13| Dinner

350 15 0
                                    

Akhirnya yang di tunggu meiza tiba juga. Malam ini Edwan akan mengajaknya dinner di Salah satu restoran yang ada di pusat kota new York, pertama kalinya pria itu mengajak dirinya melakukan dinner.  bahkan di Indonesia dulu pun suaminya itu tak pernah mengajaknya makan malam

Edwan menggandeng tangan meiza dengan erat saat mereka sudah berjalan memasuki restoran yang sudah pria itu booking, suasana tampak sepi. Edwan membawa meiza ke lantai atas dimana hanya ada beberapa pelayan yang menyediakan makanan untuk mereka

Walaupun suasana tidak lah terlalu romantis tapi meiza suka dengan malam ini, setidaknya ia sudah di buat bahagia oleh suaminya. Cuaca malam ini mendukung dinner mereka, lampu lampu yang menghiasi gedung-gedung nampak indah

Dan beberapa taburan bunga yang berwarna kuning keemasan, nampak mempercantik suasana malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan beberapa taburan bunga yang berwarna kuning keemasan, nampak mempercantik suasana malam ini. Edwan menatap lekat meiza yang tengah tersenyum bahagia

"Apa kau suka?"

Meiza mengalihkan pandangannya ke arah Edwan lalu mengangguk bahagia" yah malam ini sangat indah dan aku bahagia"

"Maaf"

"Untuk apa?"

Edwan menggenggam tangan meiza Erat lalu mengecup punggung tangan wanitanya" aku bukan pria romantis jadi maaf aku hanya bisah menyiapkan ini untuk mu"

Meiza menatap Edwan lalu tersenyum, memeluk lengan pria itu terus bersandar pada lengan Edwan dan menatap langit-langit malam" aku sudah cukup bahagia bersamamu. Jangan pernah tinggalkan aku"

Pria itu melepaskan tangannya Dari pelukan meiza lalu memeluk pinggang wanitanya" sudah ku katakan bahwa aku sudah berjanji di depan ayahmu dan tuhan, jadi aku tidak akan pernah berpikir untuk melakukan hal seperti itu"

"Ku harap semua menjadi kenyataan"

Edwan mencium puncak kepala meiza" za aku tidak sabar memiliki seorang bayi mungil"

"Sabar kita sedang berusaha dan berdoa, aku yakin suatu saat nanti Allah pasti kasih untuk kita" meiza Mengusap pelan rahan Edwan" pernikahan kita baru dua bulan dan perjalanan kita masih panjang"

"Apa kau sungguh tak ingin honeymoon?"

Meiza menggeleng pelan" untuk apa?, kita bisah melakukannya di rumah" sungguh meiza malu dengan ucapannya sendiri, dan semua itu bukan kendali dirinya

Edwan terkekeh melihat wajah memerah wanitanya, pria itu mencubit pelan pipi meiza yang makin memerah. Sungguh meiza sangat menggemaskan. Kedua insan itu menikmati makan malamnya yang kadang di sekeliling rasa kesel dan juga canda tawa yang di buat keduanya. Rasanya dunia milik mereka berdua.

Forced to get married ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang