Jaehyun berpikir kalau ini memang waktu yang tepat, sebut dia brengsek tapi memang itu kenyataannya.
Beberapa hari yang lalu, Rose datang ke kantornya yang jelas membuat pikirannya kacau.
Di satu sisi, dia ingin menarik kembali tapi dia bingung harus memulai darimana semuanya. Tapi dia sadar, bahwa dia memang sudah nggak pantas lagi bagi Rose.
Dia sudah gagal menjadi seorang ayah yang baik untuk Jeno, dia malah membuat Jeno memiliki trauma di masa lalu dan membiarkan anak itu melewatinya seorang diri.
"Aku seneng, aku bakal jadi mama-"
"Aku cuman kenalin kamu, bukan nikahin kamu." sarkas Jaehyun.
Menyewa ruang VIP untuk makan malam mereka, Jaehyun berharap Jeno segera datang.
Tepat pukul tujuh, pintu terbuka menampilkan sosok Arjeno Jung dengan kameja garis berwarna navy. Menatap mereka dengan rahang yang terangkat.
Tatapan Jeno berubah menjadi begitu tajam ketika melihat siapa yang duduk di sebelah ayahnya itu.
"Jeno?"
"Ya?"
"Cepet. Jeno nggak suka basa basi." Jeno duduk di kursinya.
Jaehyun tersenyum tipis. "Calm down, we have so much time here."
"It's you, not me."
"Let's begin the dinner, okay?" ucap Jaehyun dan mereka mulai memakan makanan yang sudah di sediakan.
Jeno nggak banyak berbicara. Dia merasa nggak asing dengan wanita di depannya ini dan sekarang dia tengah mengingat ngingat sesuatu.
"How about your school?"
"As always, tired."
Jaehyun terkekeh pelan. "Rest well last night?"
"Nope. I took care of the case at the police station." jawab Jeno dingin.
"What?"
"No more repeat."
Setidaknya, perasaan Jeno lebih tenang setelah ada makanan yang masuk ke perutnya. Dia lupa kapan terakhir dia makan kemarin.
"Sekarang, daddy mau kenalin.."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.