"tok tok tok"
Hah? Siapa yang mengetuk jam 12 malam? Aku menghela napas dan dengan enggan membuka pintu
"Lho... mbak?"
"Eh kamu"
"Ngapain mbak?"
"Itu... anakku weekend ini sama papanya... jadi.."
"Jadi ?"
"Boby bilang, kalo aku kesepian dan gak bisa tidur, boleh numpang di tempat kalian katanya"
Aku menghela nafas ,boby!! Dia tidak menceritakan apapun kepadaku soal ini dan Mendadak weekend yang kubayangkan menguap di dalam kepalaku Ingin aku marah, tapi aku tidak setega itu "Oke Mbak..." mbak shania pun tersenyum manis.
"Maaf ya... boby bilang ke aku, dateng aja Mbak ntar pasti saya bukain pintunya, toh paling cuma numpang ngobrol dan nonton TV kan." aku hanya tersenyum tipis."Tau remotenya dimana kan mbak?" tanyaku retoris
"Tau kok, aku kadang suka ke sini kalo boby lagi kerja, dianya sih cuek aja, hehe" Mbak Shania langsung menyerbu TV
"Saya kerja ya mbak" izinku
"Iya" jawabnya dengan senyum Lantas aku duduk di depan komputer, dan memberi pesan via handphoneku pada boby "BOBY! ARE YOU SERIOUS?!?!?!?" tak berapa lama datang balasannya "what the fucking what?"
"Mbak shaniaaaaa"
Aku menekuk mukaku sendiri melihat pesan tersebut Ya sudah, mau apa lagi Aku melanjutkan pekerjaanku, tapi moodnya sudah tidak sama lagi Lagipula kupikir agak tidak sopan kalau aku meninggalkan dia sendiri di depan Lantas akupun beranjak kembali menuju depan TV dan duduk di sofa."Nonton apa mbak?" aku memulai basa-basi untuk mencairkan suasana "Tau nih.. adanya siaran ulang Masterchef tapi seru sih liat chef Juna makin hari makin kaya babang tamvan " ucapnya dengan enteng dan lalu suasana hening aku melihat mbak shania ,What a fine lady aku penasaran apa yang menyebabkannya cerai dan aku agak bingung melihat dia setiap hari berdiam diri di apartemen saja.
"Gak ngantuk Mbak?" tanyaku lagi dengan kakunya
"Udah ngantuk sih, cuma aku susah banget tidur kalo sendirian... dulu juga pernah kayak gini, siang-siang tapi..."jawabnya.
"Jadinya aku nebeng ke sini, lumayan di depan TV bisa tidur, ditemenin boby walau dia cuma di meja makan sambil buka laptop" lanjutnya Aku tersenyum kecil,aku melirik ke arah mbak shania melihat tubuh indahnya yang dibalut T shirt dan celana pendek Aku sedikit menelan ludah, entah kenapa kondisi seperti ini agak membuatku memikirkan macam-macam hal tapi segera kumatikan pikiran itu, dan dalam hati aku juga ingin bekerja lagi namun aku merasa tidak enak meninggalkannya sendirian, setidaknya sampai dia tertidur atau menyerah dan memutuskan untuk pulang."Tiduran aja mbak, saya temenin sampe tidur..." aku menatapnya sambil senyum Dia hanya tersenyum kecil, dan merubah posisi duduknya lantas meringkuk tidur di depan sofa. Tapi.. kenapa kepalanya dekat sekali dengan pahaku? aku pikir dia akan menjauhkan kepalanya dari aku dan kakinya menghadap sini aku menelan ludah kembali, merasa canggung tapi terlanjur tidak enak kalau meninggalkannya sekarang Kami hening sambil melihat ke arah TV, tak tahu berapa lama diam ini akan jadi aneh Aku melirik ke arah jam hampir jam 1 malam hah? sudah mau sejam?
