19. Ice Cream Coklat

44 5 0
                                    

Sunyi, bukan berarti sendiri.
Rindu pasti ingin bertemu,
lalu memburu waktu.
Kamu selalu berarti, dan rindu itu pasti abadi.

Januar Damara Argani

***

Seusai kita menaiki kincir angin, gua dan Leka kembali menjelajahi setiap area pameran yang sampai jam sembilan malam pun tetap ramai.

Leka terlihat sangat antusias, gua yang sedari tadi menemaninya merasa kewalahan.

Gua dan Leka mencoba banyak permainan, dari mulai game-game yang ada dipameran semuanya Leka coba.

Sampai-sampai Leka mendapatkan boneka beruang berwarna biru, sesuai dengan warna kesukaannya.

Akhirnya gua dan Leka memutuskan untuk beristirahat dibawah pohon rindang yang tidak jauh dari tempat keramaian.

Pohon rindang ini sangat cantik dihiasi lampu-lampu, dan memberi kesan romantis.
Leka terduduk kelelahan.
"lu mau Ice Cream??" tanya gua yang masih berdiri.
"lu yang bayar?" Leka balik nanya.
"penunggu pohon yang bayarin!" seru gua sembarang.
"ihh lu tuh ngomong apa sih!!" Leka terlihat ketakutan.
"penakut!" ujar gua, lalu pergi meninggalkan Leka.
"tungguin!!" Teriak Leka.
"lu kenapa ngintilin gua?" tanya gua geram.
"ya kali aja, lu mau ninggalin gua." Protes Leka dengan raut wajahnya yang lucu.
"ya udah lu tunggu di mobil aja ya?" usul gua.
Leka hanya mengangguk setuju.

***

Gua berjalan menghampiri Mobil yang didalamnya terdapat cewek cantik jelita, yang tidak lain adalah Leka.
"nih Ice Creamnya." tawar gua sembari memakan Ice Cream rasa coklat milik gua.
"ihh Gani!!" seru Leka geram.
"kenapa??" tanya gua penasaran.
"gua gak suka Ice Cream vanila!!" terang Leka.
"terus sukanya apa?" tanya gua ingin tahu.
"Coklat!" terang Leka.
"ya udah kalo gitu gua beli lagi." seru gua.
Sesaat gua beranjak dari mobil, Leka menahan gua.
"gak usah!" Leka menahan gua dengan tatapan penuh tanya "lu suka rasa vanila gak?" tanya Leka.
Gua balas dengan anggukan pertanda gua suka Ice Cream Vanila.
"Ya udah kalo gitu, punya gua buat lu, punya lu buat gua." seru Leka, sembari mengambil Ice Cream ditangan gua.
"tapi itu udahh.." belum sempat gua selesai bicara, Leka menyodorkan Ice Cream rasa vanila dan melahap Ice Cream gua.
"Enakkk!!" Seru Leka, melahap Ice Cream bekas gua dengan nikmat.

***

Pikiran gua masih kacau karena perihal tadi, Leka seriusan makan Ice Cream bekas gua?
Pandangan gua kini beralih memandang Leka, penuh gairah.
Didalam mobil dengan keheningan dan rasa yang berkecabuk membuat gua merinding!!

Leka memalingkan pandangannya ke arah gua, membuat gua tertunduk malu.
"eh pacar, lu kenapa?" tanya Leka penasaran membuat gua geram.
"lu nanya sama pacar kayak gitu?" tanya gua lebih penasaran.
"emang harus gimana?" tanya Leka membuat gua terpaku.
"harusnya begini," gua mulai beraksi "Gani ganteng, kamu kenapa? pacarku sayang." seru gua, dibalas dengan gelagak tawa Leka.
"jijik Aihh." Leka tertawa terbahak-bahak.
Gua hanya terdiam merasa kikuk setengah mati.
"ya udah, gua coba." ujar Leka.

Leka mengubah posisi duduknya sedikit lebih terlihat seksi, mata Leka menatap gua penuh cinta seakan-akan benar adanya.
"Gani ganteng, kamu kenapa? pacarku tersayang." seru Leka dibarengi senyum manisnya.
"Aku gak apa-apa." seketika kalimat itu begitu saja gua ucapkan membuat Leka dan gua larut kedalamnya.

Rasanya malam ini, gua benar-benar menjadi kekasih Leka.
Leka langsung memalingkan pandangannya kedepan, terlihat sedikit salah tingkah dan mengambil hp nya, lalu memutar musik Al-Ghazali berjudulkan Kurayu Bidadari.

Aku disini,,,
Diatas awann...

"udah jam 10, waktunya kita jemput Arga sama Maura." ajak gua gelagapan.
Leka hanya mengangguk setuju.

Mobilpun melaju, bersamaan dengan musik yang mengalun indah.

Terimakasih karena kalian udah ikut andil kedalamnya.
Aku gak tau menau apakah kalian tertarik atau nggak sama ceritaku, tapi vote dan komen dari kalian itu sangat berarti banget buat aku karena dengan begitu aku semakin percaya diri.

Salam AlaskaRindu

Dia Dialeka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang