*Dua part lagi deh
Proses putus yang terlalu aneh , boby dengan enggan menyerahkan barang-barangku dari shani Sabtu kemarin adalah hari terakhir aku menemuinya. Tidak ada lagi shani dalam hidupku. Rasa putus asa yang berkepanjangan, walaupun bisa dibilang hanya baru tiga hari ini semua terjadi. Semuanya terasa terjadi begitu cepat, dari pertemuan, lalu saat-saat yang menggembirakan bersama, dan saat-saat dimana semuanya tampak mati dan redup. Sayup lantas menjadi debu. Perasaanku masih sulit untuk memproses semua hal yang berhubungan dengan shani kenapa dia mendadak memutuskanku lalu kabur begitu saja. Aku curiga apakah dia tidak memiliki perasaan yang sama dalamnya denganku soal hubungan ini atau kah dia merasa aku terlalu membosankan untuknya.
Pagi itu, jam 7 pagi aku terduduk di kasurku, menghisap rokok dalam-dalam. Perasan yang kurasakan lebih ke bingung daripada shock. Iya, memang aku kaget karena aku tidak merasakan ada masalah yang cukup kentara antara aku dan shani Memang rasanya beberapa bulan terakhir jadi sulit untuk bertemu dan sulit untuk saling mengungkapkan perasaan. Tapi kenapa ia mesti memutuskanku tiba-tiba, di tempat umum, di saat yang sama dengan aku menyatakan ingin menikahinya. Apakah dia takut dengan pernikahan? Bukankah dia harusnya bisa menjelaskannya dengna baik kenapa dia tidak mau menikahiku?
Tidurku pun jadi sulit. Bukan perasaan galau yang kurasa, tetapi shock, kaget, bingung. Campuran dari perasaan-perasaan itu. Semua peraan yang sulit dicerna dan membuat hatiku makin sakit ketika memikirkannya. Rasanya ingin aku menghapus sejarahku dengan shani Semua yang kurasa baik-baik saja, ternyata semua berubah menjadi menyedihkan dan menyakitkan. Rasanya jadi aneh dan ganjil. Dan terus-terusan aku menyalahkan diriku dari hari sabtu kemarin. Hasrat dan keinginanku untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dengan Shani hilang sudah. Bahkan kenakalan veranda dan undangan Mbak shania pun sudah kututup jauh-jauh. Mereka mau menghiburku, aku tahu, tapi aku bukan butuh hiburan yang tak bermakna di saat ini. Rasanya semua terlalu gamang dan menyakitkan.
Rasanya makin hari makin malas pergi ke kantor. Berakhirnya hubunganku dengan shani, membuatku jadi malas berinteraksi dengan orang-orang, terutama veranda , boby , anin ,mbak shania dan siapapun karena dari mereka semualah aku mendapatkan energi untuk bisa terus-terusan bersama shani, dan berjanji untuk menjaganya disaat apapun di semua situasi. Tapi bagaimana aku bisa menjaganya apabila aku tidak bisa menjadikan dia milikku? Bagaimana aku bisa menjaganya apabila dia sudah tidak bersama denganku sekarang? Rasanya sia-sia saja aku melewati banyak dan banyak resiko jika pada akhirnya semuanya tidak menjadi apa-apa.
Dengan enggan aku beranjak ke kamar mandi, berusaha untuk menghapus perasaan yang selalu datang menghantuiku. Perasaan suram dan kesal yang sudah lama tidak kurasakanan ini. Disaat semuanya terasa amburadul dan mengerikan. Disaat kau tidak sedang bersama siapapun, bukan karena pilihanmu, tetapi karena paksaan dari keadaan yang kau lewati. Itu rasanya sangat menyedihkan dan menyakitkan. Bagaimana bisa, mimpi-mimpi indah yang ingin kurajut bersama nya hilang dan menguat secara tiba-tiba.
Air dingin mengalir dari atas kepalaku, mencoba menenangkanku. Tetapi hati dan perasaan yang panas rasanya lebih banyak berbicara soal kesendirianku yang mendadak ini. Semuanya terasa miring dan ingin menggoyahkanku untuk masuk ke dalam jurang yang lebih dalam. Entah jurang apa. Perasaan mual yang sudah kubuang jauh-jauh saat aku pertama kali mengetahui sejarah shani kini kembali lagi. Apakah dia memang tidak ingin mempunyai komitmen sama sekali atau bagaimana? Kenapa setelah aku berpisah dengan gracia, semu yang terlihat baik-baik saja selalu berubah menjadi bencana? Hal-hal yang aku tidak mengerti, dan hal-hal itu juga yang aku berusaha proses dengan mati-matian.
Aku tidak tahu bakal seperti apa kedepannya rasanya sangat bodoh. Harapan yang sangat tinggi membuat ketika kita jatuh, kita jadi orang yang terbodoh sedunia. Perasaan ini hancur berkeping keping dan rasanya seperti tidak ada yang mungkin lagi semuanya tidak sesuai dengan rencana di kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard
Любовные романыTentang aku bajingan yang beruntung Mengambil cerita dari sudut pandang orang pertama "aku" adalah vino pria patah hati yang selalu teringat akan kisah lalu nya . Vino X Shania Vino X Veranda Vino X Anin Vino X Shani Vino X gracia