengucapkan selamat tinggal kepada hubungan-hubungan tanpa arah antara aku dengan veranda dan mbak shania .
aku tidak ingin membuatnya kesakitan di pengalaman pertamanya ,dia hanya bergantung di leherku, berusaha menikmati setiap detiknya.
"Aahhh.... Uugggghhhhhhh...." anin mengerang, entah antara sakit atau keenakan. Bibirnya bergetar, wajahnya memerah dan nafasnya memburu. "Gila..." bisiknya dengan suara yang sesak. Aku bisa merasakan nafasnya menerpa mukaku. ia makin keras memelukku. "Aaahh.... Ahhh..." ada desahan di tiap tusukanku. aku menidurinya dengan lembut, dengan penuh perasaan, berniat memberinya kenikmatan untuk kali pertamanya.
"Uuuhhh.... Uuuuuuhhhhh...." anin terus meracau tanpa henti. keringat mulai terasa di punggungnya. yang kurasakan hanya pelukan kencang, sempitnya dinding rahimnya, dan nafsu memburu kami berdua yang kencang, kepalaku tidak bisa lari kemana mana. hanya anin dan kepolosannya di hadapanku saat ini.
Anin terus memelukku, rambutnya terurai jatuh ke kasur, matanya tertutup, berkonsentrasi pada setiap gerakanku. badannya bergetar, dia terus menggigit bibirnya atau membuka mulutnya lebar-lebar, mencari udara. Pipinya yang putih menjadi pink. mendadak ia mencoba meremas rambutku, lalu menatapku dengan dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard
RomanceTentang aku bajingan yang beruntung Mengambil cerita dari sudut pandang orang pertama "aku" adalah vino pria patah hati yang selalu teringat akan kisah lalu nya . Vino X Shania Vino X Veranda Vino X Anin Vino X Shani Vino X gracia