Dongeng sebelum tidur

11.8K 715 105
                                    

Saya berjanji, saya akan membaca cerita ini sampai ending!!!!!

______

"Akhirnya putri menemukan pangeran impiannya dan mereka hidup bahagia. The end!"

Tiara menutup buku yang ada di tangannya, lalu menatap putrinya yang berbaring tepat di sampingnya.

"Kok belum tidur sayang? Ceritanya udah selesai. Tidur ya!" kata Tiara sambil menarik selimut putrinya, Sissy.

"Sissy belum mau tidul, mamsi. Sissy bilang begitu, ya begitu!"

Tiara terkekeh sebentar. Sissy, nama panggilan untuk putri Tiara, putri Tiara yang imut dan tidak bisa mengucapkan huruf R. Putri Tiara yang selalu memanggilnya dengan sebutan Mamsi. Jika ditanya arti mamsi apa? Jawabannya adalah Mama Sissy.

"Ceritanya kan udah selesai sayang. Tidur, besok harus bangun pagi berangkat ke TK." Tiara mengelus rambut putrinya.

Tiara segera beringsut turun dari kasur. Tiara meletakkan buku Dongeng sebelum tidur yang baru saja dibacanya tadi di atas nakas.

"Tidur ya, mamsi matikan lampunya."

"MAMSI, TUNGGU!" jerit Sissy.

Tiara menahan tangannya yang ingin menekan saklar lampu, lalu menatap Sissy bingung.

"Kenapa sayang?"

"Sissy nggak mau tidul!" Sissy menggeleng kuat-kuat sambil menyibakkan selimutnya.

Tiara menghela nafas lalu tersenyum. Tiara berjalan mendekat ke kasur Sissy, kemudian duduk di pinggir kasur. Tiara menatap teduh putrinya.

"Lalu Sissy mau apa?"

"Mau ketemu pangelan."

"Sissy, pangeran itu cuma ada di cerita dongeng sebelum tidur yang tadi baru mamsi dongengkan buat Sissy dan nggak ada di dunia nyata. Oke sayang." jelas Tiara, dan sudah berkali-kali Tiara menjelaskan hal tersebut, juga sudah berkali-kali Sissy terus meminta bertemu dengan pangeran.

Tiara pusing, ingin berhenti saja mendongengkan dongeng sebelum tidur untuk Sissy, tapi putri cadel Tiara yang manjanya nauzubillah itu tidak mau libur mendengarkan dongengnya. Kalau begini ceritanya, Tiara saja yang berhenti jadi warga bumi. Selesai perkara.

Apalagi, saat ini Sissy sedang berteriak sambil merengek pada Tiara. Oh Tuhan, dosa apa yang Tiara perbuat di masa lalu.

"NGGAK MAU TAHU! POKOKNYA SISSY MAU KETEMU PANGELAN! SISSY BILANG BEGITU, YA BEGITU!"

"SISSY MAU KETEMU PANGELAN! POKOKNYA PANGELAN! MAUNYA PANGELAN!!"

"PANGELAN! PANGELAN! PANGELAN! POKOKNYA PANGELAN TITIK, MAMSI!"

"MAMSIII, IH MAMSI. DALITADI MAMSI DENGELIN SISSY NGGAK SIH?"

Tiara diam.

"MAMSI, SISSY MAU KETEMU PANGELAN. MAU KETEMU POKOKNYA."

Tiara tetap saja diam. Mampuslah dia sekarang, putri kecilnya yang cerewet ini sedang meraung-raung minta dilenyapkan dari bumi.

Tiara tidak tahu harus mendiamkan Sissy dengan cara apa. Betina kecil ini kalau sudah meraung-raung susah sekali dijinakkan.

"MAMSI! PANGELANNYA MANA? MANA MAMSI? MAMSIIII! IH! AAAAA!"

Please Tuhan, buat Tiara menghilang secara tiba-tiba.

Atau buat Tiara mendadak disambar petir saat ini, Tuhan.

"MAMSI, SISSY MAU KETEMU PANGELAN! POKOKNYA SISSY MAU KETEMU PANGELA—

"Iya tunggu." potong Tiara kesal sekali mendengar rengekan putrinya. Kepalanya berdenyut-denyut, rasanya mau lepas dari leher.

"MANA PANGELANNYA, CEPETAN MAMSI!"

Tiara merogoh saku bajunya, lalu mengeluarkan sesuatu dari sana. Kemudian memberikannya pada Sissy.

"Nih, pangerannya!" kata Tiara, berusaha tersenyum semanis mungkin.

"IH, MAMSI! INIMAH PELMEN BUKAN PANGELAN!" protes Sissy tidak terima.

"Ini namanya permen pangeran, sayang." ujar Tiara mengada-ada, jelas-jelas permen yang diberikan pada Sissy tadi bernama Kopiko.

"TETAP AJA INI PELMEN BUKAN PANGELAN!"

"Sayang, dengerin mamsi—

Tiara semakin kesal karena tiba-tiba Sissy sudah merengek lagi dan memotong ucapannya secara tiba-tiba.

"NGGAK MAU PELMEN, MAUNYA PANGELAN SISSY BILANG BEGITU, YA BEGITU!!"

Seketika semuanya mendadak gelap.

Tidak ada yang mati.

Tidak ada yang terbunuh.

Dan tidak ada yang berhenti jadi warga bumi.

Hanya saja, lampu kamar Sissy sudah dimatikan oleh Tiara.

Akhirnya Sissy diam karena sekelilingnya sudah gelap, dan Tiara hidup bahagia. The end.

Dongeng Sebelum TidurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang