- thirty one : müde

6.6K 877 13
                                    

Let's begin.

--

Malam hari, Soobin berjalan keluar dari rumahnya untuk membuang sampah sisa makanan cepat saji yang dia beli beberapa jam lalu.

Suasana perumahannya memang selalu sepi, jadi Soobin nggak heran kalau disini begitu sunyi.

Tapi dia merasa ada yang aneh, seperti sesuatu yang tengah memperhatikannya dari jauh.

Krssk.

"Orang gabut kali."

Soobin pun masuk kembali ke dalam rumahnya.

"Lo sih! Gue bilang diem aja! Jangan buat suara!" omel Sanha karena Haechan nggak sengaja menginjak sampah plastik.

Haechan mendengus. "Nggak sengaja! Mana gue tau kalo ada sampah!" sungut Haechan gak mau kalah.

Felix meletakkan jari telunjuknya di bibir. "Bisa diem nggak." bisiknya.

Mereka mengangguk.

Jaemin menghela nafas. "Kapan kita kesana sih, udah gatel gue."

"Jeno aja belum datang." jawab Kuanlin yang masih memperhatikan rumah Soobin.

Jadi.. Mereka bersembunyi di belakang mobil Kuanlin karena Soobin tiba tiba keluar dari rumah.

Malam ini, mereka akan melakukan aksinya. Orang seperti Soobin nggak harusnya terus berkeliaran, bisa jadi dia melakukan hal yang lebih buruk daripada sebelumnya.

Kuanlin berdecak. "Guys, kata Jeno duluan aj-"

"Gila lo?! Mana berani gue!" Hyunjin membulatkan matanya.

"Kita kan bareng bareng! Gimana sih lo, kalo lo mau sendiri yaudah sono." Jaemin merotasikan matanya.

"Eh, serius ini. Jeno nyuruh kita duluan, katanya lima menitan lagi baru sampai." jelas Kuanlin sambil memegang ponselnya.

Haechan menghela nafas. "Yaudah lah, ayok. Demi kedamaian!"

"Bahasa lo demi kedamaian."

"Kakanda Yoo Sanha apa tidak bisa tidak berbuat keributan dengan pangeran sebentar saja?" Haechan mengedipkan matanya.

Sanha bergidik ngeri. Haechan lebih menyeramkan di malam hari, bisa berubah menjadi putri kerajaan Neptunus.

"Geli anjir, jauh jauh lo dari gue." Sanha berlindung di samping Hyunjin.

Hyunjin berdecak. "Ngaca dong gembel, lo lebih tinggi dari gue!"

"Eh! Itu si Felix mau kemana anjir?!" pekik Kuanlin.

Semuanya melotot, mereka langsung berlari mengekori Felix yang sudah mengambil garis start lebih dulu.

Haechan rasanya mau misuh misuh aja sambil ngetekin Felix nanti.

"FELIX KALEM WOI!" teriak Haechan tanpa sadar.

"Berisik!"

"Hehehe, kalem lin.."

Felix berdiri paling depan, di belakangnya ada Kuanlin sampai Sanha yang berjajar rapih.

the siblings Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang