21| pain

320 12 0
                                    

"dia datang lagi"

"Apa maksud mu? aku tidak mengerti"

Edwan memijit pelipisnya pelan, kepalanya berdenyut

"Maura"

"Ada apa dengannya?, Ais kau itu, kalau bicara jangan setengah-setengah"

"Dia datang lagi ke mension"

Terdengar helaan nafas di seberang sana" maksudmu Maura datang ke kehidupan kalian"

"Yah"

"Apalagi yang di inginkan wanita itu"

"Aku tidak tau, dan aku juga tidak tega melihat dia"

"Begini saja, tunggu aku di sana, sore nanti aku sudah sampai di new York"

"Baiklah"

Sambungan telpon di putuskan, Edwan mengehela nafas. Setidaknya ada Hendra yang akan membantu dirinya mengusir Maura di dalam mensionnya. Sebab ia tidak tega melihat wanita yang sudah ia anggap adiknya sendiri. Edwan tau seperti apa kehidupan maura di masa lalu.

Pria itu menatap berkas-berkas yang ada di atas mejanya, ia hampir lupa jika ia akan pulang secepatnya demi menemui meiza. Hari ini ia akan mengantar istrinya itu ke dokter kandungan untuk memeriksa kandung meiza yang sudah memasuki usia 2 bulan.

🌾

Edwan tengah memarkir mobilnya di halaman mension, setengah jam perjalanan ia tempuh dari kantor menuju ke mensionnya.

Pria itu berjalan memasuki mension yang di sambut oleh beberapa pelayan dan juga bodyguard yang bekerja di mension. Kakinya membawa dirinya menuju lantai atas dimana letak kamarnya dengan meiza berada.

Tampa perlu mengetuk pintu, Edwan memasuki kamar dengan nuansa emas.

Tampa perlu mengetuk pintu, Edwan memasuki kamar dengan nuansa emas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dekat balkon seseorang berdiri membelakanginya. Segera ia mendekat lalu memeluk wanita itu dari belakang.

Meiza telonjak kaget saat tangan kekar memeluk pinggangnya dari belakang, dan bau mint menyeruak.

"Kamu sudah pulang?" Tanya meiza sambil mengelus tangan edwan yang masih setia melingkar di perutnya.

"Hm" hanya deheman yang di keluarkan Edwan, sebab pria itu tengah menggelamkan wajahnya di ceruk leher meiza

"Makan siang gih"

"Habis makan kita kedokter yah"

Meiza membalikkan badannya, menatap Edwan yang juga tengah menatapnya " dokter?"

"Yah, apa kau lupa hari ini jadwalmu cek?"

Meiza menepuk keningnya lalu menyengir" aku lupa"

Forced to get married ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang