(25)

41 10 0
                                    

Waktu yang paling nikmat adalah adalah guling guling dikasur,guling kanan guling kiri ahh nikmat sekali

"Pulang Sana" ucap seorang laki laki yang juga rebahan bedanya dia berada dikarpet bawah

"No! Hukuman buat kamu karena nggak mau bantu buka gerbang " ucapku dengan keras

"Kan aku udah minta maaf"

"Beliin gerbang baru dulu"

"Apa?nggak nggak"

"Yaudah biarin aku disini" ucapku

"Ck terserah" ucap Candra dengan wajah kesal

Ahh kenapa kasur Candra begitu nyaman,beda sekali denganku.ck Candra kan orang kaya

Dibawah sana Candra sibuk dengan Game online,kenapa aku bisa tau?yaa karena posisi ponselnya sudah miring

Dan yang kulakukan hanya scroll scroll Instagram berharap menemukan qoutes yang bisa dijadikan snap

Ting

Ada pesan masuk

Ternyata itu pesan Laras,kubuka chat dari Laras oh ternyata dia mengirim subuah foto
"Ck wifi lemot" gerutuku

"Udah numpang ngatain lagi" sindir Candra yang aku abaikan

Pandaganku masih tertuju pada sebuah foto yang baru saja dikirim Laras,tak terasa air mataku jatuh

"Can,hubungan Angga sama Gesti apa?" Tanyaku dengan suara serak

Mendengar pertanyaanku Candra terlihat kaget
"Maksut kamu apa?"

Kutunjukan foto yang baru saja kulihat,sebuah foto yang sudah menjadi bukti
"Aku tau" jawab Candra pelan

"Kenapa nggak ngasih tau aku?" Tanyaku pelan

Foto itu benar benar membuatku tidak percaya,foto itu menunjukan Gesti yang sedang mencium pipi kiri Angga.Selama pacaran dengan Angga tidak pernah sekalipun kami melakukan kontak fisik selain berpelukan

Apa mungkin sikap Gesti yang berbeda akhir akhir ini karena dia memiliki hubungan dengan Angga?lalu perempuan yang berada dicafe itu apa Gesti?jika memang benar kenapa mereka tega sekali

"Can,anterin aku ke taman"

"Buat nemuin mereka?" Tanya Candra yang jawab dengan anggukan

"Enggak"jawabnya

"Can"

"Enggak,ini udah malem jangan egois,lebih baik kamu pulang"

                           🎊🎊🎊🎊🎊

"Sana samperin,keburu masuk" suruh Candra yang tengah berdiri disampingku

Kini didepanku lebih tepatnya dengan jarak sekitar 10 meter aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Angga dan Gesti sedang duduk bersama,awalnya aku mengira mereka hanya sekedar duduk bersama tapi setelah mengetahui tentang apa yang sebenarnya terjadi ku tepis pikiran positifku

Ada rasa takut ketika kulangkahkan kakiku mendekati mereka tapi bisa apa?aku sendiri enggan untuk terjebak dalam zona yang salah

"Bisa bicara?" Tanyaku datar ketika sudah sampai didepan merek

"Eca?bisa kok"

"Ges aku pergi dulu" pamit Angga kepada Gesti

"Enggak,ajak sekalian cewek itu" ucapku,terlalu malas jika harus menyebut namanya

"Atap" ucap singkatku untuk memberitau mereka

Sepanjang jalan menuju Atap ,aku terus menguatkan hati untuk kali ini akan kutahan Air mata yang akan jatuh,sudah cukup diriku diperbudak

PHILOPHOBIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang