24. Adonan

35 5 0
                                    


Suasana dapur Arga gak pernah ngebuat gua bosen, buat masak.
Bunda selalu bantu gua buat bikin kue atau lain sebagainya.

Dan sekarang di dapur ini, gua sudah siap buat bertempur, gua mau coba bikin Cake.

"Arga, bisa tolongin bunda??" teriak bunda yang sedang membuat adonan bareng gua.
"apa bun?" tanya Arga balik.
"bunda lupa beli mentega, beli gih sana." ujar sang bunda.
"ok ok undaa!" seru Arga.

Bunda kembali sibuk dengan adonannya.
"unda unda bundaaa!!" teriak Arlisya adik Arga yang udah gua anggap kayak adik sendiri.
"ehhh Arlis udah pulang." sapa sang bunda.
"iya undaaa." ujar Arlisya.

Unda adalah panggilan sayang untuk bunda.
"waalaikumsalam!" seru gua acuh.
"kang Gani!!" seru Arlisya terkaget-kaget karena ada gua.
"Arlis!! Aku kangen." ujar gua lalu memeluknya.
"unda gak bilang-bilang kalo ada suami aku!" ujar Arlisya, candaan yang sering sekali dia lontarkan.
"Arlis kalo mau nikah sama kang Gani harus bisa masak!" ujar bunda.
"Kakang nanti kalo jadi suami Arlis bakal ajarin Arlis masak bunda! Arlis mau belajar masak sama kang Gani."  bantah Arlis, dengan percaya diri.
"tapi kalo Arlis gak bisa masak aku gak akan mau mempersunting Arlis." ujar gua melengkapi candaan Arlis.
Arlis menghiraukan gua, dan pergi setelah memakan donat buatan gua.

"Gani maaf kan candaan Arlis ya." ujar bunda.
"iya bunda, aku gak anggap serius kok." terang gua.
Bunda hanya tersenyum.

"Assalamualaikum!!" teriak Arga disusul sosok Leka dibelakangnya dengan rambut yang terurai, membuatnya semakin cantik.
"Waalaikumsalam." sahut bunda dan gua hampir berbarengan.
"Alek, kamu bawa apa?" tanya bunda pada Dialeka.
Yah Alek adalah panggilan sayang buat Leka.
"Alek bawa opor ayam, buat Arlis." terang Leka.
"makasih cantik!" seru bunda.
Leka hanya mengangguk.
"Kakang mana menteganya?" tanya bunda.
"nih unda." tembal Arga sembari menaruhnya di meja.
"Alek mau bantu Gani?" tanya bunda.
"Alek gak bisa unda!" seru Leka malu-malu.
"gak apa lah belajar aja!" seru gua, dengan senyum manis.
"oke deh kalo gitu." Leka setuju.
"Alek lanjutkan adonannya ya, unda mau telepon Ayah ArLis." terang bunda.

Ayah ArLis artinya Ayah Arga dan Arlisya. Bunda memang romantis.

"lu ajarin gua ya!" ujar Leka.
Gua balas dengan anggukan.
Gua mulai memperhatikan Leka yang sibuk membuat adonan, gua terpaku ke rambut Leka yang terurai, gua merasa risih! Hingga gua memutuskan untuk mengingkat rambut Leka.
"maaf, ya gua lancang! Kalo lagi ada di dapur rambut itu harus rapih." terang gua penuh cinta.
Leka menengok ke arah gua yang sedang mengikat rambutnya.
"makasih!" ujar Leka, lagi-lagi gua hanya mengangguk.
"lu suka masak Gan?" tanya Leka.
"iya, cita-cita gua kan jadi juru masak." ujar gua.

Leka tak meneruskan obrolan kami, entah mengapa. Tapi yang jelas gua bahagia bisa masak bareng Leka.

Kini Cake gua pun sudah jadi!!
"Gani?!" Leka memanggil gua.
Gua yang lagi fokus menghias cake menghiraukan teriakannya.
Jari Leka mendarat dipipi gua, dengan terigu yang membuat gua terlihat belepotan.
"Leka!!" seru gua geram.
"lucu!" terang Leka disusul gelagak tawanya.
Gua mengambil segenggam terigu "nih lucu, yang ini lebih lucu!!" seru gua sembari melemparkan terigu yang ada di genggaman gua.
"ihh lu terigunya kebanyakan!!" protes Leka terlihat semakin lucu.
"gua bales!!" ancam Leka.
Dan kita berdua pun saling melemparkan terigu, dan tertawa bersama.

Gua sempat memegang tangannya dan sesekali menggelitiknya agar dia jeram.

Matanya sangat indah, memancarkan rona bahagia dan memberi gua rasa yang berdebar.

Senyumannya menawan, memberikan kedamaian dan khayalan.

Senyumannya menawan, memberikan kedamaian dan khayalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yunanda Arlisya Maiyura...

Salam AlaskaRindu

Dia Dialeka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang