2. Pertemuan

9 0 0
                                    

Pertemuan adalah awal dari tertulisnya sebuah cerita, dan terlahirnya sebuah kenangan.
Tapi bagaimana bila, kamu membenci pertemuan itu?

Fahrie Alando Dirgantara

***

Pagi ini suasana parkiran sekolah Sejahtera mulai padat oleh siswa-siswi keren, yang memarkirkan motor atau pun mobilnya masing-masing.

"Dulu, lu kalo sekolah suka bawa motor," terang Arga setelah keduanya turun dari mobil.
"Emang gua bisa motor?" Tanya Leka memandang Cowok ganteng yang kini ada disampingnya.
"Bisa," jawab cowok itu datar.

Leka memperhatikan keadaan sekitar, dan mulai merasa tidak nyaman.
"Gua cabut ya," terang Arga menatap Leka heran.
"Iya," tembal gadis itu dengan raut bingung.
Coba aja waktu itu lu gak,, Batin Arga tak kuasa melanjutkan kalimatnya.
"Ya udah, dadah jelek." Seru Arga yang kini sudah ada didalam mobil.

Mobil putih itu melaju dan meninggalkan Leka.

***

Leka memulai kembali pendidikannya di bangku SMA kelas 12 Ips 1, jurusan yang sama, sekolah yang sama namun dengan tokoh-tokoh yang baru.

"Selamat pagiii, para murid." Seru guru yang cetar membahana.
"Pagii bu,," tembal seisi kelas antusias.
"hapunten bu, ayeuna kan sanes jam pelajaran ibu!" Seru salah satu murid.
"Yehh cicing heula kasep, ibu kan belum ngomong mau apa kesini!" Tembal si ibu itu garang.

Sontak murid lain menertawakan temannya, yang tidak lain adalah Vanka, murid rese.

Author: Leka kalo kamu gak hilang ingatan pasti tau siapa beliau,

Leka hanya berdiam, sesekali menunduk diam-diam ikut tertawa.

"Kita kedatangan teman baru, silahkan neng geulis perkenalkan diri kamu." Pinta si ibu.

"Eh itu kan Kak Leka, senior kita!" Seru salah satu murid kelas Ips.

"Izin memperkenalkan diri nama saya Dialeka, saya,,"
"Uleee! Good morning!" Seru salah seorang murid yang baru datang, siapa lagi kalo bukan Fahrie Alando Dirgantara, yang sering disapa Alan.

Anak-anak kelas melongo mendapati Alan yang kini berdiri di depan pintu dan tercengang, atas sosok Bu tika.
"Eh bu tik-tok," seru Alan enteng.
Raut wajah bu Tika terlihat kesal.
"Maaf bu saya gak bermaksud!" Bela Alan.
"Budak ieu deui! Aduhh gusti." Keluh Bu Tika terlihat geram.
"Geulis kamu duduk disebelah Dira ya." Perintah ibu tika tegas, di susul dengan Bu tika menghampiri Alan dan menjewer salah satu telinga Alan, lalu keduanya larut dibalik pintu.

"Buuu sakit!!" Seru Alan kesakitan.

***

Bel sekolah tanda istirahat mulai berbunyi

TRING,,, TRING,,

"Hai Leka kenalkan nama gua, Kaisar Putra Giorgio! Panggil aja gua," belum sempat Giorgio bicara, teman sebangkunya, nyerebet ngomong.
"Panggil aja dia Jigong! Yang gak Gong?!" Seru Vanka disusul tawa Alif.
"Bacot lu!! Van," protes Giorgio.
"Kenalin gua Alif Cakra Buana, panggil aja Alif!" Seru Alif sedikit membusungkan dada.
"So ganteng!!" Ejek Giorgio.
"Gua Leka, salam kenal ya." terang Leka ramah.

"Cuy, lu pindah gih! Duduk bareng Si Dira!" Pinta Giorgio memohon.
"Ogah!! Gua duduk sama si Dira, auto nafas aja kagak boleh kedengeran!" Tolak Vanka.
"Yak kali lu banteng!" Protes Giorgio.

Semua tertawa menertawakan kekonyolan Giorgio dan Vanka.
"Ke kantin yuk!" Seru Alif disusul yang lainnya.
"Leka, kita-kita mau ke kantin dulu ya!" Seru Vanka.
"Iya," jawab Leka.

Kini dikelas hanya ada Leka dan tidak ada satu orang pun siswa.

Dersiran angin, membuat ruang kelas serasa dingin namun hangat.

Leka membuka ransel berwarna biru muda itu, dan mengeluarkan sebuah buku harian, ia tersenyum manis, dan sibuk menulis.

Dear Rindu

Lagi-lagi aku merasa dekat denganmu, merasa memang kau selalu ada di setiap langkahku.


SALAM AlaskaRindu❤

Dia Dialeka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang