***
Prilly's POVHari ini aku sangat malas ke sekolah akibat dari mataku yang membengkak, merasa mengantuk dan aku juga harus berangkat pagi agar tidak bertemu dengan Ali. Aku menikmati keindahan kota Jakarta melalui kaca jendela mobil, semua pekerja juga tengah dalam perjalanan mereka menuju kantor.
"Aduh maaf non"
"Kenapa pak?"
"Non tunggu sebentar, bapak periksa dulu yah"
Aku hanya menganguk lantas kembali membuang pandanganku ke luar, huft sungguh hari yang sial.
"Aduh non maaf, bannya kempes"
"Aarrgh" lagi-lagi ini adalah hari yang sial, baiklah aku akan sangat bosan jika menunggu orang bengkel datang. Meraih tas, aku pun ikut keluar dari mobil "Yaudah deh pak, Prilly pergi sendiri aja"
"Aduh jangan non, nanti tuan bos marah sama saya kalau hanya mengantar non sampai tengah jalan saja"
"Ya jangan bilang yang sebenarnya dong pak! Gitu aja kok repot" sungguh bukan maksudku untuk tidak hormat pada orang yang lebih tua tapi moodku hari ini memang sangat buruk. Aku berjalan tanpa memperdulikan supir setiaku itu, biarlah nanti setelah perasaanku membaik baru aku meminta maaf padanya.
Setelah beberapa langkah aku merasa kalau ada yang mengikuti langkahku, ah supirku! Apa dia tidak mengerti apa yang aku katakan barusan?"Pak tadi kan Prilly bilang biarin Prilly sendiri aja!" Setelah ini pasti akan kudengar suara takutnya.
Sedetik.
Dua detik.
Tiga.
Empat.
Lima.
"Bie" kata ini yang menggantikan suara supirku.
"Ali" kuhentakan kakiku dan berlari meninggalkannya.
"Hey Bie, wait!" Dia mengejarku, oh jangan! "Bie wait!" Dan akhirnya dia berhasil meraih lengangku.
"Lepas! Get away from me"
"No. Why I have to do it? Tell me what's going wrong?" Dia tetap kekeh tak mau melepasku.
"Hiks hiks hiks" katakanlah aku manja karena baru begini saja aku sudah menangis, tapi inilah aku-- tidak bisa dipaksa.
"Hey kenapa menangis sayang? Aku nyakitin kamu? Maaf kalau gitu, tapi katakan apa yang terjadi? Kenapa kamu menghindariku?" Perlahan dia melepaskan pegangannya padaku dan menggenggam erat tanganku.
"Aaa...aku hiks hiks hiks"
"Udah udah" oh dia memelukku dan harus kuakui kalau ini terasa sangat nyaman "Jangan cerita di sini yah, ayo ikut aku"
***
"Kenapa enggak mau cerita hm?""Aku gak bisa cerita sama kamu, rasanya enggak ennak"
"Kalau gitu tambahin bumbu dong biar ennak" dia menatapku lekat "Hahah bercanda sayang, lagian kenapa ngerasa kayak gitu? Aku ini pacar kamu, teman bicara kamu, jadi jangan merasa seperti itu sayang"
Aku tetap diam. Haruskah aku cerita? Ini masalah tentangnya.
"Sayang aku mohon jangan ada rahasia di antara kita"
Baiklah dia yang menginginkan "Ini semua karena kamu" sudah kuduga kalau dia akan kaget.
"Emang aku kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SURGA DINI [Selesai]
Fiksi PenggemarKetika surga itu datang lebih awal karena pilihan mereka sendiri. #AliPrilly