- two : upset

12.7K 1.4K 12
                                        

i only have one mask for one life

•••


Senin malam, dan besok pagi Jaehyun akan pergi ke Dubai selama satu bulan juga meninggalkan buah hatinya seorang diri di negara yang berbeda.

Jaehyun dengan segelas kopi hitamnya sedang menikmati angin sepoy-sepoy dari balkon mansionnya. Melihat pemandangan kota yang terlihat darisini.

Suara derap langkah semakin mendekat, Jaehyun yakin itu adalah anaknya yang tadi suruh dia keluar kamar untuk berbicara.

What's wrong, Dad?

Jeno dengan hoodie merah yang berpadu  celana selutut itu duduk disamping Jaehyun menatap pemandangan yang sama dengan netra sang ayah.

Pria berambut hitam legam itu menghela nafas samar. “Kamu udah tahu daddy bakal pergi ke Dubai?” tanya dia.

Jeno mengangguk. “Udah tahu dari uncle Doyoung.” jawabnya acuh.

“Kamu gapapa daddy tinggal selama itu?” tanya Jaehyun hati-hati sambil melirik anaknya dari ujung matanya.

Remaja itu tersenyum miring. “Pergi aja, lagian daddy juga pernah ninggalin Jeno selama delapan bulan disini.” sarkasnya dengan suara lirih.

Jaehyun bungkam, memang benar. Dia pernah meninggalkan Jeno selama delapan bulan ketika umur lima tahun dan ternyata anak itu masih ingat.

Tangan kekarnya mengusap wajahnya perlahan, dia tidak tahu akan menjawab apa. Hubungannya dengan Jeno bisa terbilang cukup canggung, karena jarang bertemu.

“Kamu gak mau ikut daddy aja?” tawar Jaehyun lembut, dan kini berani menatap Jeno lekat.

Jeno terdiam, sedetik kemudian kepalanya menggeleng. “Itu urusan daddy, ngapain Jeno ikut-ikutan?” ketusnya.

“Arjeno, kamu beneran mau disini sendiri?” ulang Jaehyun sedikit frustasi.

“Jeno udah sering ditinggal daddy, ditinggal sebulan sama daddy bukan masalah yang besar.” jawab Jeno dingin menatap manik sang ayah datar.

Pria itu tidak berkutik, rasanya tiba-tiba sangat bersalah ketika mendengar ucapan Jeno seperti itu. Terlihat seperti Jaehyun tidak memiliki waktu untuk sang anak.

“But.. About christmas—”

“I will celebrate with my friends.” potong Jeno cepat.

“Teman kamu yang mana?”

Satu alis Jeno terangkat. “Sejak kapan daddy peduli sama temen-temen Jeno?” cibir Jeno tersenyum nanar.

“Jeno—tell me.” tegas Jaehyun dan langsung membuat Jeno merotasikan matanya malas.

“Sama temen satu organisasi.” sahut anak itu seadanya.

“Yaudah, terserah kamu.” final Jaehyun tidak habis pikir.

Justru ucapan itu membuat Jeno diam-diam terkekeh pelan. Memang Jaehyun tidak pernah peduli kepadanya itu hanya bualan saja, Jaehyun tidak pernah bertindak dengan ucapannya.

the siblings Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang