***
Setelah mengambil cuti panjangnya untuk menunggu persalinan hal yang dilakukan Prilly adalah hanya berdiam diri di apartemen. Keputusan suaminya yang ingin menyambut kelahiran buah cinta pertama mereka di negeri Paman Sam ini pun dituruti Prilly."Bie aku ke tempat fitness dulu yah" Ali menghampiri istrinya yang sedang duduk sembari mengelus perut besarnya.
Mengangkat wajahnya dan menemukan sang suami sudah lengkap dengan setelan fitness-nya "Aaa kamu jangan pergi hubby di sini aja" tangannya diayunkan ke udara mengisyaratkan kepada suaminya untuk tetap bersamanya.
Ali menurut, dia kemudian berjongkok di depan istrinya "Loh kenapa? Biasanya boleh, ngidam yah? Masa udah sembilan bulan masih ngidam sih?" Menciumi perut istrinya dengan sayang.
"Enggak tahu, pokoknya hari ini kamu enggak boleh kemana-mana. Kalau tetap pergi aku ngambek"
Melihat wajah cuek wanita itu membuatnya mengukir senyum "Enggak perlu ngambek bunda, ayah enggak bakalan pergi kok"
"Apa tadi manggilnya?" Prilly mengigit bibir bawahnya dengan wajah bersemu merah, ada rasa yang berbeda kala mendengar kalimat tadi.
"Bunda dan ayah"
"Aku suka"
Ali bangkit menuju kamar dan kembali beberapa menit kemudian dengan pakaian santainya, merebahkan diri di sofa sebelah istrinya dan ikut menikmati acara televisi yang menurutnya membosankan.
"Hubby menurut kamu calon anak kita ini cewek apa cowok?" Tanya Prilly sembari tetap mengelus perut besarnya.
Ali kembali bangkit menatap istrinya "Cowok"
"Kenapa?"
"Firasat aku bilang gitu"
Prilly mangut-mangut mendengarnya, lalu beralih menatap perutnya dan tersenyum. Rasanya sudah tidak sabat ingin melihat wajah bayi pertama mereka, mereka pun memutuskan untuk tidak melakukan USG untuk mengetahui jenis kelamin sang anak.
Kemudian dia beranjak berdiri meski agak susah, berjalan pelan meninggalkan Ali yang menatapnya bingung.
"Mau kemana Bie?"
"Buatin sesuatu buat kita makan, kamu di sana aja enggak usah ikut" peringatnya pada sang suami, pasalnya ia tahu kalau Ali pasti akan ikut berdiri dan mengawasi semua gerak-geriknya.
'Aku takut kamu kenapa-napa'
'Kalau kamu terpeleset karena lantainya licin gimana?'
Itu adalah dua dari sekian banyak alasan yang Ali gunakan untuk mengikuti kemanapun wanitanya pergi, ke toilet sekalipun.
Prilly berjalan pelan lalu membuka pintu kulkas warna biru tua untuk menemukan sesuatu yang bisa menjadi bahan masakannya, senyumnya mengembang kala melihat sekotak udang yang masih utuh. Diraihnya udang itu, tak lupa ia juga mengambil satu kotak daging ayam untuk suaminya yang alergi makanan laut.
"Aws" belum sempat menaruh dua bahan makanan itu di wastfel rasa sakit sudah mengalar di pinggangnya, membuat udang dan daging ayam itu jatuh ke lantai disusul dengan luruhnya dirinya "Ali" getirnya memanggil sang suami, menahan rasa sakit di tubuhnya.
Ali yang sedang melakukan pengecekan perkembangan bisnisnya melalui gadgetnya langsung bangkit dan berlari menuju dapur, menemukan istrinya yang terlihat sudah sangat kesakitan.
"Bie kamu kenapa?"
"Punggungku sakit banget, pinggang juga"
Kemudian pandangannya jatuh pada sela-sela paha istrinya yang sudah basah "Sayang ketuban kamu udah pecah" lalu digendong istrinya yang sudah sangat kesakitan menuju rumah sakit yang sudah mereka lakukan appointment sejak sebulan lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURGA DINI [Selesai]
ФанфикKetika surga itu datang lebih awal karena pilihan mereka sendiri. #AliPrilly