Katakanlah

16.2K 869 265
                                    

"Ia serupa Yusuf dengan sgala kesempurnaanya dan aku Ayahnya dengan sgala kesedihannya"

Ia serupa Yusuf dengan segala kesempurnaanya dan aku Ayahnya dengan segala kesedihannya. Apakah harus sesakit ini tuk mencintai mu Gus?. Bertepuk sebelah tangan disertai lara bagai tertikam belati yang sangat pedih sampai tak terhingga.  Bolehkah aku memilikimu seorang?

Gus...
Untukmu yang sangat membenci akan  kehadiranku,tak perlu  kau menjauh dariku , tapi, aku pun tak tau bagaimanakah caranya untuk mundur😔.

Hujan punya alasan tersendiri untuk jatuh ,tapi aku tak punya alasan mengapa hatiku jatuh padamu.
Antara aku dan hatimu yang jauh adalah cinta ,dan apakah dengan  berbagi dapat menghadirkan rasa cinta itu.

Setelah dirasa cukup waktu ku untuk menangis kulihat jam tangan menunjukan pukul 15.00 tiba tiba notif dering hp ku berbunyi menampilkan si penelpon yang tak lain ternyata mbak Alda, dan tanpa menunggu lama akupun langsung menekan icon hijau.

"Ning,nanti jam 16.00 kajian santri Ulya, takutnya ke lupa😊" katanya.

Ya,berhubung aku sudah tidak dibagian asrama ,ya istilahnya di bagian pengurus pondok,jadilah segala jadwal kajian untuk bagianku,aku serahkan  kepada mbak Alda selaku abdi ndalem ku sekaligus pengurus bagian jadwal kajian untuk mengingatkan ku "

"Aduh,aku sampai lupa satu jam lagi waktu ngajar santri tiba, nggeh ya sudah mbak ,saya langsung menuju pulang"Ucapku sebelum mematikan hp.

Akhirnya akupun langsung bergegas kembali menuju ke ndalem yang hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja dengan melewati besarnya hamaparan sawah terbentang disepanjang pinggir jalan yang kulalui,rasanya sejuk sekali.

Sesampainya di ndalem aku pun langsung memasuki ndalem pelan pelan, karna suasana hening di ndalem dijam jam sebelum ashar tiba sudah seperti biasa digunakan Abah dan Ummik buat saling nyimak kajian beliau satu sama lain.
Rasanya agak sungkan jika membuat gaduh dan sampai mengganggu diskusi beliau.

Kadang juga jika Abah sedang tindakan ummik meminta aku yang menggantikan beliau buat nyimak Ummik.

Setelah beberapa langkah pelan yang kulalui akhirnya aku berhasil sampai di kamar  yang bertempat di lantai atas tanpa merubah keadaan abah ummik yang sedang mutola'ah diruang depan.

Sesampainya dikamar, langsung saja kududukan tubuhku di sofa bed dekat pintu karna lelah mulai menguasai tubuhku,namun berhubung waktu ngajar yang sedikit lagi tiba,
Akhirnya kuputuskan untuk segera mandi dan bersiap siap untuk mengimami sholat ashar di mushola atas sedangkan Ummik biasa mengimami mushola di bagian bawah.Karna kajian biasa dilakukan setelah sholat ashar usai kuputuskan untuk segera bergegas ke kamar mandi.

Setelah sholat ashar usai akupun langsung bergegas kembali ke kamar untuk mencopot mukena dan mengganti dengan jilbab.

Saking  lelahnya aku bersabar menghadapi sikapnya sampai sampai aku lupa akan kehadiran gus Al yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Melihat dirinya kini membuatku kembali teringat akan obrolan dengan sahabatnya siang tadi,ingin ku mendiamkan dirinya akan segala kebohongannya yang ia lakukan padaku namun aku  sadar kini aku bukan lagi santri nya melainkan sebagai seorang istri dari nya maka wajib bagiku menjalankan tugasku sebagai istrinya untuk  melayani nya dengan dzohirku.Walaupun dalam hati aku sadar,bukanlah aku yang di inginkannya.

"Saya mau izin mengajar dulu gus dikelas Ulya 1,jika ada perlu panggil saja saya."Ucapku pelan sebelum melangkah keluar dari kamar dengan meminta izin kepadanya yang saat ini sedang berada di meja kerja disamping jendela sembari mengetik sesuatu  yang entah apa itu di komputer.

I'm,Your Wife,,,"GUS"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang