Part XIII [Pernikahan]

2.4K 137 2
                                    

***
Prilly's POV

     Perlahan aku mulai membuka mata, samar-samar kulihat bayangan seseorang yang sedang duduk di depanku tapi entah siapa itu. Kepalaku rasanya sangat berat.

     "Prilly lo udah sadar? Syukur Tuhan terima kasih" oh ternyata dia ka Helen, suara cemprengnya langsung menyambutku "Lo di kamar kok, tadi dokter udah periksa dan katanya lo cuma kecapean sama kekurangan cairan aja" seperti mengerti dengan raut mukaku maka ka Helen menjawab dengan detail meskipun aku tidak bertanya.

     Aku bangun dan menyandarkan punggungku pada kepala ranjang, sementara kepalaku sendiri masih agak terasa berat.

     "Lo tunggu sebentar yah, gue ambilin bubur sama minuman dulu. Tadi gue udah masak bubur sama goreng udang kesukaan lo, lo makan yang banyak yah" ka Helen dengan antusias berlari kecil keluar kamar, ini yang membuatku tak bisa jauh darinya; meskipun dia orangnya kepoan tapi rasa sayang dan perhatiannya tak kalah dengan mama kan ka Emily.

     'Klekk'

     Dengan senyum semangat aku menatap ke arah pintu, rasanya sudah tak sabar ingin makan udang goreng kesukaanku tapi sedetik kemudian senyumku luntur ketika melihat yang datang bukanlah ka Helen.

     "Ka" ku berikan senyum kecil dan mulai was-was karena tatapannya yang tak biasa, apa mungkin karena masalah Ali?

     'Plak'

     Tanpa kusangka dia mendaratkan tamparan super panasnya di pipiku, air-mataku sedikit keluar karena perih yang aku rasakan.

     "Ka"

     "Mau lo apa hah?! Dari dulu lo selalu jadi benalu, lo selalu jadi orang yang gue benci. Gue kira setelah gue pergi ke Aus lo akan berubah pas gue balik, tapi ternyata lo lebih parah" sungguh aku tidak mengerti maksud ka Dominique, aku rasa dari dulu hingga kini aku tidak pernah sedikit pun ingin membuatnya marah "Sekarang lo mau rebut Kingston dari gue. Lo tau kan gue itu cinta banget sama dia bahkan gue dulu hampir mati karena dia"

     "Tapi aku dan Kingston sama-sama cinta ka, ma'af tapi kaka cuma masa lalunya"

     "Udah pintar ngomong lo yah"

     Aku menutup mata ketika melihatnya kembali mengangkat tangan bermaksud untuk kembali menamparku.

     "Dominique!"

     Air-mataku membendung ketika melihat sosok kaka tertua kami berdiri di ambang pintu dan menatap horror ke ka Dominique, yah ka Emily ada di sini.

     "Kamu kenapa enggak pernah berubah dari dulu sih? Kaka kira kamu sudah cukup dewasa untuk menanggapi masalah sekecil ini tapi ternyata tidak" ka Emily adalah kaka yang paling dewasa karena semarah apapun dia tidak pernah mengeluarkan nada tingginya pada siapapun seperti sekarang ini.

     "Kalian semua yang kenapa? Dari dulu yang kalian sayang cuma anak kecil ini" katanya emosi menunjukku "Kenapa sih kalian enggak pernah ngertiin aku? Ini masalah hati ka"

     "Mini sadar. Pria itu bukan jodoh kamu sayang, kamu masih bisa mendapatkan pria yang lebih baik dari dia"

     "Kalian semua jahat, egois" ka Dominique melangkah lebar untuk pergi, dia pasti sangat marah dan kecewa sekarang tapi sungguh aku sama sekali tidak ada niat seperti apa yang dipikirkannya.
.
.
.

     "Emily tentu kamu tau betul kan siapa anak Junior itu, kamu tau kan kalau dia memiliki trah pembunuh dari ayahnya itu? Dan kamu mau adik kamu memiliki pasangan seperti dia?"

     Ka Emily beberapa kali memegangi dahinya seperti orang kebingungan "Tapi pa, itu semua sudah masa lalu. Papa harus lupain semua kejadian itu apalagi sekarang Kingston sudah hidup mandiri tanpa ayahnya lagi" ternyata ka Emily tau banyak tentang sosok Kingston, yah kurasa itu wajar karena sewaktu dulu kami masih tinggal serumah ka Emily lah yang sering dibawa pergi sama papa kemanapun.

SURGA DINI [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang