8. "Gani, Gua lapar :("

96 12 0
                                    

Cinta bukan alasan, untuk kamu menyakitinya.
Tapi cinta adalah isyarat untuk memahami dan memastikannya.
Aku mencintai kamu Dialeka.

Januar Damara Argani

Usai menikmati senja, Gua dan Leka bergegas pulang, tapi dipertengahan jalan Leka berhenti didepan tukang Nasi goreng, yang disamping kanannya ada warung Nasi padang.

Leka mematikan mesin motor, dan membuka helm.
"kenapa berhenti? ada masalah." tanya gua panik, sembari turun dari motor.
"Gani, gua lapar!" terangnya dengan raut wajah cemberut.
"terus?" tanya gua bingung "ya kalo lapar tinggal makan!" ujar gua enteng.
Leka menekuk bibirnya yang tipis, membuat dia semakin manis.
"ihh! gak peka." ujar Leka kecewa.
Emang gua salah ya bilang gitu? Emang benerkan kalo lapar tinggal makan? Ahk tau deh cewe emang selalu benar! Batin gua.

"ya udah, lu mau apa?" tanya gua lembut.
"gua mau makan nasi goreng!" jawab Leka.
"jadi kita mau makan dulu baru pulang?" tanya gua memastikan.
Leka hanya mengangguk mengiyakan.

Gua menatapnya geli karena Leka bisa bersikap semanis ini sama gua, ya bagi gua sikap Leka selama ini sangat manis, mungkin karena gua mencintai dia, jadi setiap hal yang gua lalui bersama Leka sangat berkesan.
"ya udah ayo!" ajak gua.
"Gani tunggu!!" Leka menahan gua sembari menggenggam lengan gua.

Gua benar-benar bahagia, kerena Leka menggenggam lengan gua, apa dia mau bergandengan sama gua? Apa gimana?? Sumpah sih perasaan gua gak karuan.
"kenapa?" jawab gua gelagapan.
Leka menatap gua penuh kasih lembut, gua bisa rasakan tatapan hangat Leka.
"helm nya lepas dulu!" ujar Leka sembari tertawa.
Apa helm gua belum di lepas? Sumpah malu-maluin!!pa?? Batin gua.
"ouh iya lupa!" terang gua malu.

Akhirnya setelah melepas helm, gua dan Leka menghampiri tukang nasi goreng yang sedang ramai pengunjung.
"kayaknya bakal lama nunggu nih." ujar Leka.
"jadi gimana? mau nunggu aja." tanya gua memastikan.
Leka terdiam sejenak dan menatap gua bingung.
"gak apa kan kalo nunggu?" tanya Leka dengan muka melas.
"iya gak apa." terang gua.
"yesss!! Makan nasi goreng." sorak Leka penuh gairah.
Kayaknya dia emang lapar banget.
"gua duluan duduk ya." terang Gua.
"okee!" jawab Leka singkat namun bersemangat.

Gua Akhirnya memilih duduk ditempat yang paling pojok, niatnya buat bisa mojok bareng Leka.

Setelah Leka selesai memesan, Leka nyamperin gua.
"ngantuk!" ujar Leka sembari duduk dihadapan gua.
"ngantuk banget ya? Tapi nanti bisa bawa motor kan?" tanya gua.
"bisa, nanti juga kalo dah gak lapar ngantuknya ilang." terang Leka.
Gua mengangguk setuju. Gua terdiam sejenak memperhatikan keadaan sekitar.
"mau nyandar dibahu gua?" tawar gua "biar lu bisa tidur bentaran, lagian nasi gorengnya masih lama." terang gua.
Leka terdiam, mata Leka memandang gua penuh tanya, wajar sih.
"ya udah." ujar Leka tanda setuju.
Leka beranjak dari duduknya dan berpindah kesamping gua.
"mana bahunya?" tanya Leka.
"sini!" terang gua.
Leka menyandarkan kepalanya dibahu gua, tangan gua merangkul Leka.

Kita saling berpelukan, jantung gua bener-bener dag dig dug. Leka memejamkan matanya, membuat gua tersadar bahwa dalam keadaan tidurpun Leka tetap Manis nan cantik.
Rasanya hangat sekali bisa memeluk Leka.

Gua memejamkan mata, menikmati keajaiban semesta, takdir dari sang pencipta

Bersandarlah dibahuku.
Bersama dengan lelahmu.
Penjamkanlah matamu.
Terbangunlah dengan canda tawamu.
Tidurlah Leka dalam dekapanku.
Rasakan detak jantungku.
Hangatnya tubuhku.
Dan hembusan nafasku.
Rinanda Dialeka syahida.
Sekali lagi...
Rinanda Dialeka syahida.
Yang terakhir...
Tetap Rinanda Dialeka Syahida.

Dia Dialeka [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang