23| revealed

302 14 0
                                    

Sekarang meiza di tempat di ruang  VVIP rumah sakit, keadaannya sangat memperhatikan, Edwan sudah menelpon orang tuanya dan orang tua meiza. Rasa bersalah terus menghantui pikiran edwan ia belum bisa menjadi suami yang baik untuk istrinya dan belum bisah menjadi ayah yang baik untuk calon anaknya.

Berbicara dengan anak

Mereka hampir kehilangan calon penerus makcymilliane, untung saja meiza terus melindungi kandungnya saat ia di pukuli oleh Maura sehingga kandungannya selamat dan baik baik saja. Saat mengetahui hal itu Edwan sedikit bernafas lega, mengingat betapa bahagianya meiza saat hamil.

Edwan tidak bisah membayangkan betapa hancurnya hati meiza jika calon anak mereka sudah pergi.

Pria itu mengempalkan tanganya kuat mengingat semua kejadian ini dan semua itu ulah wanita gila itu.

Edwan menatap Hendra yang sedang duduk melamun di sofa yang berada dalam ruangan VVIP itu.

"Jaga dia sebentar aku ada urusan" Edwan menepuk pundak Hendra pelan

"Kau mau kemana?"

"Ada urusan penting"

Pria itu mendekati istrinya yang masih tidur terlelap, setelah di pindahkan di ruang inap, meiza belum sadarkan diri. Edwan mengecup kening meiza lama, satu tetes air matanya meluncur melihat keadaan orang yang di cintainya itu

"Sayang, cepat bangun aku kesepian, aku merindukanmu"

Setelah mengucapkan kata itu, Edwan keluar dari ruangan meiza, di sana tersisa meiza Hendra sebab orang tua edwan dan meiza belum sampai di new York, mengingat perjalanan dari Indonesia ke new York memerlukan waktu cukup panjang walaupun menggunakan jet pribadi.

🌾

Tangan Maura di ikat menggunakan rantai besi, sedikit saja ia bergerak maka tanganya kembali terluka. Wanita itu hanya pasrah dengan keadaannya sekarang, mau bagaimana lagi rencananya gagal dan dirinya sudah di sekap oleh Edwan. Maura di butahkan oleh obsesinya kepada Edwan sehingga ia lupa siapa yang di hadapinya sekarang.

Suara langkah kaki membuat Maura mendongak di bawah lampu tamaran, ia berdoa semoga saja ada seseorang yang akan menolongnya, walaupun itu tidak mungkin terjadi sebab Maura di jaga ketat oleh orang suruhan Edwan.

"Hay" sapa pria itu basa-basi

Maura menatap orang itu dengan pandangan Senduh, ia kembali menunduk dengan air mata yang terus mengalir di pipinya

"Jangan menangis aku tidak akan menyakiti mu"

"Benarkah?" Air mata Maura Masi mengalir di pipinya. Edwan sangat prihatin dengan wanita yang ada di depannya itu.

Rasa khawatirnya hilang seketika saat ia mengingatkan istrinya terbaring lemah di rumah sakit dan semua itu ulah wanita kejam yang ada di depannya itu.

"Yah, tapi sebelum itu kau harus merasakan apa yang di rasakan meiza terlebih dahulu, setelah itu aku membebaskanmu. Maybe memberikan mu kesempatan hidup sekali lagi "

Maura semakin di buat ketakutan, Walaupun edwan akan melepaskannya nanti, tidak bisah di pungkiri jika ia akan di pukuli habis-habisan oleh Edwan.

"Maaf, hiks... Hiks.., ambisi ku mendapatkan mu sangat besar dan di butahkan oleh obsesi ku sendiri, maaf"

Edwan terkekeh, tapi di balik kekehan itu terdengar menyeramkan, para bodyguard merinding mendengar kekehan tuannya

Forced to get married ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang