Part XIV [Mendua]

2.5K 129 0
                                    

***
    Dia tersenyum sendiri menatap bayangannya di cermin di depannya, kaos hitam polos, jeans dengan motif sobek serta wedges hitam membuatnya tampil menawan pagi ini. Diraihnya tas selempang warna hitam yang berada di sampingnya kemudian melangkah riang menuruni anak tangga yang menghubungkan ke lantai dasar.

    "Sayang" langsung memeluk orang yang dipanggilnya sayang itu dengan erat "Aku ketemuan sama Ecca dan Niki dulu yah, sekalian mau jalan-jalan"

    Pria itu berbalik dan balas memeluknya dengan erat pula "Hati-hati yah, perlu aku antar?"

    Gadis ini tersenyum "Enggak usah, caffe pasti lebih butuh kamu. Aku bisa kok naik taksi"

    "Ok kalau gitu, udah ambil ATMnya?"

    Gadis yang tak lain adalah Prilly ini tersenyum kecil "Hhhm aku ambil 2 hehe, enggak apa-apa kan?"

    Ali mengelus rambut istrinya "Enggak apa-apa kok, terserah kamu sayang. Yaudah jalan gih, hati-hati and enjoy your time girl" sebelum Prilly benar-benar pergi Ali sudah memberinya beberapa ciuman yang mendarat di seluruh permukaan wajah gadis mungil itu.

***
    "Hallooo girls" suaranya girang menghampiri kedua gadis lainnya yang sudah duduk cantik di kursi "Ya ampun gue kangen banget sama kalian"

    "Iih baru beberapa hari doang loh enggak ketemu, masa udah kangen aja"

    "Tau deh Nik, namanya juga pengantin baru kan tiap hari sama suami terus jadi rasanya tuh udah bertahun-tahun enggak ketemu kita" Ecca ikut menimpali godaan Niki pada Prilly.

    "Yeee biasa aja dong buk, kayak gue aja yang pengantin baru lo mah enggak Nik"

    "Oh ya gue mau lanjut kuliah di luar negeri, kalau lo berdua gimana? Masa suami kaya tapi enggak lanjut kuliah sih?" Ecca memulai topik perbincangan baru sambil menyedot minumannya dengan pelan.

    "Gue mah udah malas belajar, gue pengen buka usaha aja dan Levan setuju" Niki mengutarakan rencananya bersama suaminya ke depannya.

     Levan Aditya, pengusaha muda dengan sejuta pesonanya mampu membuat Nikita merasa bahagia, kehidupan rumah tangga keduanya pun sejauh ini terbilang harmonis.

    "Gue mah belum kepikiran, pengen lanjut sih tapi gue enggak mau ah habisin duit Ali, kasihan dia udah kerja sendirian ehh malah gue habisin gitu aja"

    Ecca tertawa melihat ekspresi Prilly yang memikirkan suaminya itu "Ya ampun Prill, Kingston itu banyak duit, bokapnya juga kaya raya, enggak kalah kaya deh sama bokap lo jadi ngapain lo pikirin soal biaya sih?"

    "Ya tapi kan dia udah enggak sama bokapnya lagi, kasihan dong dia"

    Dan ucapan itu kembali mengundang gelak tawa Ecca, dia tau betul siapa Kingston. Pria itu bukanlah pria miskin yang hidupnya serba kekurangan, asetnya juga bukan hanya caffe itu saja "Ok kalau lo kasihan sama suami lo yang tajir itu, gue punya temen dan kebetulan di tempat dia kerja itu ada scholarship ke Amerika. Kalau lo mau gue bisa daftarin lo dan lo tinggal ngikutin tesnya aja, gimana?"

    Prilly diam.

    "Scholarship loh Prill, jadi lo enggak perlu kan habisin duit Ali buat biaya kuliah lo" Niki membenarkan tawaran Ecca.

    "Ya ya sih scholarship, tapi kenapa harus ke Amrik sih? Kan itu artinya gue harus jauh-jauhan sama Ali dong"

    "Ya gue cuma nawarin, lo bicarain dulu sama Kingston. Entar keputusannya gimana lo tinggal hubungin gue aja"

SURGA DINI [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang