13. Sederhana

48 9 0
                                    


Kita sudah menghabiskan waktu cukup lama hanya untuk sekedar membeli gaun, Leka terlihat kecapean dan mungkin kelaparan karena suara perutnya berbunyi.

Masih banyak lagi yang harus kita persiapkan, sedangkan waktu semakin berlalu.
"Gan gua lapar!" terang Leka melas.
"kenapa tadi gak sekalian aja makan di cafe depan sekolah?" tanya gua kesal.

Gimana gak kesal, gua tau betul Leka itu paling gak bisa nahan lapar.
"tadi gua takut makanannya pada mahal!" terang Leka "Cafe itu kan baru buka." protes Leka.
"dasar gembul, dimana-mana cafe baru buka itu banyak diskon!" tegas gua.
"lu bisa gak sih jangan panggil gua gembul?" tanya Leka kesal.
Gua menghiraukan pertanyaan Leka.
"ya udah kita cari makan yu!" ajak gua.
"ayokk." jawab Leka lemas.

Sepanjang jalan Leka sama sekali tak bersuara, mungkin karena lapar atau karena dia marah sama gua.
"stop! stop!" Seru Leka.
Gua sontak meminggirkan motor gua.
"ada apa?" tanya gua.
"itu ada bakso cikadut!" ujar Leka.
Bakso cikadut??? Terdengar aneh.
"lu mau makan disana?" tanya Gua.
"iyaaa, gua lapar." jawab Leka cemberut.
"yaudah yuk." ajak gua.

Setelah motor gua menyebrangi jalan raya, Leka bergegas turun dan memesan bakso dan soto ayam, gua heran sebenernya bapak ini jualan bakso atau soto ayam.
"lu gak mau makan kan?" tanya Leka.
"lu nawarin gua?" tanya gua keheranan.
"ya lu mau makan atau nggak?" tegas Leka.
"itu baru nawarin!" jawab gua ketus.
Leka terdiam, menatap gua lembut. Membuat gua gak karuan, dan jadi salah tingkah.
"gua duduk duluan." seru gua, berusaha menghindari tatapan Leka.
Leka menghampiri gua dan duduk dihadapan gua.
"lu marah?" tanya Leka lirih.
"gak!" jawab gua singkat.
Leka hanya terdiam, memalingkan pandangannya kejalanan.

Pandangan gua kini beralih kepadanya, menatapnya dalam dan berharap dia gak makan banyak.

Gua sengaja gak pesan bakso ataupun Soto karena gua tau betul Leka pasti gembul.

Tidak lama pesananpun datang, Leka cemberut seperti tidak berselera makan, padahal tadi dia sendiri yang pesan banyak.
"lu kenapa?" tanya gua ketus.
"gua gak mau makan sama orang yang lagi marah!" jawab Leka polos.
"gua gak marah, cuma cape aja." jelas gua.
"tetep aja muka lu masam!!" jawab Leka.
Entah ada apa dengan dia, selalu bersikap manja dan kadang bersikap seolah tak peduli.

Hati gua gak karuan saat melihat Leka semurung ini, apa iya hanya karena gua ketus.

Gua mengambil sendok dan mendekatkan mangkok berisikan bakso kearah gua.
"lu mau pake apa?" tanya gua.
Leka berdiam menatap gua bingung.
Gua balas dengan tatapan meyakinkan.
"mau pake kecap?" tanya gua, Leka hanya mengangguk "pake sambal?" lagi-lagi Leka mengangguk "tapi jangan banyak-banyak ya." ujar gua.
Saat gua akan mengambil saus Leka membuka suara
"jangan pake saus, gua gak suka!!" jelas Leka.
"okay." tembal gua sembari menyimpan kembali botol saus.

Gua sibuk mengaduk-aduk bakso yang sudah diberi kecap dan sambal agar merata, gua merasa diperhatikan oleh Leka, dan hal itu membuat gua ingin melirik kearahnya, didapati dia langsung menundukkan kepala, salah tingkah.
"lu kenapa?" tanya gua.
Leka hanya menggeleng.
"ya udah ni makan." tawar gua.
"lu udah gak marah?" tanya Leka.
"emang gua bilang gua marah?" tanya gua balik.
"nggak, tapi muka lu masam!" jawab Leka.
"ayo cepet makan." suruh gua.
Leka pun menyendok bakso dan melahapnya.

Leka ini memang doyan makan, dia sama sekali gak memperdulikan keadaan sekitar.

Rasanya ini mimpi, bisa sedekat ini dengan Leka.
Leka menyodorkan sendok ke arah gua, bermaksud ingin menyuapi gua.
"buka mulutnya, gua suapin!" pinta Leka.
"gak usah, lu makan aja!" usul gua.
"eumm," seru Leka.
Leka cemberut, menatap ke arah gua.
"sini, gua aja yang nyuapin lu!" tawar gua.
Leka mengangguk setuju.

Tak terasa gua dan Leka menghabiskan waktu cukup lama, dan tak terasa Bakso dan soto yang Leka pesan tadi sudah ludes digures oleh Leka.
"gimana udah gak laperkan?" tanya gua.
"nggak!" jawab Leka.
"ntar ya gua bayar dulu." ujar gua.
"tunggu!!" tahan Leka.
"kenapa?" tanya gua.
"gua bayar sendiri aja." tawar Leka.
"gua mau ngebuktiin ke lu, gua bukan cowo pelit!" tegas gua.
"iya bukan cowo pelit, tapi cowo irit!" seru Leka meledek gua.
"rese luu!" jawab gua kesal.

Akhirnya gua dan Leka melanjutkan perjalanan kita untuk menyiapkan pesta Arga dan Maura.

Makasih buat kalian, yang udah senantiasa, sukarelawan membaca cerita Aku yang tentu masih banyak kesalahan dan kekurangan.

Jangan lupa vote setiap bagiannya, supaya aku makin semangattt hehehe
Buat kalian yang belum follow, jangan Lupa follow yaaaa tapi gak maksa kok hihihi...
Kalo ada salah tulis atau lain sebagainya bisa komen langsung, atau malah kalo kalian merasa ngakak, sedih, bahagia pas baca cerita wattpad ku silahkan komen...
Maaf garing ceritanya :(

Sekali lagi Makasihhhh banyakkk yaaa...

Salam AlaskaRindu

Dia Dialeka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang