(2)

215 26 4
                                    

Hari ini matahari terbit seperti biasa,menggantikan malam yang kosong,meskipun awan tampak menyelimuti langit yang indah.

Hari ini perasaan kosong itu masih ada,entah kapan pangeran berkuda putihku akan datang mengisi perasaan yang kosongku ini.

Aku rapikan ikatan sepatuku yang sudah mengendur,kata ayah tali sepatuku harus kuat agar hari hariku kujalani dengan semangat,ada ada saja.

Ku raih tas yang ada diatas meja belajarku,pandanganku tertuju pada sebuah foto yang tertempel indah ditembok,senyum getirku terbit
"Tragis"ucapku

"Sudah siang,ayo kak berangkat" lamunanku buyar.Kulihat adikku sudah berdiri didepan pintu kamarku dengan sebotol minuman digenggamannya.

"Anggi mana?"tanyaku tanpa memperdulikan ucapannya tadi

"Kak Anggi?oooh ada les pagi katanya" pantas saja aku tidak mendengar suarnya sejak tadi,biasanya dia yang akan membangunkanku dengan segelas air tentunya untuk menyiramku.

"Yasudah ayo berangkat"ajakku sambil merangkul abel yang tingginya hanya sepinggangku

"Cepet tinggi,sudah kelas 5 masa tingginya cuma satu meter lebih dikit hm. ?"ejekku

Memang benar diantara kami sekeluarga abel lah yang paling pendek,entah masih kecil atau memang susah untuk tinggi.

"Yang penting cantik"ucapnya dengan bangga yang hanya kubalas dengan gelengan

Kuhentikan sepeda maticku tepat ditempat parkir wilayah kelas 11.

Sekolah sudah ramai,terlihat dari tempat parkir yang sudah penuh,semoga tidak hujan jika iyha basah sudah sepedaku karena tidak beratap

"Eca" kuputar badanku untuk mencari asal suara yang memanggilku

"Oh hai,kenapa?" Dia Rio anak kelas sebelah,tidak biasanya dia memanggilku mengingat aku yang tidak suka bergaul dengan cowok

"Tolong bawakan ini kekelasku.aku mau nyusul Angga" apa sesuatu terjadi?ah tidak itu bukan urusanku

"Oke,aku bawakan" kuambil barang yang berada ditanganya lalu berlalu pergi meninggalkan rio disana sendiri

"Thanks ca,kamu cantik kalau gak cuek"teriaknya yang masih cukup jelas aku dengarkan yang hanya kubalas dengan anggukan.

Kelas rio tidak jauh hanya berjarak 1 kelas saja dengan kelasku,11 IPA 1
Kelas Yang sering menjadi perbincangan guru guru,tidak heran kelas Rio memang terkenal Humor yang tinggi.

Beda dengan kelasku 11 IPA 3 yang terkenal dengan kekompakannya ,maksutnya jika salah satu siswa tidak mengumpulkan tugas maka satu kelas juga tidak akan mengumpulkan tugas

Aku harap ini tidak berlaku dengan ketidakhadiran mau jadi apa kelasku nanti jika satu kelas tidak hadir semua?tapi bisa dicoba hahaha

"Punya rio tadi dia nitip"
ucapku kepada salah satu siswa yang sedang menyapu,entah aku tidak tau namanya yang aku ingat dia yang menjadi perwakilan MPLS dulu waktu kelas 10.

"Iya" sudah?itu saja?aku kira aku yang paling cuek diangkatanku ternyata dia lebih dariku.

kubalikan badanku dan berniat untuk kembali ke kelasku,aku urungkan kakiku untuk melangkah.

Disana Pemandangan yang cukup indah,aku tersenyum getir.

Kulangkahkan kakiku dengan mantap untuk melewati pemandangan yang indah
Satu langkah..dua langkah..tiga langkah...

"Kalau nggak punya pulsa bilang,biar aku belikan.segitu bencinya kamu ke aku?"

Suara sialan itu benar benar buruk untuk didengarkan.ucapannya membuat langkah kakiku terhenti.Kutatap dia tepat dimanik matanya.

Benar-benar tidak ada rasa penyesalan didalam matanya

"Aku mau bicara,nanti aku ke kelas kamu"ucapnya lalu pergi begitu saja.
Semudah itu?
Kulanjutkan langkah kakiku menuju kelas tanpa menghiraukan tatapan siswa lain

Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu,namun tidak membutku untuk pergi keluar kelas

"Mau bareng ngga ke kantinya ca"? Suara gesti tidak membuatku berhenti menyalin catatan

"Duluan aja,takut keburu dihapus itu materi"ucapku sambil menunjuk papan tulis yang sudah penuh dengan coretan coretan

"Yaudah aku duluan" ucapnya yang hanya kubalas dengan anggukan,dan aku lanjutkan kegiatanku tadi.

"Nih"sebuah susu kotak menempel dipipiku membuatku menyudahi kegiatanku tadi.

"Diminum,nggk kasian badan udah krempeng gitu" aku tersenyum getir

"Ngapain?"tanyaku tanpa menatap matanya
.
"Mau ngajak balikan" ucapnya dengan santai .
Gila.dia gila.

"Pergi"

"Nggak mau,mau disini bareng kamu"ucapnya sambil memainkan susu kotak yang tadi diberikan kepadku

"Jangan ganggu.Ngerti?"

"Iya maaf eca"

"Angga pergi!"pintaku sekali lagi.

Benar-benar keras kepala.Lihatlah dia,dia malah memainkan ujung rambutku

"Rambut kamu cantikan panjang, kenapa kamu potong,aku kan nggak suka" sudah cukup,aku benar-benar muak dengan suara sialan itu

Brak!! Aku lemparkan susu kotak tadi kepapan tulis,lalu pergi begitu saja.
Dia gila benar-benar gila

"Bajingan!!"

PHILOPHOBIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang