***
Prilly's POVSaat menginjakkan kembali kakiku di sini aku sama sekali tidak menyangka, janur kuning itu benar-benar melenkung di depan rumah Niki. Yah, beberapa hari setelah dinyatakan lulus kami langsung kembali mendapat undangan pernikahan Niki. Mungkin ini adalah sebab kenapa selama ini dia berubah, tapi kami juga sama sekali tidak tau siapa calon suami Niki dan kenapa harus menikah secepat ini.
Dengan kebaya pink yang aku gunakan perlahan aku melangkah masuk, Niki memang sengaja memintaku dan Ecca untuk menggunakan kebaya pemberiannya serta tak lupa Ferro dan Julio juga mendapatkan setelan jas yang sama dari Niki."Selamat pagi om"
Om Roy menyambutku dengan senyumnya, beliau adalah ayahnya Niki "Eh pagi nak Prilly, langsung saja ke kamar yah Niki ada di sana"
"Ya mom, saya permisi" semua kain yang didekorasi ini hampir semuanya berwarna pink, yah Niki juga salah satu penyuka warna pink sepertiku.
"Kalian tidak boleh masuk, hanya berdiri di depan pintu" ucapku pada bodyguards sambil memasang wajah tegas, sebenarnya aku malas seperti ini tapi yah mau bagaimana lagi, resiko punya papa killer.
"Prill" pandangan yang aku dapat adalah Niki dan Ecca saling berpelukan dan menangis.
"Nik lo kenapa?"
"Dia selama ini enggak cerita Prill sama kita kalau dia dijodohin. Dan sekarang dia harus nikah sama lelaki pilihan papanya" ternyata ini alasannya selama ini.
"Nik lo kenapa enggak cerita hah!? Lo anggap apa kita ini? Trus Michael gimana?"
"Gue enggak mungkin cerita karena waktunya enggak tepat. Lo ingat kan sa'at pertama kali gue datang ke sekolah dengan mata bengkak, itu adalah kali pertama gue tau kalau gue akan dinikahin" paparnya dengan penuh isakan, berkali-kali tissue itu digunakan untuk menghapus air-mata yang tak hentinya keluar.
"Tapi kenapa? Kenapa enggak nunggu lo selesai kuliah? Kenapa secepat ini?"
"Bokap gue punya utang. Dan soal Michael dia belum tau apa-apa karena dia lagi ada pertandingan di luar negeri"
"Jadi masalah uang Nik? Lo kenapa enggak bilang ke kita sejak awal sih?" Ecca terlihat sangat kesal pada Niki, yah sama aku juga kesal.
"Enggak mungkin. Sa'at itu gue udah mau bilang tapi gue lihat Prilly datang sama bodyguards dan gue yakin kalau Prilly pasti lagi dapat masalah. Sedangkan Ecca, kita lagi marahan. Gue enggak ennak kalau harus ngomong ke kedua cowok itu" ma'afkan aku Niki. Melihat keadaan ini aku jadi semakin merasa bersalah, sahabat tidak ada gunanya aku ini.
"Dan sekarang gue enggak bisa batalin pernikahan ini, mau taruh dimana muka bokap gue?" Lanjutnya masih dengan keadaan menangis.
Akhirnya pernikahan ini pun terjadi, aku dan Ecca mendampingi Niki sampai di depan penghulu. Ibunya Niki sudah meninggal sejak dia masih SD itulah kenapa ayahnya yang memegang kendali sendiri atas dirinya.
Dan yang kulihat suami Niki juga orang baik-baik, dia pemuda yang tampan dan sopan, sangat jauh dari perkiraan kami berempat bahwa suaminya adalah lelaki tua. Tapi mau bagaimana pun juga yang namanya menikah tanpa cinta pastilah menyakitkan.***
"Li kapan sih kita enggak gini terus? Aku khawatir sama kamu tiap kali kita keluar pulangnya kamu harus babak belur terus" ucapku resah padanya yang sedang menyetir mobil. Tadi sewaktu pulang dari resepsi pernikahan Nikita sampai di tengah jalan dia menculikku dari tangan para bodyguards itu, hebat kan dia?"Ya trus harus gimana Bie? Keadaan kita emang gini, katanya kamu masih mau kuliah kan jadi ya keadaan kita harus gini?"
"Ya aku emang masih pengen kuliah tapi keadaan kita enggak gini. Katanya kamu mau tanggung jawabin kehidupan aku, mana? Aku bosen tiap kemana-mana harus dikawal terus"
KAMU SEDANG MEMBACA
SURGA DINI [Selesai]
FanfictionKetika surga itu datang lebih awal karena pilihan mereka sendiri. #AliPrilly