4| terbuka

427 21 0
                                    

Siang di gantikan dengan gelapnya malam. Semua orang kembali ke rumah masing-masing untuk mengistirahatkan tubuh setelah bekerja seharian. Meiza menutup gorden kamarnya kemudian wanita cantik itu duduk di sofa kamar sambil menatap layar persegi di depannya itu Yang tengah menampilkan acara selebriti.

Sebuah notifikasi masuk di ponsel meiza, sehingga wanita itu mengalihkan perhatian.

Edwan: aku jemput bersiap lah

Meiza: iyya

Reat

Empat kata dari Edwan membuat meiza sangat senang. Sehingga wanita segera mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat magrib sebelum dia mengganti baju.

Setelah selesai sholat magrib, meiza segera bersiap siap. Ia tipe orang yang tidak suka membuat orang lain menunggu sebab ia juga tidak suka yang namanya menunggu.

Ketukan pintu dari arah luar" meiza buka pintunya"

"Iyya bentar mah" meiza membuka pintu menampakan wanita paruh yang tersenyum hangat padanya

"Cepat sana, Edwan Sudah menunggu" meiza mengangguk, segera ia turun ke bawah dan benar saja seorang pria tengah duduk di sofa bersama papanya. Pria itu menggunakan pakaian santai, kaos abu abu di lapisi jaket kulit serta celana jeans hitam serta sepatu sneaker hitam.

Kedua insan manusia itu berpamitan kepada orang tua meiza. Wanita itu menggunakan dress sederhana, karna ia yakin Edwan akan membawanya makan malam. Walaupun bukan dinner namanya.

Meiza duduk dengan entengnya di samping Edwan. Tidak ada yang berbicara hanya ada keheningan di dalam mobil Ferrari itu.

Sesampainya di salah satu restoran yang ada di Jakarta pusat. Edwan memarkir mobilnya. Lalu keluar dari mobil miliknya di ikuti meiza, tidak ada kesan romantis sedikit pun. Meiza cukup tau soal itu sebab ia juga sedikit canggung

Keadaan restoran tidak lah terlalu ramai sehingga kedua insan itu leluasa mencari tempat duduk. Dan berkakhir duduk dekat jendela kaca yang menampakkan padatnya kota Jakarta.

"Kamu mau Pesan apa?" Tanya meiza lebih sebab edwan hanya sibuk dengan kegiatannya menatap layar ponsel membuat mezia mendengus

"Samain" ucap edwan cuek Tampa mengalihkan perhatiannya dari ponsel yang di genggamannya itu

Lagi lagi meiza mendengus. Lalu memanggil pelayan" mba saya mau pesan steak dua sama jus jeruk juga dua"

"Baik mba, tunggu sebentar" pelayan itu meninggalkan kedua insan berbeda

"Maaf, bisah ngga sih kamu jangan main hp Mulu" saran meiza sebel

Edwan mengangkat kepalanya lalu menatap meiza datar" aku harus membaca email yang masuk"

Meiza mengangguk mengerti, pria yang duduk di depannya itu memang sangat sibuk, dia seorang pemimpin perusahaan besar jadi maklumlah.

"Aku yakin suatu saat sikap itu berubah hangat" guman meiza lalu bersandar di sofa

"Hm" Edwan hanya berdeham Untuk balasan gumanan meiza, keduanya kembali diam. Tak lama pesanan mereka datang. Makan dalam diam benar benar tidak ada kesan romantis

Forced to get married ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang