Bab 9 : Dinner date

634 95 6
                                    

"Itu bagus," komentar seseorang dari belakang.

Dhara berhenti memaksa rambutnya masuk ke dalam jepitan ketika ia mendengar suara berat milik seseorang yang akhir-akhir ini familier di indra pendengarannya.

"Kei!"

Perempuan yang masih mengurai rambutnya menoleh dan melihat Kei berdiri menjulang di belakang dengan gaya berpakaian yang sama seperti biasa. Satu-satunya yang berbeda hanyalah sang pengawal yang tidak terlihat berada di dekatnya.

Seharusnya ia tidak perlu terkejut melihat pria itu menemukan dirinya, karena ini bukan kali pertama Kei menemukannya di tempat asing selain rumah sakit. Hanya saja melihat pria gagah itu masuk ke toko di mana hanya ada perempuan di dalamnya membuat Dhara memandang dengan cara aneh.

"Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanyanya sambil mengembalikan jepit rambut ke tempat semula.

"Jalan-jalan," lanjutnya dengan mata tidak berhenti menatap Dhara yang mulai terlihat tidak nyaman dengan kehadirannya.

"Ke toko aksesori??" Ia menatap tidak percaya.

"Aku tidak tahu kalau kamu punya hobi seperti ini," lanjutnya dengan nada mengejek.

"Seperti ini?" Kei tidak mengerti dengan sarkasme yang sedang dimainkan oleh Dhara.

"Seperti ini ... Tuan Kei." Dhara menunjuk ke sekelilingnya di mana hanya ada aksesori perempuan beserta boneka berbagai ukuran berjejer di dalam toko.

Melihat Dhara dengan penuh semangat memperlihatkan toko seperti apa yang ia masuki, membuat pria bermata gelap itu hanya bisa tersenyum tipis. Senyum yang membuat perempuan-perempuan yang sedari tadi hanya mencuri pandang kini berubah menjadi agresif.

"Maaf ...." Seorang perempuan cantik bertubuh seksi dengan rambut panjang terurai tiba-tiba mendorong tubuhnya ke samping. Entah disengaja atau tidak.

"Ah, tidak apa," jawab Dhara berusaha untuk tetap ramah walau ia hampir terjatuh. Beruntung tangan Kei sempat menahan tubuhnya untuk tidak menghantam lemari kecil yang berada tepat di sisi kiri.

"Aku mau melihat jepitan itu, bisa tolong kamu geser sedikit," ucapnya arogan dengan mata tidak berhenti mencuri pandang ke arah pria di hadapannya.

Setelah Kei memastikan keseimbangan Dhara baik. Ia memberi perempuan itu perhatian yang diinginkan dan hal itu membuatnya ketakutan.

Menyadari perubahan raut wajah perempuan seksi itu, mata Dhara dengan cepat beralih ke arah Kei yang saat ini menatap marah ke arah perempuan asing itu.

"Kei sudahlah. Ayo, kita pergi dari sini." Dhara tidak tahu apa yang sudah membuatnya marah. Namun, sebelum toko itu kehilangan pelanggan, ia segera menarik tangan Kei menjauh dari keramaian.

"Ara." Kei menahan tungkainya saat mereka sudah menjauh beberapa meter dari toko. Membuat Dhara ikut berhenti—tidak mampu menarik tubuh yang berukuran hampir dua kali darinya.

"Ah, maaf." Dhara segera melepas tangan saat menyadari bahwa ia telah berlaku tidak sopan dengan menarik pria yang berusia lebih tua darinya.

Melihat perempuan di depannya salah tingkah. Kei tidak segera berkata dan memilih untuk menikmati kegugupan serta rona kemerahan di wajah cantiknya.

"Ara, makan malam denganku," ajak Kei frontal tanpa ia duga-duga.

"Apa?"

"Makan malam denganku," ulangnya sambil bergerak mendekat.

"Bagaimana kalau aku tidak mau?" balasnya.

"Makan denganku satu kali ini atau aku tidak akan berhenti mengganggu," balasnya sambil tersenyum.

Kupu-Kupu Patah SayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang