***
5 tahun kemudian...Ruangan ini penuh dengan berbagai model busana yang terbalut indah di boneka manekin, sepatu mahal yang berjejer di setiap sudut ruangan, berbagai produk rias wajah bertaburan indah dalam kaca etalase membuat para kaum Hawa akan merasa ingin memiliki semua itu ketika melihatnya.
Di salah satu sudut ruangan seorang wanita selalu tampil cantik setiap hari tak terkecuali hari ini, dengan terbalutkan jumpsuit warna navy yang terlihat kontras dengan kulit putihnya akan membuat siapapun yang tak mengenalnya berpikiran kalau dia masih gadis.
"Imel hari ini tunangannya Denia kan yang datang?" Tanyanya sembari terus menatap pada layar datar HPnya.
"Betul buk. Datangnya tanpa mbak Denia"
Terdiam sejenak lalu menggeleng kecil, pasangan yang sedikit aneh menurutnya. Teringat kemarin dia baru bertemu dengan putri dari rekan kerja mamanya untuk mem-fitting gaun pengantin, gadis itu datang sendiri tanpa ditemani oleh pasangannya.
Kemudian beralih menatap putri kecilnya yang sedang duduk sambil memakan kue bolu rasa pandannya, Mikayla memang selalu ikut kemanapun Prilly pergi "Kay, Kay enggak mau main di ruangan Bubun di atas?"
Gadis kecil itu menggeleng "Endak, Tay mau cini aja"
Prilly mengangguk lalu mencium pucuk kepala putrinya.
Mikayla Kingston Junior, putri keduanya dan Ali yang lahir tiga tahun lalu. Balita itu lebih suka mengisi waktunya dengan makan daripada bermain boneka barbie.
Sedangkan Diego akan menghabiskan waktunya di depan komputer atau laptop setelah pulang sekolah."Ibu itu tunangannya mbak Denia sudah datang"
"Oh baik bawa dia ke ruangan fitting dan tunjukkan rancangan yang kita punya"
Imel mengangguk paham lantas segera pergi untuk melaksanakan suruhan atasannya.
"Kay mau di sini atau ikut?"
"Itut" Kayla beranjak turun sendiri dari sofa, tak lupa bolunya yang berada di paper bag itu pun ikut dibawanya ke ruangan fitting. Bolu itu dibelikan oleh Ali tadi siang sewaktu mereka menyelesaikan makan siang bersama, dan lelaki itu pun berpesan pada putrinya untuk menghabiskan bolu itu kalau tidak Yahah marah.
Prilly mengikuti langkah kecil putrinya dari belakang, setelah memastikan Kayla sudah duduk dengan baik di sofa, dia pun beranjak untuk bertemu dengan tunangan Denia.
Seorang pria berpostur tubuh tinggi sedang berbicara dengan Imel sambil melihat sebuah setelan jas lengkap yang dikenakan patung di depannya.
"Hallo selamat sore" dengan riang Prilly menyapa pria itu ketika jarak antara keduanya sudah dekat dan ketika pria itu berbalik menghadap padanya rasanya Prilly seperti kembali hidup di masa lalu.
"Prilly"
"De... Demian" Prilly gugup menatap pria itu, dia masih hafal dan sangat yakin kalau ini adalah orang yang sama.
Demian Hermano. Orang yang dulu membuatnya berkhianat pada cinta Ali yang begitu tulus kini berdiri tegap di hadapannya. Prilly sama sekali tak pernah membayangkan ini, dia kira semuanya sudah selesai dan takkan pernah bertemu lagi dengan pria itu.
"Apa kabar Prill? I miss you soo bad"
"Aku baik" rasanya canggung meski di tempat sendiri, Prilly hanya takut kalau pria itu akan mengucapkan sesuatu yang menyingung soal masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURGA DINI [Selesai]
FanfictionKetika surga itu datang lebih awal karena pilihan mereka sendiri. #AliPrilly