"Loh? Nathan? Celine?"
"Eh.. Cindy. Mau nonton juga ya?" Ucap Nathan saat tahu bahwa itu adalah Cindy dan ketiga saudaranya.
"Wait. Kok lo berdua ga ngajak-ngajak gue sih? Kan jadinya gue harus pergi sama ketiga brother gue. Udah tau kalo bawa mereka tuh, super duper resek."
"Eh, hehe. Maaf dah, soalnya gue lagi pengen jalan sama Nathan."
"What?! Kalian jadian?! Kok gak bilang-bilang gue sih?"
"Hah?" Ucap Nathan heran.
"Duhh! Kalo gitu, selamat ya buat kalian berdua!" Ucap Cindy menyalami keduanya itu.
"Kak, itu kasih selamat dong! Masa mau diem aja disitu, padahal disini ada yang lagi berbahagia. Ye gak?" Ucap Cindy kepada kakak-kakaknya lalu menggoda keduanya saat di akhir kalimat.
"Eh iya. Selamat ya.." ucap Revan menyalami keduanya, Rava dan Ryan pun mengikuti.
Sedangkan yang disalami, hanya menerima salaman itu dengan wajah yang memperlihatkan kebingungan atas tingkah kakak beradik ini. Ingin memotong pembicaraan tapi tidak bisa.
"Tapi Cin.."
"Tapi apa Nat?"
"Kita gak jadian."
"Astaga Cindyyyyyy! Dasar sesat! Udah salah, nyuruh kita kasih selamat lagi. Kan kita juga yang jadi malu, maemunah!" Seru Ryan. Rava dan Revan mengangguk kompak, lalu diakhiri dengan jitakan di kepala Cindy.
"Awwh! Sakit kakkk!"
"Rasain dah. Itu gak sebanding sama rasa malu kita tadi. Sesat, dasar!" Seru Rava.
"Yaudah, yaudah. Maafin Cindy."
"Eh yaudah, kita nonton yuk." Ajak Nathan.
"Nonton apa nih?" Tanya Cindy antusias.
"Horror aja gimana?" Tanya Celine.
"Boleh tuh."
"Yaudah pesen tiketnya gih, Nat." Suruh Celine.
"Dih! Kok jadi gue sih?!"
"Udah, sana!" Ucap Cindy mendorong Nathan ke arah pembayaran tiket.
***
"Gimana nih tadi film nya?" Tanya Revan.
"Kurang serem ah, bang." Ucap Rava.
"Idih. Cindy aja udah takut sampe-sampe gak mau liat."
"Itu mah lo yang penakut, dek! Hahaha." Ucap Ryan, diikuti tawa mereka semua.
"Ih!"
"Eh iya, gimana sama kalian, Lin, Nat?" Tanya Cindy.
"Hah? Apanya?" Tanya Nathan.
"Film nya lah."
"Film yang tadinya suasana-nya horror, jadi romantis hehe." Jawab Celine.
"Ish! Apaan sih Lin?!" Bisik Nathan tetapi masih bisa terdengar oleh semua.
"Hah? Gimana, gimana? Romantis?"
"Iya Cin. Jadi.......
Flashback on
Terdapat dua orang anak yang sedang bermain petak umpet di apartemen tempat tinggal mereka. Ketika anak yang menghitung selesai menghitung, ia pun mulai mencari. Saat itu ia mendengar suara yang berasal dari lemari baju. Saat ia berteriak nama anak yang menyumput, tidak ada yang menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Brothers
Romance"Ihh!! Kakak-kakak tercintaaa, yang paling Cindy sayang, plis jangan protective bangett. Masa aku deket sama cowo lain aja kalian halangin." "Bukannya gaboleh Cindy sayangg. Kita cuman waspada aja sama cowo lain yang deketin kamu.." ucap Revan "Iya...