Edwan memasuki mensionnya dengan keadaan kacau, setelah mengabaikan meiza sadari tadi. Pria itu habis menemui sepupunya Hendra yang kebetulan pria itu juga hadir dalam pesta pernikahan evalina. Bahkan Hendra sempat menanyakan keadaan edwan yang terlihat kacau dengan tangan yang penuh darah. Tetapi pria itu mengabaikan ucapan hendra, urusannya lebih penting daripada sakit di tangannya itu.
Pria itu duduk di sofa, lebih tepatnya berbaring di sofa depan TV, saat ini ia tak mampu menemui meiza setelah membuat istrinya menangis. Kenapa edwan tau meiza menangis? Sebab pria itu sempat mendengar isakan tangis sang istri sebelum ia pergi. Walaupun tidak tega melihatnya tapi suatu hal yang lebih penting dalam hubungan keluarga mereka kelak.
Edwan memejamkan matanya, tangan kirinya di atas kepala sedangkan tangannya kanannya di biarkan bergantung di sisinya. Hatinya masih sakit saat mengingat meiza tertawa lepas dengan pria asing di pesta tadi. Tidak ada lebih sakit melihat orang yang kita cintai bahagia bersama orang lain. Edwan tidak bisah memungkiri bahwa suatu saat nanti hidup berpisah dengan meiza. Ia harus mempertahankan istrinya selama maut memisahkan mereka. Dan hidup bahagia itu impian ia susun sadari dulu. Tapi kembali lagi seindah rencana kita, rencana Allah lah yang lebih indah.
Bahkan Edwan selalu mengabaikan telpon dari meiza. Walaupun begitu sebenarnya ia khawatir dengan keadaan istrinya di mension
🌾
Huft
Helaan nafas keluar dari bibir meiza, sadari tadi wanita itu terus gelisah dan hanya mondar-mandir di dalam kamarnya bagaikan strika. Meiza menunggu kedatangan edwan, tapi pria itu tidak memiliki tanda tanda akan pulang. Padahal jarum jam menunjukkan pukul 00:10 malam. Dan meiza sebenarnya sudah mengantuk tapi rasa khawatirnya lebih mendominasi.
Lagi lagi meiza mengehela nafas lelah. Wanita itu mengambil gelas di atas nakas yang sudah kosong. Ia berniat turun ke bawah mengambil air minum dan mengecek keadaan rumah sekaligus memastikan apakah Edwan sudah pulang atau belum.
Wanita itu terus berjalan menuruni anak tangga satu persatu. Keningnya berkerut saat melihat sosok seorang yang tengah berbaring di atas sofa. Wajahnya tidak nampak sebab lampu ruangan itu sudah di Matikan hanya cahaya bulan yang masuk lewat fentilasi.
Dengan perasaan was-was sekaligus penasaran. Meiza lebih mendekatkan memastikan siapa orang itu, dan perasaanya legah seketika saat melihat siapa sosok yang tengah berbaring itu. Tapi hanya berlangsung sementara saat meiza Melihat tangan edwan yang terluka bahkan darahnya masih lah mengering di sana.
Dengan perasaan cemas dan takut meiza segera mengambil air hangat di baskom serta handuk kecil dan kotak P3K untuk mengobati luka Edwan agar tidak terinfeksi.
Meiza membersihkan luka Edwan dengan pelan pelan agar tidak menganggu tidur pria itu, walaupun Edwan sesekali meringis saat meiza menyentuh lukanya. Selama meiza membersihkan luka edwan air matanya terus saja mengalir di pipinya, rasa bersalah memperogoki hatinya ia tau apa yang membuat edwan seperti ini.
Tangisan meiza mulai terisak. Ia menggigit bibirnya agar suara tangisnya tidak di dengar oleh Edwan. Rasanya begitu sakit melihat edwan terluka seperti ini.
"Ku mohon jangan sakiti dirimu seperti ini" meiza tak bisa menahan Isak tangisannya kini mulai pecah.
Edwan membuka mata. Ketika Semar semar ia mendengarkan suara tangisan di dekat telinganya Yang bagaikan mimpi.
"Kenapa menangis hm?"
Meiza tersentak kaget saat suara itu menyapanya. Ia masih membalut perban di tangan edwan. Meiza mendongak menatap mata Edwan yang Sendu dan wajah yang kacau.

KAMU SEDANG MEMBACA
Forced to get married ( Sudah Terbit )
Romance#Makcymilliane the series 1 ( Sudah terbit di guepedia, tersedia di toko buku online atau langsung pesan di guepedia ) Meiza manuver hidupnya selalu dikelilingi dengan kebahagiaan dan kekayaan, tetapi itu dulu sebelum dirinya di jodohkan dengan soso...