"Kok susah banget ya tidur.... Biasa ada anakku sih, ada yang dipeluk-peluk" tiba-tiba dia membuka percakapan dengan canggung masa harus kupeluk? atau bagaimana? Dalam hati aku berharap ia segera tidur agar aku tega meninggalkannya di sofa sendiri Habis akal, lalu aku memberi saran "Dulu kalo saya gak bisa tidur, mama saya biasanya ngelus-ngelus punggung atau kepala saya sampe saya tidur". Fuck Saran macam apa itu? Kalimat aneh itu mendadak keluar dari mulutku entah sadar atau tidak sadar "Boleh dong..." jawabannya malah lebih gila lagi Aku menghela napas dan pelan-pelan memegang punggungnya. Ternyata rasa tubuhnya seperti ini, aku bisa merasakan lembut kulitnya walaupun kulit kami dihalangi oleh selembar t shirt makin lama aku mengelus-elus punggungnya, aku makin merasakan napasnya semakin memberat entah kenapa itu, apakah karena makin mengantuk atau hal lain yang aku berusaha tidak mau tahu.
Aku melirik sejenak ke wajahnya, tampaknya dia sebentar lagi akan tertidur rambutnya tergerai di atas mukanya, napasnya makin lama makin teratur aku merasa agak lega, berpikir dia telah terlelap aku menarik tanganku, bersiap untuk kembali ke meja komputer
"Kok berhenti?" suaranya mengagetkanku
"Eh..." jawabku bodoh Aku bisa merasakan ada yang beda di tatapannya , Mendadak dia beringsut dan kepalanya ia letakkan di atas pahaku dan aku bisa merasakan tangannya meraih dan meremas tanganku dan matanya penuh nafsu tajam menatapku badannya makin menempel ke arahku , entah mengapa tanganku yang lain otomatis mengelus rambutnya kami berpandangan cukup lama degup jantungku mengencang, dan bisa kurasakan juga degup jantungnya di tubuhku.Mendadak mbak shania menegakkan kepalanya dan mata kami saling beradu, dalam jarak pandang yang sangat dekat. "Mata kamu bagus vino..." mendadak ia mengatakan hal yang nonsens.
"Kita gak...." belum selesai aku menyelesaikan kalimatku, ia langsung maju menerkamku dan bibir kami beradu aku yang kaget, tak kuasa juga menahan hasratku yang lama kupendam kami saling beradu ciuman panas di atas sofa itu tanpa sadar,mbak shania masuk ke pangkuanku pahanya melingkari pinggangku tangannya memelukku erat tnganku pun begitu, erat melingkari pinggangnya Kami terus berciuman dengan penuh nafsu Penisku mulai berdiri dan bohong kalau mbak shania bilang dia tidak merasakan tegangnya penis menusuk celananya. Shit Apa ini. Aku belum siap dengan hubungan! Atau ini bukan apa-apa? Hanya nafsu sesaat? Apa ini? Pikiranku berkecamuk dengan liar, meronta mengikuti bibirku yang mulai menjamah lehernya. "Ahh.... mmmhh..." Mbak shania mulai mendesah pelan Aku tarik bibirku dan kulanjutkan melumat bibir tipisnya lagi.Tiba-tiba ia memegang leherku Kepalanya mundur dan mendadak tersenyum nakal kepadaku Dan tanpa aba-aba, dia membuka t-shirtnya Payudara yang kencang, dibalut dalam bra putih membuyarkan isi kepalaku Di tengah kekalutanku, dia kembali melumat bibirku dengan nafsunya Aku belum pernah berciuman seliar ini Bahkan dengan gracia mantanku sekalipun Setiap kami berhubungan seks rasanya biasa-biasa saja Berbeda dengan kali ini , Bahkan ciumannya saja terasa sangat gilaAku tak menghitung berapa lama kami berciuman Hingga akhirnya, dia menghentikan ciumannya. "Kamu butuh sedikit rileks, tegang banget sih vin..." godanya
