Saat itu masih pukul 7:45 WIB, suasana di kelas 10 Mia 2 sangat berisik jika guru yang mengajar di kelas belum masuk, bahkan keributan yang diciptakan oleh warga kelas itu berhasil menyaingi keributan di pasar-pasar, pasar tradisional, pasar modern, pokoknya segala jenis pasar.
"Eh eh gue bawa info menarik nih!" Sang ketua kelas tiba-tiba masuk ke dalam kelas dan berdiri di depan kelas sambil berteriak mengeluarkan seluruh suara yang dia punya.
"Apaan?" sahut sebagian siswa mia 2.
"Pak Budi gak masuk hari ini YEAYYYY! Kita gak ketemu sama guru berkumis lebat dan hitam legam itu hari ini." ujar ketua kelas dengan antusias.
"YESS!!"
"Alhamdulillah."
"Jamkos astaga senang hayati tuuu."
"Akhirnya doa gue terkabulkan."
"Yuhuuuu."
"Yeayyy!"
Elsa hanya bisa geleng-geleng kepala melihat berbagai reaksi yang ditunjukkan oleh teman sekelasnya. Kenapa mereka begitu lebay?. Ia berniat kembali membaca buku berjudul Teori Evolusi Darwin yang dibacanya sebelumnya, namun sang ketua kelas kembali berbicara, dan hal itu sukses menarik perhatian Elsa yang memang mempunyai jiwa kepo tingkat wahid.
"Tapi!!!!!" Tiba-tiba si ketua kelas kembali bersuara yang mana hal itu membuat suasana di kelas 10 mia 2 mendadak sunyi.
"Tapi apaan woy?" tanya Lea.
"Pak Budi nitip tugas ehehe, halaman 45 nomor 1-5, harus segera dikerjain dan dikumpul hari ini juga."
"YAAAAHHHH." seruan kecewa terdengar dimana-mana.
"Woy ketua! Ngasih informasi jangan tanggung-tanggung dong! Lo itu sama aja kayak udah nerbangin kita ke langit ketujuh, baru juga mau menikmati angin sepoi-sepoi, eh malah langsung di jatohin di padang kaktus lagi!" ujar Lea jengkel.
"Eheheh, maap ndoro." si ketua kelas malah cengengesan.
"Eh Le, gimana kalo kita ngerjain tugasnya dipinggir lapangan aja? Gerah nih dikelas, gue butuh udara segar." ajak Elsa.
"Halahh sok mau nyari udara segar, bilang aja lo mau modus ngeliatin kak Farel yang hari ini lagi olahraga, ye kan?"
Elsa cengengesan, "tau aja deh, kuyyy?"
Karena Elsa itu beruntung mempunyai teman yang baik, jadi ajakannya itu langsung disetujui oleh Lea untuk mengerjakan tugas yang diberikan pak Budi di pinggir lapangan sekolah mereka.
[.]
"Astaga astaga astaga, itu kak Farel keren banget ya ampun." ujar Elsa.
"Heh, lo nyadar gak sih kalo kalimat itu terus-terusan lo ulangin sejak tadi?" tanya Lea sewot.
"Ya bodo amatlah, yang penting gue cinta mati sama kak Farel."
Lea mencibir mendengar ucapan kelewat alay yang Elsa lontarkan.
"Eh gue mau beli minum dulu, bye." ujar Lea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweis
Teen FictionKematian itu pasti. Rasa cinta dan sayang bisa pudar. Semuanya bisa datang dan pergi kapan pun namun tak ada yang menetap. Oleh sebab itu, ada pepatah yang mengatakan bahwa "Dalam kehidupan, tidak ada yang abadi, karena untuk setiap 'selamat datang'...