18| good news

359 13 0
                                    

Setelah selesai memasak sate kambing Tampa bantuan koki ataupun orang lain. Kini Edwan meletakan sate itu di atas meja. Meiza menatapnya binar, rasanya begitu enak di atasnya terdapat banyak saus kacang, ughh benar-benar lesat.

Meiza memakannya Tampa ada tambahan nasi, hanya sate itu plus saus kacangnya. Sekitar dua puluh tusuk meiza menghabiskan seorang diri. Edwan hanya bisa menggeleng melihat meiza makan dengan lahap. Dan yang membuat Edwan bingung sejak kapan meiza suka kambing, padahal wanita itu anti daging kambing

"Sayang kamu kok aneh?"

Pertanyaan Edwan membuat meiza berhenti mengunyah lalu menatap suaminya yang enteng duduk di depannya. " Aneh gimana?"

Edwan menggeleng" tidak lupakan, habis makan kamu istirahat muka kamu pucet. Kamu sakit?"

"Tidak hanya saja badanku lemes"

"Habis ini istirahat yah"

Meiza mengangguk" tapi temanin yah"

"Iyya" Edwan tersenyum, walaupun masih ada rasa ganjal di hatinya mengenai sifat meiza berubah drastis, tiba-tiba manja, menangis dan marah entah sifat apalagi yang membuat edwan pusing.

Bukan Edwan tidak suka jika meiza manja, hanya saja sifat wanita itu membuat Edwan makin bingung. Tapi yah sudah lah mungkin hanya perasaanya saja.

Setelah selesai makan meiza membawa piring kotor itu ke wastafel. Dan kembali menarik Edwan ke kamar, setalah makan rasanya ia sangat mengantuk. Padahal biasanya tidak seperti itu

"Besok aku kembali bekerja" ujar meiza yang sudah berbaring di atas kingzie, kepalanya ia letakkan di paha Edwan. Pria itu mengusap lembut kepala meiza

"Kalau kamu udah baikan boleh saja. Tapi kalau kamu masih pucat kaya gini, aku tidak akan memberikan mu izin, untuk keluar rumah"

Meiza menatap edwan dengan pandangan memohon" oh ayolah aku baik-baik saja. Mungkin karna aku capek atau kekurangan darah saja"

" Apapun alasannya, kalau aku sudah bilang tidak akan tetap tidak"

Meiza mendengus lalu memindahkan kepalanya ke bantal, berbaring membelakangi Edwan, ia begitu kesel saat edwan tidak memberikan isin untuk keluar

Edwan memeluk Meiza dari belakang, wajahnya ia benakan di celuk leher meiza" ini demi kebaikan mu, aku tidak mau kamu kenapa-kenapa, kumohon mengerti lah"

Wanitanya tidak menjawab, meiza hanya diam ia tau apa di katakan Edwan karna pria itu mengkhawatirkan dirinya, tapi kenapa ia tidak suka di kekang Seperti ini. Dan biasanya ia juga selalu nurut apa kata Edwan, sungguh kali ini ia tak suka. Ada apa dengan dirinya?.

🌾

Meiza berlari memasuki kamar mandi, perutnya terasa di aduk ada yang ingin keluar. Meiza bertumpu di pinggiran wastafel sambil membukukan badannya untuk mengeluarkan isi perutnya, tapi apa yang keluar hanya cairan bening dan tubuh meiza semakin lemas sehingga wanita itu pingsan di kamar mandi

Edwan mengucek matanya, menatap sekeliling kamarnya. Meiza tidak ada di sampingnya, pria itu bangun dari tidurnya lalu mencari ke seluruh penjuru kamar dan naasnya ia menemukan istrinya tergeletak di kamar mandi. Edwan membawa tubuh lemah meiza ke atas kingzie membaringkannya dengan hati-hati, kemudian menelpon dokter pribadi keluarga makcymilliane. Edwan begitu panik bahkan ia tidak bisah berpikir jernih sekarang juga

"Datang ke mension ku sekarang juga"

Belum sempat orang di seberang sana menjawab telpon Edwan, pria itu sudah mematikan sambungan telponnya. Lalu beralih menatap wajah pucat meiza. Edwan terus menggenggam tangan meiza sambil berdoa

Forced to get married ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang