18. Pacar Semalam

31 5 0
                                    

Bagiku yang penting itu bukan Status!
Akan tetapi, bagaimana kamu dan aku bisa menjadi kita.

Januar Damara Argani

Leka masih berada dipelukan gua, setelah 15 menit lamanya ia menangis!

Gua gak tau kenapa Leka nangis, yang jelas gua merasa bajingan banget.

Entah apa yang ada dibenak Leka saat ini, namun gua bisa merasakan kenyamanan yang juga Leka rasakan.

"lu masih nangis?" tanya gua lembut.
Gua melepaskan pelukan gua dan menyeka airmata Leka perlahan. Leka sangat lucu begitupun dengan ekspresi gua yang merona gembira dan merana!

"lu beneran mau bikin malam ini indah buat gua?" tanya Leka memastikan.
"iya Dialeka!" tembal gua dibarengi senyum dan ketampanan gua.
"jijik banget tuh muka!" ledek Leka, sembari senyum sangat manis.

Wajah gua mulai mendekati Leka dan semakin mendekat, mata gua terpaku melihat rona wajahnya. Leka menunduk malu menghindari tatapan gua. Namun mata gua tak sanggup beralih dan terus memandanginya.

Matanya yang sendu, membuat gua semakin larut kedalamnya.
"lu gak boleh liatin gua kayak gitu!" protes Leka.

Sontak gua memalingkan muka maluu! Dibarengi Leka yang mendongkak kesal namun sesekali tersenyum malu.
"Gani?" tanya Leka pelan.
"yaa." gua kembali memandang Leka datar.
"Malam ini anggap aja kita pacaran!" terang Leka enteng.
Sontak gua terkaget-kaget.
"lu waras gak??" protes gua.
"waras lah!" tembal Leka meyakinkan.
Kenapa cuma malam ini? Jerit gua dalam hati.
"lu kok diem??" tanya Leka penasaran "lu gak mau pacaran sama gua?" seru Leka, membuat gua semakin gak karuan.
"cuma semalam kan??" tanya gua memastikan.
"selamanya juga boleh!" seru Leka membuat gua gak karuan "tapi harus saling cinta!" terang Leka enteng.
"gak jelas lu." protes gua.
"laper!" seru Leka, melenceng dari topik.
Emang lu tuh cewek gembul!
Batin gua.

***

Leka dan gua kini berada ditengah keramaian pameran, berdesak-desakan dan saling berhimpitan.

"Ganii!!" seru Leka antusias.
"apa??" tembal gua penasaran.
"mau naik kincir angin gak?" tanya Leka dengan raut wajah mengemis terlihat manja dan manis.
"lu yang bayarin tiketnya?" tanya gua enteng.
"cowok pelit!" protes Leka.
"bukan pelit tapi irit!" tembal gua.

Leka terlihat kecewa, menatap kearah kincir angin dan meratapinya layaknya anak kecil yang dilarang naik.
"ya udah!! Ayook." ajak gua terpaksa.
Gua nolak karena gua itu takut sama ketinggian, tapi demi Leka gua mau nyoba.
"yess gitu dong!" ujar Leka.

***

Disini, bersama Leka membuat rasa takut gua menjelma jadi rasa bahagia tiada tara.

Wajah Leka terlihat memancarkan kebahagiaan, matanya indah merona dibarengi senyuman manisnya.

Bintang-bintang mulai bermunculan, seakan-akan ingin melihat paras cantik wajah Dialeka, kekasihku saat ini, walau hanya semalam.

Hening yang menerpa membuat gua tersadar, bahwasannya Leka hanya bayang-bayang yang tak pernah tergenggam.

Mungkin ini akan jadi sejarah, tentang gemuruhnya hati gua saat khayalan itu menjadi nyata.

Leka tak akan pernah tergantikan, senyumannya tak akan pernah sirna, dan akan gua pastikan Leka ditakdirkan menjadi bagian dari hidup gua.

"Gani?" suara Leka membuyarkan lamunan gua.
"yaaa." tembal gua gelagapan.
"lu tuh ternyata kocak juga ya." Ujar Leka membuat gua kebingungan.
"apaan si lu, mulai gak jelas!" protes gua, bukannya apa-apa setiap Leka bicara jantung gua dandutan.
"gua itu dulu menganggap bahwa, lu itu cowok so cool dan gak punya gairah!" terang Leka.
"ya terus??" tanya gua seakan-akan gak peduli.
"yaa ternyata, lu tuh gak seperti yang gua kira!" seru Leka dibarengi senyum manisnya.
"lu itu kebanyakan ngira-ngira!" protes gua.
"biarin!!" balas Leka ketus.
"tapi lu itu manis." terang gua datar.
"apa?? gua gak salah denger." tanya Leka seakan-akan terbang dibuatnya.
"jangan kepedean!!" tembal gua datar "walaupun lu itu manis, tapii lu tuh nyebelin, gembul, cerewet dan satu lagi," gua menggantung perkataan gua dan menatap wajah Leka dengan raut menerawang.
"apa?? lu tuh suka kebiasaan deh, kalo ngomong setengah-setengah." protes Leka membuat gua terpukau.
Dan satu lagi!! lu tuh istimewa Leka Batin gua.
Gua menghela Nafas berat, seakan-akan gua jujur adanya.
"dan satu lagi!! lu tuh galak!" terang gua enteng.
"biarin aja,,," tembal Leka.

Leka memalingkan pandangannya dan menghiraukan gua.

Terimakasih banyak buat kalian yang udah ikut andil kedalamnya...

Salam AlaskaRindu

Dia Dialeka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang