6. Posisi

1.6K 90 16
                                    

Happy reading guys!

☆☆☆

"Anter gue ke loker gue yuk, Lin."

"Yah Cin.. gue lagi mager nihh."

"Oh yaudah deh." Ucap gue yang kemudian beranjak pergi ke loker.

"Anjir!"
"Ini loker makin penuh aja!" Gumam gue melihat isi loker gue yang penuh.

Tiba-tiba ada seorang cewek yang menghampiri gue.

"Ohh.. jadi, lo yang namanya Cindy?"

"Iya. Kenapa? Ada masalah?" Ucap gue yang sepertinya terdengar menantang.

"Wah,wah,wah!! Jadi ini ya perlakuan adik kelas ke kakak kelasnya?!"

"Mau lo apa sih?! Ngapain nyamperin gue kalo gak ada yang penting hah?!"

'Plaak'  dia menampar pipi kiri gue.

"Itu buat lo!"
"Nih ya! Gue kasih tau, sebelum ada lo, gue yang paling cantik di sekolah ini. Tapi semenjak ada lo, posisi gue jadi turun tau gak?!"
"Jadi.. gue cuman mau bilang, jangan tebar pesona deh! Jelas-jelas gue lebih cantik dari lo!" Ucap cewek itu panjang lebar.

"Heh! Mau lo apa----"

"Kata siapa lo lebih cantik dari dia?!" Tanya kak Revan yang tiba-tiba datang memotong ucapan gue.

"Ka-kakak??" Gumam gue.

"E--emang iya kok! Gue jauh lebih cantik dari dia!"

"Oh, iya katanya. Hahaha!" Kak Revan tertawa mengejek.

"Kalo emang iya, posisi lo sebagai yang paling cantik gak bakal turun dong!" Tegas kak Revan.

"A--a-apa?! Ka--kalo soal itu.. mata murid-murid yang lain aja gak bisa liat. Jelas-jelas gue lebih cantik dari dia!"

"Cih! Lo aja yang gak ngaca!" Tegas kak Revan. Seketika wajah cewek itu memerah. Sepertinya dia menyimpan amarah yang sangat besar.

"Kak, udah kak. Biarin aja." Lerai gue

"Biarin aja, Cin! Biar dia malu!"

"Heh! Orang kayak lo itu, yang lebih mentingin posisi di sekolah dibanding belajar, gak patut sekolah tau gak?!" Lanjut kak Revan.

"Jaga mulut lo!" Ucap cewek itu lalu pergi.

"Lo ngapain sih disini kak?" Tanya gue setelah cewek tadi hilang dari hadapan kami.

"Gue udah ada feeling gak enak, Cin."

"Yeuuu! Gak lagi bercanda nih!"

"Hahaha. Gue cuman kangen sama lo, hehe."

"Ck. Udahlah. Ngaco jawaban lo kak!"

"Gue ke kelas duluan ya." Lanjut gue.

"Iya. Belajarnya harus bener loh ya!" Ucap kak Revan mengacak rambut gue.

My Protective BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang