Berteman dengan Eca bukanlah hal yang buruk,sebenarnya aku sudah sering memperhatikannya dari jauh,apalagi dia ketua Dance di SMA Jaya Bakti,dan jangan lupakan aku yang juga menyukainya,maksutku menyukai Dance
Sikap dingin eca dari waktu ke waktu juga mencair.Sebenarnya dia adalah pribadi yang ramah,aku sering melihatnya menyapa,bahkan dia juga sering berbicara dengan benda mati,aku ambil contoh sapu dan alat kebersihan lainnya
Entah hal apa yang membuat Eca menjadi diam dan tertutup,seakan akan ada batas yang dibuatnya.
Aku juga tidak terlalu ingin ikut untuk mencampuri kehidupan pribadinya.karena itu bukan tujuankuAku dengan Eca dekat?tentu,berada didekat Eca membuatku merasa lebih hidup,kata kata pedas yang diucapkannya mempunyai energi tersendiri,mungkin jika orang lain yang mendengarnya pasti akan merasakan sakit hati.maybe semua orang berbeda beda dalam berfikir
Tapi satu hal yang membuatku penasaran.Apa yang membuat Eca begitu benci Angga..Ahh aku rasa membenci dan mencintai hanya beda tipis,itu yang kulihat dari tatapan mata Eca yang selalu beda jika sudah berhadapan dengan Angga
"Mama kamu?"
"Tau.lagi keluar mungkin"
"Duduk disini aja.nggak enak kalau cuma berdua didalam" ucapku lalu masuk kedalam rumah
Mengajak Eca kerumah,ternyata bukan hal yang buruk.Sebenarnya ini kali kedua Eca kerumah,jika kalian ingat.Sekarang aku sedang mencari minyak urut yang tiba tiba hilang ketika dibutuhkan
Jika bukan karena kaki Eca yang terkilir,aku pasti tidak mau untuk mencari minyak urut sampai dikolong tempat tidur,dan sialnya benar benda itu ada disana
"nggak bisa buat minuman,bisa sih kopi tapi aku nggak yakin kamu mau,adanya air mineral,nggak papa?"tanyaku ketika sudah duduk disamping Eca
"Nggak" kuberikan air itu dan langsung disambut oleh Eca
"Eh woy!mau ngapain?!" Teriak Eca ketika aku menarik kakinya yang terkilir diatas Pahaku
"Mau diurut Eca,mau kalau nanti kakinya bengkak?terus nggak bisa nge-dance lagi?"
"Yakan bilang dulu napa?aku pakek rok juga''
"Dih siapa yang nafsu sama kamu"
"Bayu"
"Bercanda"
Hening.Aku fokus mengurut kaki Eca,sedangkan Eca fokus memainkan Hpnya.oh iya jangan ragukan kemampuanku dalam urut mengurut,soal itu aku jagonya
"Enak bay pijetan kamu.terusin gih"
"Sudah selesai,kalau mau diurut lagi jangan lupa jatuh dulu"ucapku lalu menurunkan kaki Eca dari pahaku
"Nggak maulah.sakit" aku mencibir ucapan Eca
"Pulang sana"usirku
"Jam?"
"Mau magrib"ucapku
"Yaudah,aku pulang dulu.huft semoga hasil pengumuman besok nggak bikin kecewa"
Aku lihat Eca tersenyum,aku tau sudah banyak rintangan yang dilewatinya,mulai dari merayu kepala sekolah untuk membiayai perlombaan,proposal yang ribetnya kek cewek,dan juga koreo.
