27. Kecewa

667 38 21
                                    

Hari ini adalah hari pertama semua murid Starhigh School  melaksanakan Ujian Akhir Semester. Seperti yang telah dikatakan kepala sekolah waktu itu, Cindy sudah belajar sungguh-sungguh agar dapat mendapatkan nilai yang memuaskan. Walaupun sebenarnya, otak Cindy bisa dibilang sangat cerdas.

"Heh! Lo berdua!" Ucap Kevin yang baru saja memasuki kelas.

"Apaan?" Ucap Cindy dan Nathan bersamaan.

"Entar kalo gue panggil, jangan pura-pura gak denger ya! Awas aja lo berdua."

Memang, Cindy dan Nathan termasuk murid cerdas nan teladan. Tak heran, mereka berdua disukai oleh banyak guru di sekolahnya.

"Heh! Siapa lo berani ngomong gitu ke gue?! Lo pikir gue paan?!" Tegas Cindy.

"Babu, maybe."

"Anjir lo!"

Seakan tau dirinya akan diserang habis-habisan oleh Cindy, Kevin berlari ke belakang Nathan. "Than, tolongin gue dari amukan singa Than!"

"Heh! Sembarangan lo manggil pacar gue singa!"

"Cantik-cantik gini dibilang singa." Lanjut Nathan lagi membelai rambut Cindy. Sontak membuat pipi Cindy memerah.

"Waduh! Kita jadi nyamuk, Dy! Pergi aja yuk!" Ucap Kevin bersiap menarik tangan Dyandra yang sedari tadi diam tak berkutik dari sana.

"Nggak! Gue mending jadi nyamuk daripada sama lo!" Seru Dyandra melepas tangan Kevin yang menggemgamnya.

"Ih kok lo gitu sih? Jahad banget."

"Jijik!" Ucap mereka bertiga bersamaan.

Kevin mengerucutkan bibirnya. "Terserah deh! Pokoknya lo berdua gak boleh pura-pura gak denger kalo gue panggil nanti. Awas aja!"

"Bodo!" Ucap mereka berdua lalu pergi dari sana, begitupun Dyandra. Mereka meninggalkan Kevin yang sedari tadi sudah berdecak kesal.

°°°

"Huftt.."

Sedari tadi, Cindy tak bisa tenang. Ia takut, nilai-nilai rapotnya kini malah lebih buruk dari rapot SMP nya dulu.

Ia berkali-kali menarik lalu membuang napas kasar.

Deg-degan. Itulah yang dirasakan Cindy saat ini. Kakinya tak berhenti bergoyang karena saking deg-degan nya.

"Udahlah dek. Kakak percaya nilai kamu pasti bagus pake banget semester ini." Ucap Revan.

Yap, Revan yang akan mengambil rapot Cindy. Karena Revan adalah pengganti kedua orang tua Cindy yang sudah lama tiada.

"Ihhh! Kakak tau darimana? Emang kakak gurunya? Enggak kan?"

Revan terkekeh. "Kakak emang bukan gurunya, Princess. Tapi kakak tau, kamu pinter, teladan lagi. Pokoknya, tebakan kakak kali ini gak bakal salah." Revan tersenyum sambil memainkan rambut Cindy.

Cindy pun ikut tersenyum. "Makasih kak. Kakak udah buat aku gak terlalu cemas lagi. Tapi.. amin-in aja deh soal yang kakak bilang barusan."

Revan mengacak rambut Cindy saking gemasnya. "Iya, amin."

***

"Tuh kan! Apa kakak bilang. Nilai kamu bakal selalu memuaskan." Ucap Revan yang sudah selesai mengambil rapot Cindy.

Cindy tersenyum lega. "Huftt.. syukurlah."

My Protective BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang