***
Prilly's POVSemua berjalan dengan baik meski sa'at awal kedatangan kami harus menghadapi beberapa masalah, atau lebih tepatnya aku yang menemui masalah pada pendidikanku karena keadaanku yang sedang berbadan dua akhirnya beasiswaku dicabut. Aku sudah putus asa waktu itu dan memilih berhenti kuliah lalu kembali ke tanah air.
"Kamu tidak sendiri, ada aku yang akan selalu bersama dan mendukungmu"
Itu kalimat yang Ali ucapkan sewaktu aku mengutarakan keinginanku dulu.
Kuelus perut buncitku yang sudah memasuki bulan ke delapan kehamilan sambil memandang suasana malam kota Washington dari balkon apartemen kami.
"Bie makan dulu ini gih" Ali datang membawa sepiring buah-buahan yang sudah dipotongnya dan siap dimakan, ah padahal aku baru saja menghabiskan makan malamku dan itu cukup banyak.
"Hubby aku baru selesai makan loh"
"Ya enggak apa-apa biar anak kita ada makanan buat ngemil kan" hihi masa bayi ngemil? "Ayo makan sambil belajar biar besok ujiannya lancar"
Rencana kami setelah ujian selesai aku akan langsung mengambil cuti untuk melanjutkan semester enamku karena aku harus mempersiapkan diri untuk menunggu kelahiran anak pertama kami.
***
'Bie aku udah otw, bentar lagi nyampe'Aku menekan tombol off di handphoneku setelah membaca pesan dari Ali. Aku sedang berada di boutiquenya Nanda salah satu teman kampusku, aku tidak sendiri karena kami sedang kumpul-kumpul termasuk Caroline dan Yunira juga ada di sini.
Para temanku di sini sangat antusias dengan kehamilanku terlebih Yunira, dia banyak bertanya dan menjelaskan tentang apa yang dia baca di buku kehamilan, dia juga mengutarakan bahwa segera ingin menikah setelah menyelesaikan pendidikan di sini.
"Eh Ra, gue ke toilet dulu yah, entar kalau Ali datang suruh tunggu aja"
Yunira mengangguk atas pesanku padanya. Ali akan datang menjemput ku di sini dan rencananya kami akan jalan-jalan sore karena tidak baik jika aku hanya tiduran terus, yang aku tahu jalan-jalan dan senam ibu hamil bisa memperlancar untuk persalinan nanti.
"Enggak nyangka gue ketemu lagi sama lo, di Amrik pula"
"Sama gue juga, ngikut istri gue yang lagi kuliah di sini"
"Widih, gue sempat enggak nyangka denger kabar lo nikah, mendadak pula. Eh trus gimana tuh si Aurel? Gila udah digrepe sekarang nikah sama yang lain"
"Hahaha tahu aja lo, ya habis gimana? Gue emang dari awal pengen nekat sama dia"
Aku yang sehabis dari toilet mendengar percakapan kedua orang itu, aku tahu salah satunya adalah suamiku tapi yang satu lagi siapa? Sepertinya dia tahu banyak tentang Ali hingga menyingung soal Aurel. Ah, grepe. Kata itu membuat aku sakit hati jika membayangkannya, membayangkan bagaimana mereka bercumbu dulu, membayangkan bagaimana Ali melakukannya bersama Aurel seperti yang sekarang biasa kami lakukan, membayangkan Ali mengucapkan kata cinta padanya, oh gosh!
"Bie?"
Panggilan Ali menarikku dari dunia bayangku, yah karena memang mereka hanya membelakangiku dan aku tidak bersembunyi. Dan sekarang aku bisa melihat pria yang mengobrol bersama Ali, sepertinya dia...
"Prilly?"
"Michael?" Aku ingat sekarang. Dia adalah Michael Fernando, mantan kekasih Niki sekaligus pesepak bola handal yang dipunyai Indonesia. Dia lebih terlihat gagah sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURGA DINI [Selesai]
Fiksi PenggemarKetika surga itu datang lebih awal karena pilihan mereka sendiri. #AliPrilly