Dia mendadak berdiri, lalu menanggalkan celananya dengan cepat Aku menelan ludah melihat tubuhnya yang hanya dibalut pakaian dalam serasi berwarna putih mendadak ia duduk di karpet, dan dengan liar berusaha membuka celanaku aku yang terkesima, mendadak bergerak membantunya Dan dia berhasil melucuti celanaku, aku bisa melihat napasnya yang memburu dan pandangan tajamnya ke arah penisku."Mbak..." mendadak ia menggenggam batang penisku, mengurutnya dengan oelan "Mmmh..." aku melenguh kaget. Dia mengurut dengan pelan kepala penisku, Gerakan yang sangat terlatih. Penisku yang sudah tegang makin terasa tegang. Dia menghentikan urutan itu lalu mulai menjilati batang penisku dengan nakal pelan-pelan ia jilati dari ujungnya Matanya fokus ke arah mangsanya, Rasanya sangat geli dan nikmat tapi mendadak dia menghentikannya lagi suara erangan tertahan dari mulutnya terdengar nakal di telingaku Lalu dia melakukan gerakan naik turun yang teratur Gila Baru kali ini aku merasakan deep throat senikmat ini Tangannya bertumpu di pahaku. Pasti dia bisa merasakan otot kakiku mengeras, berusaha menahan ejakulasi sekuat tenaga Dia kembali melepaskan mulutnya. "Rileks aja Vin ahh...." godanya pelan Dia kembali mengocok penisku pelan dengan tangannya, sementara lidah dan bibirnya liar melahap penisku Habis penisku dijilati, diciumi, dikulum, dan aku tak bisa menggambarkan perasaan nafsu segila ini lagi. "Mbak... Saya.." Aku sudah tidak tahan lagi Mbak shania masih tekun mengulum dan mengocok penisku dengan teratur. "Mbak..." Aku merasakan spermaku akan keluar "Mmm..." Jawab Mbak shania Mendadak ia mempercepat frekuensi kocokan tangannya Kepalanya bergerak naik turun semakin cepat Aku berusaha menarik kepalanya, menghindarkan mulutnya dari spermaku, tapi dia terus bertahan. "Ahhh..." aku tak kuasa lagi Spermaku tumpah di dalam mulutnya Dia lalu mengulum penisku dengan frekuensi pelan kembali. "Mmmhh.. Ahhh...." dia membuka mulutnya Sperma hangat menetes dari bibirnya. Tapi dia refleks menelan yang tersisa di mulutnya Tanpa basa basidia menjilati kepala penisku seperti berusaha membersihkan sperma yang tersisa Penisku terasa sangat geli Sensasi gila ini baru kurasakan sekarang Mbak Shania tersenyum nakal padaku "I'm your bitch now"
mendadak kata-katanya menggetarkan telingaku Dia tersenyum terus, melihat mataku tajam dan perlahan naik ke badanku "Malem ini belum beres" bisiknya"Kamu hangat sama aku... " lanjutnyaAku kaget Tak bisa berkata-kata lagi."Kamu mau istirahat?"
"Hah?" kata-kata mbak shania membangunkanku
"Aku temenin tidur sebentar sebelum kita lanjut lagi mau?" tanyanya genit "Iya Mbak.." Jawabku Mendadak ia menggandeng tanganku, membawaku ke kamar tidurku sendiri dan mendorongku dengan badannya di atas kasur Dia memelukku mesra.
"Eh bentar... gak boleh jorok..." Dia bangkit dan berjalan ke kamar mandi, dan sesaat kemudian aku mendengar suara keran Sepertinya dia membersihkan mulutnya.Aku tak percaya apa yang sudah terjadi gila Itu blowjob paling gila yang pernah kurasakan Jujur saja, aku sampai sangsi aku bisa bangkit bernafsu lagi setelah episode blowjob yang gila itu mba shania kemudian keluar dari kamar mandi, menuju kasur dan beringsut manja ke pelukanku
"Aku butuh temen malam ini... temenin aku..." bisiknya dan Aku otomatis menarik selimut lalu memeluknya erat aku kemudian mencium keningnya , Tak berapa lama aku mulai masuk ke alam tidurku.Olahraga dulu guys keringat pagi itu bagus 🏃🏃🏃🏃🏃
Tolong beri pendapat , mohon maaf bila ada kekurangan🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard
Любовные романыTentang aku bajingan yang beruntung Mengambil cerita dari sudut pandang orang pertama "aku" adalah vino pria patah hati yang selalu teringat akan kisah lalu nya . Vino X Shania Vino X Veranda Vino X Anin Vino X Shani Vino X gracia