***
Rahan pria ini mengeras melihat putrinya yang menangis sambil menunduk, antara emosi dan malu bercampur aduk menjadi satu yang ia rasakan."Saya mau mengembalikan putri anda tuan Calistro"
Pemilik nama Calistro ini mengepalkan tangannya, ingin sekali ia menghajar orang ini. Kalimat tadi seakan menjadi sebuah penghinaan bagi seorang Calistro, mengembalikan? Putrinya bukan barang yang dipinjam lalu dikembalikan, tapi ia sadar kalau di sini putrinya lah yang bersalah.
"Lo enggak bisa gitu dong Li" Helena yang tak tega melihat adiknya akhirnya bersuara, dari tadi dia hanya diam menyaksikan "Dalam rumah tangga itu pasti ada masalah dan enggak dengan cara kayak gini menyelesaikannya"
"Helena diam!"
"Enggak pa, biarin Helen ngomong" kali ini Helena benar-benar memberanikan dirinya, tak perduli dengan kemurkaan papanya "Gue tahu adik gue salah tapi biar gimanapun dia istri sah lo. Mau gimanapun kondisinya lo berdua selesain berdua, jangan kayak gini main balikin adik gue"
Kingston menatap Helena dengan sangsi, berani juga perempuan ini. "Tuan putri Helena, adikmu sudah menemukan pria lain. Dia telah menjalin hubungan dengan pria itu selama setahun atau dengan kata lain adikmu telah berselingkuh dengan pria bernama Demian Hermano selama satu tahun" suaranya terdengar lantang dan santai, seperti ingin Helena benar-benar paham dengan perasaannya sekarang. Kemudian dia beralih menatap mertuanya dengan senyum sinis "Dan Junior tidak pernah menerima yang namanya penghianatan"
Sekuat tenaga Calistro menahan emosinya, dia tahu betul kalau ucapan terakhir itu sekaligus sebagai pengingat akan masalah yang menyebabkan mereka menjadi musuh hingga detik ini.
"Tapi ini masalah rumah tangga dan harusnya diselesaikan berdua"
Kingston tertawa "Aku tidak mau banyak berdebat. Tuan Calistro ini putri anda"
"Enggak. Aliiiii" Prilly berlari mengejar suaminya yang sudah berbalik badan meninggalkan rumah ayahnya "Ali aku mau ikut kamu"
"Oscar tahan putriku"
Oscar dan beberapa anak buah lainnya menahan Prilly sehingga perempuan itu benar-benar melihat kepergian suaminya tanpa dirinya yang ikut.
Prilly luruh ke lantai, menangis meratapi apa yang sedang terjadi padanya, keputusan kecil yang ia ambil dua tahun lalu memberikan efek yang sangat dahsyat pada kehidupannya sekarang.
.
.
.'Plak'
Ini adalah tamparan kedua yang didapat Prilly dari mamanya. Sejam yang lalu Hanna sudah tiba di rumah mantan suaminya setelah dihubungi Helena dan diceritakan semua oleh gadis itu.
"Apa mama pernah mengajarkan kamu untuk hal seburuk itu? Apa mama dan papa pernah memberikan contoh seperti itu?"
Rasanya percuma, Prilly tak ada niat sedikitpun untuk menjawab pertanyaan mamanya. Hanna sudah sangat terbawa emosi dan kecewa.
"Mama dulu memang kecewa karena kamu menikah dengan Ali di usia muda, tapi sekarang lebih kecewa dan malu lagi. Mama mendidik kalian dengan baik, ini menyangkut harga diri"
Prilly semakin sadar kalau apa yang dilakukannya ini sangat fatal, sewaktu dulu ia menikah Hanna tidak semarah ini bahkan perempuan itu hadir sebagai saksi di hari pernikahannya dan sekarang mamanya sangat marah dan kecewa.
"Prilly dengar. Terlepas dari dia adalah musuh ayahmu atau bukan, dia tetaplah suamimu"
Kali ini Prilly memberanikan diri menatap mamanya "Ma Prilly enggak pernah mencampurkan urusan itu ma, Prilly bahkan enggak perduli dengan masa lalunya karena bagi Prilly dia ada untuk masa depan" dengan masih terisak namun Prilly berusaha menjelaskan, ia yakin mamanya berpikir bahwa dia mencampurkan urusan papanya dalam rumah tangganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURGA DINI [Selesai]
FanficKetika surga itu datang lebih awal karena pilihan mereka sendiri. #AliPrilly