"Berdoa aja,kita sudah usaha"
Dia mengangguk,ku usap pelan rambutnya
"Yaudah sih,aku pulang dulu" ucap Eca ketika sudah memakai Helm"Iya.jantung jantung yak ca"
"Apaan?""Hati hati Eca" dia tersenyum kecil,lalu mengangguk
⚋⚋⚋⚋⚋
Ku tatap penampilanku dari kaca yang berada didepanku,satu kata
'Tampan' aku suka melihat mataku,dari kaca tentunya.Bagiku penampilan nomer satu karena survey membuktikan bahwa banyak orang melihat seseorang dari cover,Banyak yang mendekatiku dan jatuh akan pesonaku.Tapi kenapa Eca tidak?apa belom?ya bodo aku nggak peduli.
Haiyayaya menjadi kukubambam
Haiyayaya menjadi kukubambamAku tersenyum melihat siapa yang menelponku
"Iya dengan Dewa Bayu disini"
"Kapan berhenti?"
"Kalau sudah lampu merah"
"Aku nggak bercanda Dewa"
"Masih prolog kali.ntar juga happy ending"
"Bodo lah!"
"Kok marah?"
"Utang kamu buruan lunasi!"
"Yee endingnya malah nagih utang" aku memutar bola mata malas
"Udah kali.aku mau berangkat,Paha yaa"
"Paha apalagi sih" aku tertawa mendengar suaranya yang terlihat kesal denganku
"Dada maksutnya"
TuttTelfon kumatikan sepihak.jika aku meladeninya butuh waktu yang lama.
Kuraih tasku yang berada dimeja belajar lalu keluar dari kamar"Makk,pakk Bayu berangakat"
(Ma,pa bayu berangkat)"Iya.Hati hati" sahut mama yang berada didapur.Papa?lebih fokus ke Burungnya.maksutku burung yang bisa terbang
Jarak antar rumah dan sekolah cukup dekat,hanya membutuhkan waktu 15 menit.itu jika kecepatanku 60km/jam.
"Kamu Bayu?"tanya seseorang kepadaku ketika aku melepas Helm dan hendak turun dari montor
"Ohh mau kenalan?"tawarku,ketika aku sudah turun dari montor
"Aku angga"
"Ada apa?"
"Eca apa kabar?" Aku menaikan salah satu alisku,tidak faham dengan apa yang dimaksut Angga
"Kakinya udah baikan?" Lanjutnya,tau darimana kaki Eca sakit?ingin sekali aku menanyakan tapi terlalu Gengsi
"Baik.Udah baikan" jawabku.dia tersenyum
"Kenapa?"tanyaku
"Nggak papa.thanks bro infonya"ucapnya lalu pergi begitu saja
"Bau bau cinta belum kelar" gumamku
"Ehh bego,ada tugas!!belum ngerjain lagi" ahh sial aku lupa tentang tugas dari pak warno,sial jam pertama lagi!!!
Lari dengan kecepatan super,enggak peduli nikung orang,yang penting Tugas,boleh bandel tapi harus tanggung jawab
"Diky!!!tugas kamu mana,sini aku salin,buruan.keburu pak warno masuk kelas" cerocosku ketika sudah sampai kelas
"Santai kali yu,Pak warno nggak datang,keluar kota kata guru piket"
"What!!!!"teriakku
"Aku nggak suka!baju udah lepek!badan bau!jambul juga udah letoy gini!" Penampilanku benar benar sudah kacau,berkurang sudah kadar ketampananku
"Tetep ganteng kok yu" aku menoleh ke belakang.Anggis tersenyum menatapku
"Bener?"tanyaku.lalu Anggis mengangguk dengan wajah yang tersipu malu
"Wih.thanks nggis.aku doain semoga cepat kurus" candaku,aku tertawa melihat tubuh melar anggis ditambah bibir yang cemberut,persis kek Bebek.cantikan bebek malah
KAMU SEDANG MEMBACA
PHILOPHOBIA (END)
Teen FictionSilahkan Pergi.Aku tidak pernah menahan atau memintamu tetap singgah.Aku tidak pandai membuat orang masuk kedalam hidupku begitupun juga menahan untuk tetap ada. (Cerita pertama aku. Maklum yah kalau masih berantakan. Ini semua proses)