21. Selamat Malam

38 5 0
                                    


Ruang ini begitu tentram dan nyaman, dimana gua bisa merasakan kehangatan.

Kini Leka terbaring diatas kasur empuk, sembari memeluk boneka beruang berwarna biru muda begitu erat.

Gua melepaskan sepatu dan menyelimuti Leka, wajah Leka terlihat lelah, matanya begitu indah tak kalah indahnya dengan malam ini.

Mata gua terus mengamati Leka penuh cinta begitu pun hati yang mengelora.
"Gani!" suara Leka sontak membuat gua kaget.
Mata Leka masih terpejam, membuat gua kebingungan.
"Gani." ujar Leka tanpa sadar.
Gua hanya diam tak bersuara.
"selamat malam." ucap Leka sembari mengubah posisi tidurnya.
"selamat tidur." tembal gua dengan senyum merona.

***

Perumahan Arga tidak terlalu sepi padahal ini sudah larut malam. Gua kini berjalan menghampiri rumah Arga, namun sesaat kemudian langkah gua terhenti, gua mendapati suara petikan gitar dibangku taman dekat rumah Leka.

Sontak hal itu membuat gua penasaran, gua semakin mendekati suara petikan gitar itu.

Dari kejauhan seorang gadis cantik mengenakan piama sedang asyik dengan petikan yang mengalun indah.
"hai?" sapa gua malu-malu.
Sontak dia terkejut, membuat gua kikuk.
"petikan gitar kamu enak didengar." puji gua sembari tersenyum.
"terimakasih." tembal gadis cantik itu.

Gua akui dia memang cantik, hampir sama cantiknya dengan Leka. Ett tapi tunggu dulu, Leka tetap yang paling cantik.
"sendirian?" tanya gua keheranan.
"iya." tembal nya singkat.
"boleh ikut duduk gak nih?" tawar gua malu-malu.

Gadis itu gelagapan tak karuan, mungkin karena disamperin cowok seganteng gua.
"boleh." tembalnya yang pastinya tanda setuju.
"oke." gua kini duduk disampingnya.

Sempat hening diantara kita membuat gua merasa tidak enak, karena mungkin gua udah ganggu dia.
"tadi lagunya buatan kamu?" gua membuka pembicaraan.
"iya." jawabnya.
"bagus, lebih bagus lagi kalo sembari nyanyi." usul gua.
Dia hanya tersenyum sesaat menundukkan kepala.
"ouh iya kenalkan aku Gani." ujar gua mengajak dia kenalan.
"Aku Dealuna, adiknya Leka." terang Dealuna.
Apa adiknya Leka?? sejak kapan Leka punya ade. Batin gua mulai bertanya-tanya.

"kakak bisa panggil aku Luna." terang dia sedikit malu.
"ouh aku baru tau, Leka punya ade." jelas gua.
Dia hanya tersenyum.

"eh iya sini deh, aku yang main gitar." tawar gua "nanti kamu nyanyi." pinta gua.
Lagi-lagi dia hanya mengangguk pertanda setuju.

Petikan gitar mulai gua mainkan, mengikuti setiap melodi yang telah ditentukan.

Kau datang...
Seperti mentari...
Menyinari ruang hati...
Dan ku tutup mataku...

Apakah ku bermimpi...
Ternyata engkau nyata, disampingku, dekati ku...
Ouh tuhan...

Jika benar,
Dia pantas untuk ku cinta,
Jagalah dirinya...

Terpang-pang luka lara,
Yang kan terus berdebar,
Aku pernah jatuh cinta,
Namun tak terbalaskan...

Aku tak mau, mengagumi mu dengan sejuta alasan...
Aku hanya inginkan mu dengan sebuah juangan...

Malam ini gua merasa ada sesuatu yang sedikit berbeda, dimana gua merasakan denyutan yang selalu gua rasakan ketika dekat dengan Leka.

Petikan gitar itu membawa gua larut kedalamnya, suara Luna membuat gua semakin gak karuan.

Puisi...

Jika memang benar, kamu sang pijar.
Maka mengapa kau datang??
Jika benar aku pencundang!
Lalu mengapa aku bertahan??

Wahai semesta,
Wahai pemilik rasa, dimanakah cinta sejatiku berada??
Benarkah ia,,,

Dialeka,
Atau
Dealuna??

Januar Damara Argani

Dibawah langit malam, angin menghempaskan lelahnya.
Menyeruak ke sela-sela rongga,
memberi ruang hangat didalamnya.

Menyadarkan semua insan didunia, bahwasannya ciptaan tuhan tiada sandingan.

Gua menatap Luna, kagum.
"kamu bagus banget tadi." puji gua dengan acungan jempol.
"makasih kak." Luna tersenyum manis, membuat gua gak karuan.
Dasar emang bajingan!! Lagian lu kenapa nyamperin ni cewe sih? Begooo!! Gimana kalo nanti lu jadi suka sama Luna? Batin gua, merasa kecewa pada diri gua sendiri.

"ini udah malam kak." ujar Luna.
"ouh iya." seru gua.
"aku pamit tidur ya kak, selamat malam." ujar Luna manis, membuat gua merasa tak karuan.
"iya." tembal gua gelagapan.

Luna pun larut dibalik daur pintu rumahnya, yang tidak lain adalah rumah Leka.

Okeee semakin pabeulit lah ya ceritanya :v ...

Entahlah banyak ide yang bermunculan :v
Mungkin untuk kalian para penulis Wattpad kebanyakan di tengah-tengah itu kehabisan ide! Tapi entah bagaimana aku malah kebanjiran ide saat di tengah-tengah cerita, membuat aku harus sedikit-sedikit merombak ceritaku...

Terimakasih buat waktu kalian, aku sih berharap banget kalian votmen dan Follow aku. Akan tetapi aku sangat bersyukur sekali, karena dengan kalian baca aja itu sudah sangat lebih dari cukup :)

Salam AlaskaRindu

Dia Dialeka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang