the siblings

- eight : begin of war

how can..

—

Siang ini seisi kantin heboh liatin Lia yang kini merasa nggak nyaman karena pusat perhatian.

Ryujin, Yeji dan Yuna juga belum tahu kenapa daritadi banyak yang liatin Lia semenjak mereka duduk.

“Lia, lo nggak buat masalah?” tanya Ryujin hati hati.

Gadis itu mendengus kemudian menggeleng. “Nggak, lo tahu gue kayak gimana di sekolah.” jawabnya.

Yeji mengangguk. “Iya sih.. Lo kan pendiem masa sih buat masalah?” gadis itu ikut bingung.

Yuna yang sibuk mencari info dari beberapa temannya yang lain juga membuat semua aplikasi media sosial itu tiba tiba terdiam.

Matanya menatap Lia ragu kemudian balik menatap ponselnya.

“Li—”

“LIAAAAAA!!!!!!”

Belum selesai Yuna memanggil Lia tapi sudah terpotong dengan kedatangan Felix dan kawan kawannya yang terlihat tergesa memasuki kantin.

Lia mengernyit pelan. “Berisik banget lo. Kenapa?”

Felix berdecak pelan. “Lo pacaran sama ketos GS?”

Gadis itu melotot. “Itu siapa! Gue nggak pacaran kok!” elak Lia ketus menatap Felix tajam.

“Kak.. Lia.. Coba liat ini..” Yuna menyodorkan ponselnya.

Gadis itu membulatkan matanya nggak percaya, siapa yang berani fotoin mereka dari jarak sedekat itu?

Jelas Lia ingat foto itu diambil dimana, beberapa hari lalu dimana Lia dan Jeno makan malam di sekitar sungai Hangang kemudian bertemu Hangyul juga Haneul.

Tapi gadis itu nggak bisa berbuat apapun, masih kaget.

“Terus gimana?! Lo pacaran sama si ketos?!” tanya Yeji penasaran.

Lia menggeleng, Felix bernafas lega.

“Gue nggak pacaran sama Jeno. Gue cuman deket aja sama Jeno.” ungkap gadis itu tenang lalu menyedot minumannya kembali.

Felix tercengang. “Gila. Lo sesantai ini ketika lo bisa ada di ambang masalah sama gengnya Nancy.”

“Urusannya sama gue apa? Gue nggak pacaran sama Jeno.” jawab Lia dingin, nadanya semakin ketus.