5. Terimakasih Tuhan untuk luka ini... Part 2

105 14 5
                                    

Tidak terasa kita ngabisin waktu diperpus dengan ngobrolin hal yang gak penting.

Dari mulai ngobrolin tukang cendol yang jualan pake jas disekolah!

Ngomongin Arga dan Maura yang lagi kasmaran.
"si Maura sekarang bucin!" terangnya sambil tertawa.
"si Arga juga sama! gua gak nyangka dia se bucin itu." tembal gua dengan antusias, sebenernya gua berantusias bukan karena topiknya cuma Dialekanya.
"ehh gua mau lanjut baca ya? jadi udah dulu ngobrolnya, kita lanjut lagi nanti!" terang Leka.

"okeee Leka" jawab gua.
Leka hanya tersenyum dan berjalan menjauh, dia menghampiri salah satu Rak buku, yang berisikan buku-buku tebal.

Gua sama sekali gak mau beralih untuk memandang yang lain, gua cuma mau memandang Leka seorang.

Tapi gua curiga sama Gabriel dan Samuel, ada apa sama mereka datang ke perpus? Ya udahlah gua gak peduli, gua kembali memutuskan merhatiin Leka lagi, Leka begitu cantik sekali.

Gua merhatiin setiap gerak-gerik Leka tapi ada sesuatu yang Aneh, kenapa rak buku yang ada disamping Leka goyang-goyang? masa ia gempa, gak mungkinlah.

Semakin gua perhatikan ternyata baud-baud rak itu lepas, itu artinya rak itu bakal runtuh dan nimpaaa! ouh Tidak Lekaa.

"Leka Awas!!!" gua bergegas berlari menghampiri leka, gua dapati dia terheran-heran, dan melihat rak itu hampir runtuh menimpa tubuhnya.

Namun untung saja, gua bisa mendekap Leka erat didada gua, gua gak peduli kalo pun harus terluka, tapi yang jelas gua gak mau Dialeka terluka.

Buku-buku dan rak itu menimpa punggung gua, sakit sih tapi rasa sakit itu hilang karena gua bisa mendekap erat Dialeka.

Terimakasih tuhan untuk luka ini, terimakasih ya rak buku, karena ketidak kokohan mu membuat gua menang banyak hahaha.

Gua tau pasti leka bisa dengar denyutan jantung gua, gimana Leka dag dig dug kan? iya itu semua karena lu, tapi gak sedag dig dug kalo kita ada dihajatan kan? Hehehe.

Wajah Leka mendongkak melihat ke atas, gua cuma bisa memandanginya dengan penuh rasa bahagia dan nahan sakit tentunya.

Kita saling memandang, Mata nya memancarkan ke khawatiran, mungkin keterbalikan dari pancaran mata gua, sekali lagi gua menang banyak hahaha.

Gua gak bisa menutupi perasaan gua kalo gua bahagia, tapi gua juga gak bisa menutupi, kalo punggung gua sakit.

Guru-guru pada histeris teriak-teriak minta tolong, gua sesekali melihat Ke arah Gabriel dan Samuel, yang terbirit-birit pergi dari TKP.

Gua curiga sama mereka. Gua pandangi Leka dia begitu khawatir.
"kita ke UKS!" tawar Leka dengan nafas terengah-engah, dibalas dengan anggukan setuju dari gua.

Para guru-guru membantu Leka membangunkan gua untuk bergegas pergi ke UKS.

Sesampainya di UKS Leka dan guru bahasa inggris yang cetar membahana ini mengobati luka gua.
"coba neng geulis, pang nyandakkeun P3K." perintah guru Inggris yang tidak lain bernama, Tika.
"iya bu." jawab Leka dengan sigap mengambil P3K.
"aduh ujang kasep, meuni keur mah kasep, gagah wanian deuih!" puji bu Tika, gua sih cuma bisa senyum-senyum.
"ini bu." Leka menyerahkan P3K.
"neng geulis, ibu teh harus rapat, kamu mau ya obatin si gani?"pinta bu tika, Dialeka memandang gua penuh tanya "daek teu? ujang kasep mau yah?" tanya ibu.
Gua cuma menganguk setuju, lagian kapan lagi coba gua bisa diobatin Leka.
"ya udah atuh ya ibu pamit!" ibu tika pun tenggelam diambang pintu dengan gaya berjalannya yang centil.

Sekarang ditempat ini cuma ada gua sama Leka. Leka menatap gua penuh kebingungan.
"gua aja yang ngobatin lukanya sendiri." tawar gua penuh rasa kecewa.

Ya gimana gak kecewa gua kan mau nya Leka yang ngobatin gua, tapi ya udahlah.
"gak apa, sama gua aja!" tegas Leka.
Yess gitu dong!! suara hati gua bersorak.
"tapi sebelumnya lu buka dulu baju lu ya?" pinta Leka.
Sumpah pikiran gua langsung mesum dong hehehe.
"maksudnya supaya gua bisa ngompres luka lu, kan punggung lu pasti lebam." Gua hanya menganguk setuju dan bergegas membuka baju, tapi sumpah susah banget buat buka kancingnya dalam keadaan kayak gini, apalagi bahu gua sakit.
"biar gua bantu bukain kancingnya ya?" tawar Leka.
"nggak-nggak jangan gua bisa sendiri!" tolak gua, padahal sih gua mau-mau aja cuma gak ahh, gua gak siap.
"udah gak apa, dari pada sama lu lamaa!!" protes Leka.

Tangannya dengan hati-hati membuka kancing baju gua.
Satu kancing masih biasa saja, dua kancing gua mulai gak karuan, tiga kancing gua mulai resah, empat kancing gua menelan ludah dan kancing kelima gua mulai nahan kencing.

Dia menatap gua, mata kita saling bertemu, bola matanya memancarkan kebahagian, begitupun gua.
"ya udah, sekarang lu buka bajunya, bisa kan buka baju seragamnya sendiri? Kan udah gua bukain kancingnya." seru Leka.
"berdua juga bisa." jawab gua asal, sesudah gua melepas baju seragam, lalu gua berinisiatif buat ngebuka kaos dalam gua.
"ehhh!! lu mau apa?" protes Leka.
"gua mau buka kaos dalam gua, biar lu leluasa ngobatin punggung gua." terang gua.
"gak usah!!! sekalian aja lu buka celana lu." protes Leka kesal.
"gua boleh buka celana?" tanya gua dengan wajah tanpa dosa Alias watados.
"ihh!!! Gani, apaan si lu!" protes leka kesal semakin kesal sembari memukuli gua.
"ya Maaf gua cuma bercanda!" elak gua.
"tau ahk gua kesel sama lu, gak sopan tauuu!" jelas Leka semakin kesal.

Tidak lama datang Arga, dengan raut wajah khawatir.
"Leka Gani kenapa?" tanya Arga.
"gak tau!! tanya aja sama lu, ke orangnya," jelas Leka "nih obatin si Gani, gua mau pamit ke kelas." ujar Leka kesal. Dan dia pun menghilang dibalik pintu UKS.

Arga menatap gua heran, meminta penjelasan, gua balas dengan tatapan tidak ingin bersuara.

Bel sekolah berbunyi, pertanda sudah waktunya untuk pulang.
Hari ini gua berniatan pulang kerumah Arga karena mamih gua lagi gak ada dirumah, sekaligus gua gak bisa bawa motor karena kejadian tadi.

Dari kejauhan gua mendapati Leka yang berdiri tepat didekat gerbang. Gua merasa bersalah karena udah kurang ajar sama dia, tapi ya mau gimana lagi.

Arga berlari menghampiri Leka, di susul gua dengan langkah tak bergairah.
"Leka, hari ini gua gak bisa pulang bareng lu, karena kebetulan Gani lagi sakit dan gak bisa bawa motor." jelas Arga.
"ya udah gak apa," jawab Leka ketus "eh iya tadi Maura nitip pesen katanya hari ini dia nunggu lu ditempat biasa." terang Leka "bukannya hari ini, hari aniv lu ya?" tanya Leka.
"ouh iya gua lupa!!" ungkap Arga.
"eum kayaknya lu gak bisa balik bareng gua deh Gan, Maaf ya!" seru Arga penuh rasa sesal.

Gua sih gak masalah, gua bisa naik angkutan umum, tapi gimana dengan Leka??
"iya gak apa Ar." jawab gua.
Hening sesaat, Leka melihat ke arah gua.
"Ya udah gua balik bareng Gani aja!" tawar Leka "se arahkan? biar nanti gua yang bawa motor Gani." jelas Leka.
Serius nih Leka nawarin diri dia buat nganterin gua? Apa itu artinya dia peduli sama gua?

Buat kalian tunggu lanjutan ceritanya yaaa...
Abisnya aku ngantuk hehehe

untuk bahasa sundanya maaf bangeet ya kalo ada kesalahan dalam pengetikan, soalnya aku gak terlalu tau cara nulisnya yang bener gimana padahalkan aku orang sunda :( Alahhh siah jadi malu...

salam rindu dari AlaskaRindu...

Ouh iya ada gambaran buat tokoh Leka... Aku kasih tau ya Leka disini itu di ibaratkan Mawar Eva de jongh hehehe cocok gak tuh???

Dia Dialeka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang